Gedung museum ini berada di seberang gedung balai kota dan dikenal dengan nama Maison du Roi (Rumah Raja). Bangunan ini juga masuk ke dalam daftar bangunan cagar budaya UNESCO.
Saat gedung ini dibangun, kawasan di sekitarnya merupakan pasar pakaian dan roti. Sehingga warga berbahasa Belanda itu hingga kini masih menyebut bangunan tersebut sebagai Broodhuis alias rumah roti.
Rumah Karl Marx
Di salah satu sudut Grote Markt, berdiri sebuah restoran bernama Le Cygne atau dalam bahasa Indonesia berarti Sang Angsa.
Sebagai sebuah bangunan, tempat ini bukan tempat yang istimewa. Namun, penghuni tempat inilah yang membuatnya menjadi istimewa.
Gedung ini menjadi satu dari lima lokasi yang menjadi tempat Karl Marx menulis bukunya Manifesto Komunis saat tinggal di Brussels, setelah diusir pemerintah Perancis.
Di salah satu sudut di dinding bangunan ini ditempel sebuah plakat yang ditulis dalam bahasa Latin, Ici Vecut Karl Marx 1846-1849 atau di sini tinggal Karl Marx.
Mengelus patung Everard t'Serclaes
Itu adalah patung Everard t'Serclaes (1320-1388), seorang bangsawan asal Brussels yang terkenal setelah merebut kembali kota itu dari tangan bangsa Flemmings.
"Orang di sini percaya siapa saja yang mengelus patung ini akan kembali ke Brussels," kata Ance Maylani, Sekretaris Pertama Fungsi Diplomasi Publik, Penerangan, dan Sosial Budaya KBRI Brussel.
Memang benar, puluhan wisatawan silih berganti mengelus patung tersebut, terutama di bagian tangan yang diyakini bisa membuat si pengelus kembali ke Brussels.
Apakah benar keyakinan masyarakat itu? Yang jelas, karena sering dielus maka kilau patung logam ini tetap terjaga.
Istana kerajaan Belgia