Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sishlik dan Yogurt di Teheran

Kompas.com - 05/09/2016, 15:03 WIB

Tentang masakan panggangan, restoran yang direkomendasi untuk dicoba adalah Shandiz di bagian utara Teheran. Kami menunggu hampir 1 jam walaupun sudah lewat jam makan siang, sebelum akhirnya mendapat meja.

Sambil menunggu pesanan sate domba dan ayam datang, kami menghabiskan roti san-gak, nasi safron, dan selada letus-tomat dengan teman keju dan saus yang dari rasanya terbuat dari kacang lentil.

Saat sate datang, tampilannya mengejutkan. Tusuk sate yang panjangnya hampir 1 meter itu berisi lima potong iga domba yang masih panas. Perlu bantuan pramusaji melepaskan iga-iga itu dari tusukan logam.

Menurut cerita, sate yang disebut sishlik itu berasal dari kebiasaan serdadu Persia yang memanggang daging menggunakan pedang.

Yang membuat sate atau lebih tepatnya daging domba panggang di Shandiz benar-benar enak adalah dagingnya yang lembut. Rasa daging menonjol, tetapi tanpa bau domba.

Selain bumbu yang lembut, panas api panggangan yang tepat memainkan peran penting. Seorang teman yang tak suka daging domba, akhirnya menghabiskan dua potong, seperti juga saya.

Hal yang secara cepat dapat dikenali dari masyarakat Teheran adalah mereka tidak keberatan duduk berdekatan satu meja panjang dengan orang asing, seperti kami alami di Moby Dick dan Shandiz.

Rasa makanan mereka terhitung tawar bila dibandingkan dengan makanan berbagai daerah Nusantara, tetapi kualitasnya baik, menandakan standar hidup lumayan tinggi.

KOMPAS/NINUK MARDIANA PAMBUDY Sate ikan salmon, salah satu menu di Restoran Moby Dick, Teheran, Iran. Jeruk nipis, daun selada, dan acar timun menjadi pendamping umum makanan lokal.
Harga makanan? Kami membayar sekitar Rp 120.000 per orang untuk iga domba dan ayam panggang, roti, nasi safron, serta salad letus, tomat, dan wortel.

Tidak murah, tetapi juga tidak mahal untuk negara dengan rata-rata pendapatan per kapita hampir 6.000 dollar AS per tahun (pendapatan orang Indonesia sedikit di atas 4.000 dollar AS).

Sayang restoran ini tak menyediakan makanan penutup, meskipun menyediakan bir tanpa alkohol dan Coca-Cola yang label di kalengnya bertulis huruf Parsi. (NINUK MARDIANA PAMBUDY)

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 28 Agustus 2016, di halaman 28 dengan judul "Sishlik dan Yogurt di Teheran".

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pengalaman ke Pasar Kreatif Jawa Barat, Tempat Nongkrong di Bandung

Pengalaman ke Pasar Kreatif Jawa Barat, Tempat Nongkrong di Bandung

Jalan Jalan
Libur Panjang Waisak 2024, KAI Operasikan 20 Kereta Api Tambahan

Libur Panjang Waisak 2024, KAI Operasikan 20 Kereta Api Tambahan

Travel Update
Pasar Kreatif Jawa Barat: Daya Tarik, Jam Buka, dan Tiket Masuk

Pasar Kreatif Jawa Barat: Daya Tarik, Jam Buka, dan Tiket Masuk

Travel Update
Berkunjung ke Pantai Nangasule di Sikka, NTT, Ada Taman Baca Mini

Berkunjung ke Pantai Nangasule di Sikka, NTT, Ada Taman Baca Mini

Jalan Jalan
10 Wisata Malam di Semarang, Ada yang 24 Jam

10 Wisata Malam di Semarang, Ada yang 24 Jam

Jalan Jalan
Tanggapi Larangan 'Study Tour', Menparekraf: Boleh asal Tersertifikasi

Tanggapi Larangan "Study Tour", Menparekraf: Boleh asal Tersertifikasi

Travel Update
Ada Rencana Kenaikan Biaya Visa Schengen 12 Persen per 11 Juni

Ada Rencana Kenaikan Biaya Visa Schengen 12 Persen per 11 Juni

Travel Update
Kasus Covid-19 di Singapura Naik, Tidak ada Larangan Wisata ke Indonesia

Kasus Covid-19 di Singapura Naik, Tidak ada Larangan Wisata ke Indonesia

Travel Update
Museum Kebangkitan Nasional, Saksi Bisu Semangat Pelajar STOVIA

Museum Kebangkitan Nasional, Saksi Bisu Semangat Pelajar STOVIA

Travel Update
World Water Forum 2024 Diharapkan Dorong Percepatan Target Wisatawan 2024

World Water Forum 2024 Diharapkan Dorong Percepatan Target Wisatawan 2024

Travel Update
Tebing di Bali Dikeruk untuk Bangun Hotel, Sandiaga: Dihentikan Sementara

Tebing di Bali Dikeruk untuk Bangun Hotel, Sandiaga: Dihentikan Sementara

Travel Update
Garuda Indonesia dan Singapore Airlines Kerja Sama untuk Program Frequent Flyer

Garuda Indonesia dan Singapore Airlines Kerja Sama untuk Program Frequent Flyer

Travel Update
5 Alasan Pantai Sanglen di Gunungkidul Wajib Dikunjungi

5 Alasan Pantai Sanglen di Gunungkidul Wajib Dikunjungi

Jalan Jalan
Pantai Lakey, Surga Wisata Terbengkalai di Kabupaten Dompu

Pantai Lakey, Surga Wisata Terbengkalai di Kabupaten Dompu

Travel Update
Bali yang Pas untuk Pencinta Liburan Slow Travel

Bali yang Pas untuk Pencinta Liburan Slow Travel

Travel Tips
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com