Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Teheran, Jangan Menilai dari Bandaranya

Kompas.com - 23/09/2016, 19:03 WIB

Bangunan lama tetap terpelihara. Istana bekas tempat tinggal Shah Iran Mohammad Reza Pahlevi yang meninggalkan Iran saat pecah revolusi tahun 1979, misalnya, terawat baik hingga ke isinya dan menjadi tempat kunjungan wisata.

Salah satunya Niavaran yang merupakan rumah musim panas. Di paviliunnya, tempat Shah Reza dulu tinggal, ada penyekat ruangan bergambar wayang kulit pemberian Presiden Soekarno.

Sanksi PBB sudah dicabut sejak Januari 2016 dengan syarat Iran memenuhi janji menggunakan teknologi nuklirnya untuk keperluan damai. Negara ini bersiap mengejar ketertinggalannya. Tetapi, Amerika Serikat masih memberlakukan sejumlah sanksi dengan akibat cukup merepotkan.

Kartu kredit tidak berlaku di hampir semua tempat karena layanan kartu kredit terhubung dengan sistem keuangan AS. Ekspor ke Iran banyak melalui negara ketiga sebab bank-bank besar memilih bersikap menunggu. Kopi Torabika yang digemari di Iran, misalnya, harus melalui Dubai untuk sampai ke Teheran.

Jejak fisik ketidaksukaan warga Iran kepada Amerika Serikat masih tertinggal. Di salah satu gedung tinggi di dekat bekas Kedutaan AS, tulisan ”Down with the USA” terpampang mencolok dari kejauhan.

Seribu taman

Teheran mendapat sebutan kota seribu taman. Taman umum yang terawat ada di mana-mana. Pada musim panas dengan suhu sekitar 32 derajat celsius pada siang hari dan 20 derajat pada malam hari, warga Teheran senang berada di taman hingga malam hari, bahkan menginap.

Taman Laleh di dekat Hotel Espinas di pusat kota ramai oleh mereka yang berolahraga pagi, termasuk pada hari kerja, Selasa. Di pinggir taman beberapa tenda berdiri dan sejumlah selimut tebal digantung di tiang.

Jembatan Tabiat, menghubungkan dua taman yang terpisah oleh jalan raya, merupakan karya arsitektur ikonik. Jembatan berkelok yang resmi digunakan tahun 2014 itu dirancang arsitek Iran, Leila Araghian, saat berusia 26 tahun.

KOMPAS/NINUK MARDIANA PAMBUDY Teheran mendapat julukan Kota Seribu Taman karena taman ada di mana-mana. Salah satu kegiatan yang disediakan adalah bersepeda di mana jalur sepeda tersedia di taman itu.
Jembatan ini dengan sendirinya membuat orang ingin berlama-lama menikmati pemandangan ke arah dua taman di bawahnya sambil memandang kota Teheran.

Teheran memiliki banyak tempat menarik. Berjalan malam hari juga aman, bahkan untuk perempuan.

Seperti dikatakan Sekretaris III Fungsi Ekonomi Kedutaan Indonesia di Iran merangkap Turkmenistan, Novi Baiq, dia merasa sangat aman berjalan sendiri pada malam hari. ”Pelaku kekerasan terhadap perempuan dihukum berat, bisa hukuman mati kalau memperkosa,” kata Novi. (NINUK MARDIANA PAMBUDY)

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 18 September 2016, di halaman 28 dengan judul "Jangan Menilai dari Bandaranya".

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com