Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Garda Depan Wisata di Wakatobi

Kompas.com - 13/10/2016, 15:03 WIB

Akas Hamid, pegiat WPDA lainnya, mengatakan, sejauh ini wisatawan selam yang datang belum diarahkan langsung ke komunitas WPDA untuk beroleh pemandu selam. Para wisatawan bawah laut biasanya disediakan pemandu selam secara langsung oleh dive operator atau dive site tempat mereka akan menyelam.

Karakteristik penyelam secara umum ialah mencari obyek berupa kumpulan ikan dalam jumlah banyak, terumbu karang dengan tingkat keragaman tinggi dan tutupan relatif rapat, serta terkadang biota ukuran kecil guna obyek foto makro.

Akas menambahkan, secara umum tingkat kesulitan di titik-titik penyelaman relatif mudah. ”Cuma ada satu titik penyelaman yang agak sulit, yaitu di kawasan Pulau Tomia yang berarus, sehingga wisatawan selam yang ingin mencoba setidaknya berkualifikasi penyelam advance,” katanya.

Tambah jumlah

Menurut Guntur, WPDA sejak terbentuk turut berperan dalam mengarahkan jenjang pemandu selam hingga ke tingkat itu. Saat baru dimulai 2014 lalu, jumlah dive master yang tergabung tak lebih dari tiga orang, dan meningkat jadi 15 orang tahun ini.

Jumlah keseluruhan anggota WPDA kini sudah 30 penyelam. Sebagian di antara mereka merupakan penyelam berkualifikasi advance dan rescue, yang secara teknis berada di bawah jenjang dive master. ”WPDA juga mengupayakan agar pemerintah mengadakan pelatihan selam berjenjang bagi pemandu selam,” ujar Guntur.

Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kabupaten Wakatobi Nadar mengatakan, upaya peningkatan kunjungan wisata akan dilakukan, sebagian dengan pengembangan kawasan dan pemasaran bersama dengan kawasan lain, seperti Bunaken di Manado dan Raja Ampat di Papua Barat.

Sementara sebagian lain dilakukan dengan memfokuskan kekhususan Wakatobi dibandingkan tujuan-wisata sejenis di Indonesia.

Hal itu misalnya keberadaan hingga dua pertiga spesies terumbu karang dunia yang menurut Nadar berada di kawasan Wakatobi. Selain itu, titik penyelaman bawah laut yang diklaim tersebar di hampir seluruh kawasan Wakatobi. (Ingki Rinaldi)

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 11 Oktober 2016, di halaman 26 dengan judul "Garda Depan Wisata di Wakatobi".

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Turis Asing Diduga Bikin Sekte Sesat di Bali, Sandiaga: Sedang Ditelusuri

Turis Asing Diduga Bikin Sekte Sesat di Bali, Sandiaga: Sedang Ditelusuri

Travel Update
Ada Pembangunan Eskalator di Stasiun Pasar Senen, Penumpang Bisa Berangkat dari Stasiun Jatinegara

Ada Pembangunan Eskalator di Stasiun Pasar Senen, Penumpang Bisa Berangkat dari Stasiun Jatinegara

Travel Update
Hotel Ibis Styles Serpong BSD CIty Resmi Dibuka di Tangerang

Hotel Ibis Styles Serpong BSD CIty Resmi Dibuka di Tangerang

Hotel Story
10 Mal di Thailand untuk Belanja dan Hindari Cuaca Panas

10 Mal di Thailand untuk Belanja dan Hindari Cuaca Panas

Jalan Jalan
Menparekraf Susun Peta Wisata Berbasis Storytelling di Yogyakarta, Solo, dan Semarang

Menparekraf Susun Peta Wisata Berbasis Storytelling di Yogyakarta, Solo, dan Semarang

Travel Update
Waisak 2024, Menparekraf Targetkan Gaet hingga 300.000 Wisatawan

Waisak 2024, Menparekraf Targetkan Gaet hingga 300.000 Wisatawan

Travel Update
3 Bulan Lagi, Penerbangan Langsung Thailand-Yogyakarta Akan Dibuka

3 Bulan Lagi, Penerbangan Langsung Thailand-Yogyakarta Akan Dibuka

Travel Update
Jelang Waisak 2024, Okupansi Hotel di Area Borobudur Terisi Penuh

Jelang Waisak 2024, Okupansi Hotel di Area Borobudur Terisi Penuh

Hotel Story
iMuseum IMERI FKUI Terima Kunjungan Individu dengan Pemandu

iMuseum IMERI FKUI Terima Kunjungan Individu dengan Pemandu

Travel Update
9 Wisata Malam di Jakarta, dari Taman hingga Aquarium

9 Wisata Malam di Jakarta, dari Taman hingga Aquarium

Jalan Jalan
Jangan Sembarangan Ambil Pasir di Pulau Sardinia, Ini Alasannya

Jangan Sembarangan Ambil Pasir di Pulau Sardinia, Ini Alasannya

Travel Update
6 Cara Cegah Kehilangan Koper di Bandara, Simak Sebelum Naik Pesawat

6 Cara Cegah Kehilangan Koper di Bandara, Simak Sebelum Naik Pesawat

Travel Tips
Maskapai Penerbangan di Australia Didenda Rp 1,1 Miliar karena Penerbangan Hantu

Maskapai Penerbangan di Australia Didenda Rp 1,1 Miliar karena Penerbangan Hantu

Travel Update
China Terapkan Bebas Visa untuk 11 Negara di Eropa dan Malaysia

China Terapkan Bebas Visa untuk 11 Negara di Eropa dan Malaysia

Travel Update
Pelepasan 40 Bhikku Thudong untuk Waisak 2024 Digelar di TMII

Pelepasan 40 Bhikku Thudong untuk Waisak 2024 Digelar di TMII

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com