Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menginap di Kamar Seharga Rp 2 Juta Per Malam di Pegunungan Tengah Papua

Kompas.com - 03/10/2016, 18:55 WIB
Garry Andrew Lotulung

Penulis

Setelah sejenak berada di kamar, kami segera ingin melihat suasana pegunungan. Cuaca yang sangat dingin, dan hujan yang sering turun memberikan tantangan berbeda selama berkunjung di Distrik Ilaga ini. Sore hari berasa sangat cepat, dan cuaca segera menjadi gelap. Kabut yang turun menambah sepi suasana kota yang sangat jauh dari keramaian ini.

Keesokan harinya kami mengunjungi pasar tradisional Kago, satu-satuya pasar yang ada di Distrik Ilaga. Pasar ini hanya ramai pukul 08.00 hingga pukul 12.00. Selain hasil bumi, di sana juga dijual berbagai bahan makanan yang dibawa dari luar daerah itu. Namun tentu saja harganya berbeda.

Baca juga: Warna-Warni Pasar Tradisional Kago di Pegunungan Distrik Ilaga

Beras Bulog misalnya, dibandrol dengan harga Rp 500 ribu per 15 kg, gula pasir Rp 30 ribu per 6 ons, minyak goreng Rp 50 ribu per liter dan air mineral kemasan kecil Rp 15 ribu, ukuran sedang 600 ml dihargai Rp 25 ribu, sedangkan yang besar ukuran 1 liter harganya Rp 60 ribu.

Melihat harga-harga itu, akhirnya kami tidak jadi belanja apa-apa.

Tidak hanya harga sembako yang tinggi, harga BBM pun sangat tinggi. BBM jenis Premium, Solar dan minyak tanah harganya sama, Rp 50 ribu per liter.

Hal itu pula yang menyebabkan tarif ojek menjadi sangat mahal, yakni Rp 50 ribu setiap 2 km.

Tingginya harga sembako, BBM dan kebutuhan pokok lain merupakan akibat mahalnya biaya angkut.  Ini disebabkan belum adanya akses jalan darat ke sana, sehingga pengangkutan hanya dilakukan melalui jalur udara yaitu menggunakan pesawat perintis yang kapasitas angkutnya hanya 1,3 ton.

Namun saat ini di Distrik Ilaga telah dibangun SPBU, dan menjadikan harga bensin jenis Premium  turun drastis dari Rp 50 ribu menjadi Rp. 6.500 per liternya.

Setelah hadirnya SPBU, Pemda Kabupaten Puncak Papua memiliki sebuah pesawat jenis DHC - 4 T Turbo Caribou, sebuah pesawat kargo yang dikhususkan dengan kapasitas 4 ton untuk menggangkut barang. Pesawat ini jauh lebih besar dari pesawat-pesawat lain yang mendarat di sana.

Masyarakat berharap hadirnya pesawat ini bisa mengatasi mahalnya harga sembako, BBM dan kebutuhan pokok lainnya.

Baca: Upacara Bakar Batu Tandai Murahnya BBM di Puncak Papua

Menurut Bupati Kabupaten Puncak, Willem Wandik, adanya pesawat baru ini merupakan solusi cepat dalam mengatasi keterisolasian, dan berdampak besar bagi pertumbuhan perekonomian masyarakat di Kabupaten Puncak Papua.

Saya jadi membayangkan, mungkin beberapa bulan ke depan, kamar seharga Rp 2 juta yang saya tempati bakal dilengkapi fasilitasnya menjadi lebih “layak” dihargai dengan uang sebesar itu.

Kompas Video Upacara Bakar Batu di Puncak Papua
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com