Menurut Odang, sejak pertama kali Festival Tjimanoek mulai diselenggarakan tahun 2015, jumlah wisatawan yang datang ke Indramayu semakin meningkat. Festival yang digelar dua pekan lebih itu dinilai dapat membuat wisatawan tinggal lebih lama di Indramayu.
Berdasarkan data statistik daerah Indramayu, pada 2014 tingkat hunian hotel mencapai 71 persen. Jumlah ini meningkat dibandingkan 2012 yang hanya 67 persen.
”Dalam catatan kami, tahun 2015 wisatawan mencapai sekitar 500.000 orang. Tiga tahun sebelumnya hanya berkisar 200.000 wisatawan,” ujar Odang.
Angka itu memang masih lebih rendah dibandingkan dengan kunjungan wisatawan ke Kota Cirebon yang lebih dari 600.000 orang pada tahun 2015, dan ke Kabupaten Kuningan yang mampu mencapai lebih dari 1 juta wisatawan pada tahun yang sama.
Odang menyebutkan, lokasi Indramayu tidak strategis karena sekadar dilalui pengendara. Apalagi, beroperasinya Jalan Tol Cikopo-Palimanan (Cipali) membuat pengendara tidak lagi melintasi jalur pantura.
Padahal, Indramayu yang berjarak sekitar 3 jam perjalanan menggunakan mobil dari Ibu Kota Jakarta memiliki kekayaan seni budaya seperti upacara mapag sri untuk menyambut musim panen dan nadran, upacara sedekah di laut oleh nelayan.