Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berani Tak Pakai Sabun Mandi dan Pasta Gigi di Baduy Dalam?

Kompas.com - 02/11/2016, 11:59 WIB
Josephus Primus

Penulis

Kepercayaan orang Baduy yang disebut sebagai Sunda Wiwitan berakar pada pemujaan kepada arwah nenek moyang. Pemujaan ini kemudian  berkembang pula oleh pengaruh agama Buddha, Hindu, dan Islam.

Inti kepercayaan tersebut ditunjukkan dengan adanya pikukuh atau ketentuan adat mutlak yang dianut dalam kehidupan sehari-hari. Isi terpenting dari pikukuh orang Baduy  adalah konsep tanpa perubahan apa pun atau perubahan sesedikit mungkin.

Sejak 1990 Pemda Lebak menyatakan bahwa kawasan masyarakat Baduy merupakan cagar budaya melalui Peraturan Daerah Nomor 13/1990. Beleid itu membuat warga Baduy leluasa mempertahankan warisan leluhur, termasuk menjaga kelestarian hutan dan sungai.

Mari berjalan kaki!

Ciboleger adalah awal dari perjalanan berjalan kaki menikmati alam menuju wilayah Baduy Dalam. Mulai dari sini, banyak warga Baduy Luar yang bisa menjadi pemandu Anda.

Lantaran mesti berjalan kaki, hal paling penting adalah persiapan fisik. Laman sahabatbudayaindonesia menunjukkan bahwa selain fisik, sikap mental juga diperlukan untuk memberi penghormatan kepada beragam peraturan Baduy Dalam.

Sebutlah misalnya, pengunjung tidak diperkenankan membawa tape, radio, gitar, dan senapan angin. Kemudian, ada juga larangan membuang sampah sembarangan,
tidak menebang pohon, tak meninggalkan api di hutan, tidak mengonsumsi minuman memabukkan, apalagi sampai melanggar norma susila.

Warga Baduy Dalam menjalankan tradisi Kawalu, sebagaimana tulisan pada laman phinemo.com. Kawalu adalah puasa yang dijalankan oleh warga Baduy Dalam yang dirayakan pada pertengahan Februari hingga tiga bulan ke depan. Pada puasa ini warga Baduy Dalam berdoa kepada Tuhan agar negara ini diberikan rasa aman, damai, dan sejahtera.

Pada saat tradisi Kawalu dijalankan, para pengunjung dilarang masuk ke Baduy Dalam. Apabila ada kepentingan, biasanya pengunjung hanya diperbolehkan berkunjung sampai Baduy Luar, namun tidak diperbolehkan menginap.

Satu catatan dari laman badpackers.blogspot.co.id menunjukkan bahwa satu jam perjalanan berjalan kaki, Anda masih berada di wilayah Baduy Luar. Sementara itu, perjalanan berikutnya hingga dua jam ke depan, ditandai dengan jalan mendaki, adalah wilayah Baduy Dalam. Di situ, jarak antara rumah-rumah khas Baduy mulai terlihat renggang.

Penanda lainnya adalah kian banyaknya hamparan sawah tadah hujan. Di wilayah Baduy Dalam, penduduk memang mengandalkan sawah tadah hujan untuk penanaman padi jenis gogo rancah.

Wilayah Baduy Dalam yang relatif lebih tinggi ketimbang Baduy Luar berhawa dingin. Terlebih pada malam hari. Maka dari itulah, jaket penahan dingin penting untuk Anda bawa.

Pada malam hari, penanda paling kentara di Baduy Dalam adalah ketiadaan aliran listrik. Jadi, jangan harap bisa mengisi daya ponsel cerdas Anda di sini!

Nah, ada baiknya Anda membawa senter sebagai alat bantu penerangan. Senter dengan sumber energi batere ini bisa diandalkan saat beraktivitas pada kondisi gelap gulita.

Kalau hendak mandi di sungai belakang rumah warga Baduy Dalam, Anda mesti ikuti aturan mainnya. Peraturan itu seperti dipaparkan pada laman negeribadri.com.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com