Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Keindahan Sendai Tak Pudar Tersapu Gelombang

Kompas.com - 11/06/2016, 11:09 WIB

CAKRAWALA biru teduh menaungi pulau-pulau kecil di hamparan Teluk Matsushima. Ribuan camar riuh berkejaran, menembus udara hangat di akhir musim semi. Itulah waktu terbaik bagi kaum burung-burung migran singgah mencari makanan, pasangan, dan bertelur.

Pemandangan seperti itu cukup lama dinanti Haruo Kidii (78) dan Kuriko (69). Setelah 10 tahun absen berkunjung, pasangan lanjut usia asal Osaka ini akhirnya mencapai teluk yang terletak di pesisir kota Sendai, Prefektur Miyagi, Jepang, Jumat (13/5/2016).

Dari atas dermaga, keduanya terlihat takjub. Kuriko terharu menyaksikan betapa semarak suasana teluk. Ratusan pulau nan permai terbentang luas di hadapannya. Dari kejauhan, kapal-kapal wisata menembus perairan untuk kembali pulang. Di tepi pantai, burung-burung bertengger di atas bangunan, tiang, ataupun lantai dermaga.

Tempat itu bagai tak berubah, pun setelah luluh lantak tersapu gelombang besar pada Maret 2011. Gempa bumi berkekuatan 8,9 skala Richter disusul tsunami dahsyat telah menelan korban 15.269 orang tewas dan 8.526 orang lainnya hilang di 6 prefektur wilayah Tohoku.

Kota Sendai di pantai timur mengalami kerusakan terparah, tak terkecuali pulau-pulau di Matsushima. Tingginya gelombang hingga 10 meter dengan ganas menyapu bangunan-bangunan sepanjang pantai. Keadaan berubah dalam sekejap. Keelokan teluk lenyap dengan hanya menyisakan puing-puing berserak di mana-mana.

Lima tahun berlalu pasca bencana. Haruo dan Kuriko sempat ragu untuk kembali mengunjungi Matsushima. Namun, agen perjalanan yang mereka hubungi mengusulkan pasangan ini mengunjungi teluk itu.

Matsushima memang populer sebagai salah satu dari tiga lokasi wisata kepulauan terindah di Jepang, selain daratan panjang berpasir Amanohashidate di Prefektur Kyoto dan kepulauan Miyazima di Hiroshima.

Keraguan mereka akhirnya pupus. Keduanya membuktikan Matsushima sudah benar-benar pulih. Tidak ada lagi puing-puing dan sampah berserakan di sekitar pantai. Tak tampak pula bangunan hancur dan tangisan warga yang ditinggal keluarganya.

”Sungguh lega mengetahui segalanya telah kembali normal. Kehancuran akibat tsunami bagai tak berbekas di tempat ini. Matsushima masih seindah yang kami harapkan,” ujar Kuriko.

Keduanya menjelajahi pulau-pulau di sekitar teluk selama satu jam dalam sebuah kapal wisata. Ada lebih dari 260 pulau di kawasan ini, tetapi hanya empat yang berpenghuni.

Sebagian besar pulau menjadi tempat persinggahan burung-burung migran untuk singgah dan bertelur. Kehadiran mereka jadi salah satu tujuan wisatawan berkunjung.

Tempat itu terlihat lebih indah di musim semi saat bunga-bunga sakura bermekaran, di antara tanaman pinus. Pada kedatangan Kompas bersama tiga media dalam negeri, yang didukung oleh Japan National Tourism Organization (JNTO) dan maskapai All Nippon Airlines (ANA), masih tampak sakura-sakura mekar meskipun warna merah jambunya mulai memucat seiring berakhirnya musim semi.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Traveler Wajib Tahu, Ini Kelebihan E-Paspor ketimbang Paspor Biasa

Traveler Wajib Tahu, Ini Kelebihan E-Paspor ketimbang Paspor Biasa

BrandzView
Puas dengan Pelayanan, 98 Persen Jemaah Ingin Umrah Kembali Bersama Jejak Imani

Puas dengan Pelayanan, 98 Persen Jemaah Ingin Umrah Kembali Bersama Jejak Imani

Travel Update
Deep and Extreme Indonesia 2024 Digelar mulai Kamis Ini di JCC Senayan

Deep and Extreme Indonesia 2024 Digelar mulai Kamis Ini di JCC Senayan

Travel Update
Pertemuan Asosiasi Pemda di Asia Pasifik Digelar Bersama Likupang Tourism Festival 2024

Pertemuan Asosiasi Pemda di Asia Pasifik Digelar Bersama Likupang Tourism Festival 2024

Travel Update
Desainer Indonesia Akan Pamer Kain dan Batik di Italia Bulan Depan

Desainer Indonesia Akan Pamer Kain dan Batik di Italia Bulan Depan

Travel Update
4 Tips Berkunjung ke Pasar Antik Cikapundung, Siapkan Uang Tunai

4 Tips Berkunjung ke Pasar Antik Cikapundung, Siapkan Uang Tunai

Jalan Jalan
Pasar Antik Cikapundung, Tempat Pencinta Barang Lawas di Bandung

Pasar Antik Cikapundung, Tempat Pencinta Barang Lawas di Bandung

Jalan Jalan
KONI Dorong Kota Malang Menjadi Destinasi Sport Tourism

KONI Dorong Kota Malang Menjadi Destinasi Sport Tourism

Travel Update
Koryu Space Japan Foundation: Lokasi, Jam Buka, dan Harga Tiket Masuk

Koryu Space Japan Foundation: Lokasi, Jam Buka, dan Harga Tiket Masuk

Travel Tips
Koryu Space Japan Foundation, Working Space Gratis di Jakarta

Koryu Space Japan Foundation, Working Space Gratis di Jakarta

Travel Update
 Legaran Svarnadvipa di Tanah Datar Sumbar, Pertunjukkan Seni untuk Korban Bencana

Legaran Svarnadvipa di Tanah Datar Sumbar, Pertunjukkan Seni untuk Korban Bencana

Travel Update
Pengalaman ke Hutan Kota Babakan Siliwangi Bandung, Menyejukkan Mata

Pengalaman ke Hutan Kota Babakan Siliwangi Bandung, Menyejukkan Mata

Jalan Jalan
Taman Sejarah Bandung: Daya Tarik, Jam Buka, dan Tiket Masuk

Taman Sejarah Bandung: Daya Tarik, Jam Buka, dan Tiket Masuk

Jalan Jalan
Cara ke Pasar Antik Cikapundung di Bandung Naik DAMRI dan Angkot

Cara ke Pasar Antik Cikapundung di Bandung Naik DAMRI dan Angkot

Travel Tips
Larangan 'Study Tour' Disebut Tak Berdampak pada Pariwisata Dieng

Larangan "Study Tour" Disebut Tak Berdampak pada Pariwisata Dieng

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com