”Pondok wisata sama sekali belum ada. Pantai ini sepi dan hanya tumbuhan berduri saja di sepanjang pantai ini. Jauh berbeda dengan sekarang. Tak menyangka bisa indah seperti sekarang,” kata Ardun sambil sesekali tangannya menunjuk arah pantai dan lepas pantai.
Karena itu, layak jika Pemuteran yang menjelma menjadi desa wisata dari swadaya masyarakat ini mendapatkan sejumlah penghargaan dunia. Penghargaan terbaru tahun ini dari Organisasi Pariwisata Dunia PBB (UNWTO) dalam UNWTO Award di Madridl.
Penerbit panduan perjalanan dan media digital internasional, Lonely Planet, juga menempatkan Pemuteran di urutan ketujuh kategori Top 10 Lonely Planet Terbaik Asia 2016.
”Wow, indah tanpa kata-kata, dunia bawah laut Pemuteran,” kata seorang turis asal Eropa kepada tiga temannya seusai menyelam. (AYU SULISTYOWATI)
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 28 September 2016, di halaman 22 dengan judul "Pecalang Segara, Penjaga Pesisir Utara Bali".
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.