Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tertarik Mengamati Burung? Datanglah ke Flores

Kompas.com - 31/01/2017, 09:22 WIB
Markus Makur

Penulis

LABUAN BAJO, KOMPAS.com - Pengamat burung internasional dari 10 negara memasukkan Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur menjadi tempat terbaik mengamati burung.

Dosen dari berbagai universitas di Eropa dan Indonesia juga mahasiswa dan ahli burung internasional sudah memasukkan dalam peta pengamatan burung di dunia adalah kawasan Pulau Flores.

Sepanjang 2016 ada 80 wisatawan minat khusus termasuk ahli burung dari 10 negara termasuk Eropa, Amerika Serikat dan Australia melakukan pengamatan burung endemik Flores.

(BACA: Merawat Tradisi Raga Ramang Kaba di Bukit Lete Flores)

Bukan itu saja, wisatawan minat khusus itu melakukan penelitian terhadap suara burung dan berbagai jenis burung lainnya.

Bagi pengamat burung atau wisatawan minat khusus sangat tertarik untuk melakukan penelitian dan mengamati keunikan burung yang hanya ada di Pulau Flores.

KOMPAS.COM/MARKUS MAKUR Seorang pemandu Burung di Flores Barat yang juga staf Burung Indonesia, Samuel Rabenak, Minggu (5/6/2016) sedang mengamati burung endemik Flores di kawasan hutan Puarlolo di dalam kawasan bentang alam Mbeliling, Kecamatan Mbeliling, Manggarai Barat, Flores, NTT.
Ada empat kawasan khusus untuk mengamati burung di Pulau Flores yang sudah masuk dalam peta wisata minat khusus yakni kawasan Bentang Alam Mbeliling, kawasan Taman Nasional Komodo, Kawasan Taman Wisata Alam Ruteng dan Kawasan Taman Nasional Kelimutu.

(BACA: Dikunjungi Valentino Rossi, Ini 5 Obyek Wisata Menarik di Labuan Bajo)

Demikian dijelaskan Pemandu Burung Indonesia yang bekerja di Lembaga Burung Indonesia, Samuel Rabenak kepada KompasTravel, Minggu (22/1/2017).

Rabenak menjelaskan, semua pengamat burung internasional dan wisatawan minat khusus sangat senang melihat semua jenis burung yang ada di Pulau Flores.

Burung-burung yang hanya khusus ada di Flores juga burung sebaran terbatas dan burung-burung umumnya. Semua lengkap ada di Pulau Flores. Selain itu, alam Pulau Flores sangat indah dan sejuk.

“Selama ini saya tangani langsung kedatangan pengamat burung internasional juga wisatawan minat khusus. Ada juga yang dipandu orang lain,” ujarnya.

KOMPAS.COM/MARKUS MAKUR Burung peredam di Flores sedang makan buah.
Tantangan yang dialami pemandu burung di Flores, lanjut Rabenak,  masih banyak warga masyarakat yang berada di sekitar kawasan hutan yang menembak burung dengan senapan angin.

Bahkan, ada wisatawan maupun pengamat burung melihat langsung warga masyarakat yang memegang senapan angin dan berada di tengah hutan menembak burung untuk dikonsumsi.

Rabenak menjelaskan, empat burung endemik Flores yang menjadi daya tarik bagi pengamat burung dan wisatawan minat khusus adalah Kehicap Flores, Serindit Flores, Gagak Flores dan Celepuk Flores.

Pemandu Burung Lokal dan juga aktivis Jaga Rimba, Yovie Jehabut saat dihubungi KompasTravel menjelaskan, wisatawan minat khusus dan pengamat burung mengakui keunikan dan keindahan burung di Pulau Flores.

“Wisatawan sangat mengagumi keunikan dan merdunya suara burung di kawasan hutan Taman Wisata Alam Ruteng serta kawasan hutan konservasi Banggarangga, Kabupaten Manggarai Timur,” katanya.

Tantangan yang dihadapi, lanjut Jehabut, perlindungan terhadap burung di kawasan hutan belum dilaksanakan oleh masyarakat maupun pemerintah. Mereka belum menyadari pentingnya menjaga keberlangsungan kehidupan burung di Flores.

KOMPAS.COM/MARKUS MAKUR Memotret burung di hutan Puarlolo, kawasan bentang alam Mbeliling, Kecamatan Mbeliling, Manggarai Barat, Flores, NTT.
Selain itu data yang berkaitan dengan jumlah dan penyebaran burung di kawasan hutan di Pulau Flores belum dimiliki oleh pemerintah maupun lembaga-lembaga lainnya.

“Saya berharap ke depan pemerintah setempat maupun pusat memberikan perhatian serius dalam memberikan perlindungan burung yang tersebar di Flores. Wisatawan mengunjungi Flores bukan hanya melihat Komodo, rumah adat, maupun alamnya melainkan juga berwisata untuk melihat keunikan-keunikan burung yang hidup di pulau ini," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Larangan Study Tour ke Luar Provinsi Disesalkan Pelaku Wisata di Bantul

Larangan Study Tour ke Luar Provinsi Disesalkan Pelaku Wisata di Bantul

Travel Update
5 Wisata Alam di Purwokerto, Terdapat Kolam Alami di Tengah Hutan

5 Wisata Alam di Purwokerto, Terdapat Kolam Alami di Tengah Hutan

Jalan Jalan
5 Hotel Sekitar Dago Bakery Punclut Bandung, mulai Rp 190.000

5 Hotel Sekitar Dago Bakery Punclut Bandung, mulai Rp 190.000

Hotel Story
Makoya Pandaan: Daya Tarik, Tiket Masuk, dan Jam Buka

Makoya Pandaan: Daya Tarik, Tiket Masuk, dan Jam Buka

Jalan Jalan
5 Peralatan yang Harus Dibawa Saat Camping di Pantai

5 Peralatan yang Harus Dibawa Saat Camping di Pantai

Travel Tips
Kemendikbudristek Luncurkan Indonesian Heritage Agency, Kelola Museum dan Cagar Budaya

Kemendikbudristek Luncurkan Indonesian Heritage Agency, Kelola Museum dan Cagar Budaya

Travel Update
6 Tips Aman untuk Anak Saat Bermain di Pantai

6 Tips Aman untuk Anak Saat Bermain di Pantai

Travel Tips
Ketentuan Bhikku Saat Thudong, Boleh Makan Sebelum Pukul 12 Siang

Ketentuan Bhikku Saat Thudong, Boleh Makan Sebelum Pukul 12 Siang

Hotel Story
Memaknai Tradisi Thudong, Lebih dari Sekadar Jalan Kaki

Memaknai Tradisi Thudong, Lebih dari Sekadar Jalan Kaki

Hotel Story
Pameran Deep and Extreme Indonesia 2024 Digelar mulai 30 Mei

Pameran Deep and Extreme Indonesia 2024 Digelar mulai 30 Mei

Travel Update
10 Museum di Solo untuk Libur Sekolah, Ada Museum Radya Pustaka

10 Museum di Solo untuk Libur Sekolah, Ada Museum Radya Pustaka

Jalan Jalan
Tarif Kereta Api Rute Jakarta-Yogyakarta Mei 2024, mulai Rp 260.000

Tarif Kereta Api Rute Jakarta-Yogyakarta Mei 2024, mulai Rp 260.000

Travel Update
Harga Tiket Pesawat Jakarta-Yogyakarta PP Mei 2024, mulai Rp 850.000

Harga Tiket Pesawat Jakarta-Yogyakarta PP Mei 2024, mulai Rp 850.000

Travel Update
Turis Asing Diduga Bikin Sekte Sesat di Bali, Sandiaga: Sedang Ditelusuri

Turis Asing Diduga Bikin Sekte Sesat di Bali, Sandiaga: Sedang Ditelusuri

Travel Update
Ada Pembangunan Eskalator di Stasiun Pasar Senen, Penumpang Bisa Berangkat dari Stasiun Jatinegara

Ada Pembangunan Eskalator di Stasiun Pasar Senen, Penumpang Bisa Berangkat dari Stasiun Jatinegara

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com