Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menjelajahi Perkebunan Kopi Colol di Flores

Kompas.com - 27/02/2017, 07:10 WIB
Markus Makur

Penulis

RUTENG, KOMPAS.com - Berangkat dari kota dingin Ruteng, Kabupaten Manggarai, Flores, Nusa Tenggara Timur, Kamis (23/2/2017), saya bersama dengan Frans Sarong, Alif (sopir) dan Riki menyusuri jalan negara Transflores menuju ke bagian utara Kabupaten Manggarai Timur, tepatnya di Kecamatan Pocoranaka Timur dan Sambirampas.

Mulai dari Ruteng, ibu kota Kabupaten Manggarai menuju ke pertigaan Bealaing, Kecamatan Pocoranaka. Setiba di pertigaan Bealaing, kami terus melintasi perjalanan dengan melewati hutan Banggarangga.

Kicauan burung di kawasan Hutan Banggarangga memberikan kesejukan dalam perjalanan. Kami melintasi hutan Banggarangga menuju ke pertigaan Tangkul dan Benteng Jawa.

Setiba di pertigaan Tangkul, kami istirahat sejenak sebelum meneruskan perjalanan ke bagian utara Manggarai Timur yang terkenal dengan wilayah penghasil kopi di Nusa Tenggara Timur.

(BACA: Keunikan Air Terjun Cunca Kuang di Lembah Flores)

Kopi Colol merupakan cikal bakal penyebaran kopi Flores hingga saat ini. Bahkan, kopi colol sudah sangat terkenal di Eropa dan Amerika Serikat.

Bahkan, beberapa tahun lalu, kopi colol dari Kabupaten Manggarai Timur pernah meraih kopi terbaik di Indonesia saat ajang Festival Kopi di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur.

Penjelajahan terus kami lakukan sambil menikmati pemandangan alam yang indah yang diapit oleh ribuan pohon kopi di kebun warga Kampung Lembah Colol, Kampung Tangkul, Kampung Biting, Kampung Ngkiong Ndora.

KOMPAS.COM/MARKUS MAKUR Mbaru gendang di tengah perkampungan Lembah Colol, Kecamatan Pocoranaka Timur, Kabupaten Manggarai Timur, Flores, Nusa Tenggara Timur, Kamis (23/2/2017).
Setiba di Kampung Biting, Desa Wejang  Mali, kami berjumpa dengan warga yang sedang bekerja di pinggir jalan. Senyum khas Flores disapa warga Biting membuat kami terkagum dan istirahat sejenak sambil berbincang-bincang.

Sejumlah warga di kampung Biting mengajak kami untuk minum kopi di rumah salah warga di kampung itu. Ajakan persaudaraan itu kami turuti dan singgah di salah rumah warga di kampung tersebut.

Suguhan Kopi Pahit Tradisi Orang Manggarai Timur

Setelah istirahat sejenak di dalam rumah sambil berbincang-bincang,  dan selang beberapa menit, kaum perempuan dengan sangat ramah sambil tersenyum menyuguhkan kopi kepada kami sebagai tamu di rumah itu.

“Minum kopi pahit pak dan om. Tradisi kami menyuguhkan kopi pahit kepada tamu, bukan karena tidak ada gula, tetapi, kami sudah terbiasa dengan minum kopi pahit atau minum kopi tanpa gula pasir,” sapaan sejumlah kaum perempuan di rumah itu.

Sapaan itu kami sambut dengan mengatakan bahwa kami sudah terbiasa minum kopi pahit sebab kami juga orang dari Manggarai Timur yang sudah terbiasa minum kopi pahit.

Perjalanan kami ke wilayah Utara dari Manggarai Timur adalah toto ranga (lihat wajah) dan lejong (bertamu).

KOMPAS.COM/MARKUS MAKUR Dua air terjun di sekitar perkampungan Biting, Desa Wejang Mali, Kecamatan Pocoranaka Timur, Kabupaten Manggarai Timur, Flores, Nusa Tenggara Timur, Kamis (23/2/2017).
Selain ribuan pohon kopi di Kampung Biting dan lahan persawahan, ada dua air terjun di sebelah selatan dari Kampung itu yang sangat indah.

Keunikan air terjun yang berasal dari kawasan hutan Banggarangga itu membuat mata terpaku dengan keindahan alam yang dianugerahkan Tuhan Yang Maha Esa.

Alfonsus Sumardi, warga Kampung Tangkul, kepada KompasTravel mengatakan, kopi colol sudah terkenal di Amerika dan Eropa. Asosiasi Kopi Colol yang memperkenalkan kopi dan menjual kopi ke luar negeri.

Bahkan, kopi menjadi tumpuan pendapatan ekonomi keluarga untuk membiayai kebutuhan hidup dan membiayai uang sekolah bagi anak-anak dari wilayah Kecamatan Pocoranaka Timur.

“Saya dengar dari sejumlah pengurus asosiasi kopi di Kabupaten Manggarai Timur bahwa kualitas kopi colol sangat bagus. Bahkan, harganya di luar negeri sangat mahal. Selain itu, wilayah Pocoranaka Timur sangat layak untuk pengembangan agrowisata dengan menjelajahi perkebunan kopi milik masyarakat. Wisatawan bisa memetik kopi langsung di kebun warga,” jelasnya.

Frans Sarong, yang 32 tahun menjadi wartawan Kompas menjelaskan, cikal bakal penyebaran tanaman kopi di wilayah Manggarai Raya (Manggarai, Manggarai Barat dan Manggarai Timur) berasal dari Kampung Colol.

Kampung Colol sudah sangat terkenal dengan penghasil dan produksi kopi di wilayah Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur.

KOMPAS.COM/MARKUS MAKUR Air terjun Biting, Desa Wejang Mali, Kecamatan Pocoranaka Timur, Kabupaten Manggarai Timur, Flores, NTT, Kamis (23/2/2017) memikat pelancong mancanegara dan nusantara untuk berwisata ke kawasan itu. Selain itu ada kawasan perkebunan kopi di sekitar air terjun tersebut.
“Saat aktif menjadi wartawan, saya sering menulis tentang keunggulan dan keunikan-keunikan lain di wilayah Kampung Colol. Ada tempat sakral di tengah Kampung Colol yakni pohon beringin raksasa, juga ada bendera tiga warna yang masih disimpan di salah satu rumah di Kampung Colol. Selain itu, alamnya yang indah membuat kita senang dan betah berada di kampung itu,” kata Frans.

Laki-laki yang sudah pensiun dari Kompas itu melanjutkan, selain penghasil kopi, ada bunga edelweiss yang hidup dan tumbuh di sekitar Danau Rana Poja yang berada dalam kawasan Hutan Banggarangga, hutan konservasi.

Satu-satunya di Nusa Tenggara Timur ada bunga edelweiss berada di kawasan Hutan Banggarangga, Kecamatan Pocoranaka Timur.

“Saya mengelilingi wilayah Pocoranaka Timur untuk lejong (bertamu) dan toto ranga (tunjuk muka) kepada warga di pedalaman, pegunungan dan pesisir dari Manggarai Timur sambil refreshing,” jelasnya.

Menuju Kampung Ngkiong Ndora dan Kampung Liur

Setelah menempuh perjalanan ke Kampung Lembah Colol, kami terus menjelajahi perkampungan Ngkion Ndora yang juga terkenal dengan tanaman kopi.

Di kampung itu, warga menyuguhkan kopi pahit kepada kami. Kami makan siang di rumah keluarga di Kampung Ngkiong Ndora.

KOMPAS.COM/MARKUS MAKUR Warga Muslim yang berada di Puncak Gunung di Kampung Liur, Desa Ranamese, Kecamatan Sambirampas, Kabupaten Manggarai Timur, Flores, Nusa Tenggara Timur, Kamis (23/2/2017). Warga di perkampungan Muslim yang berada di puncak gunung itu hidup berdampingan dengan warga Kristen. Kerukunan dan persaudaraan sangat dijaga di perkampungan tersebut.
Sesudah makan siang, kami terus menjelajahi perkampungan yang berada di puncak gunung. Nama kampung itu adalah Kampung Liur, Desa Ranamese, Kecamatan Sambirampas.

Kampung Liur merupakan pemukiman perkampungan Muslim yang berada di Puncak Gunung. Warga Muslim di kampung itu hidup berbaur dengan warga Kristen.

Persaudaraan dan kekeluargaan sangat terasa di kampung yang berada di puncak gunung. Kita seperti berada di antara langit dan bumi di kampung itu.

Perjalanan kami berakhir di kampung itu. Setelah itu kami pun kembali ke Borong, ibu kota Kabupaten Manggarai Timur.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Turis Asing Diduga Bikin Sekte Sesat di Bali, Sandiaga: Sedang Ditelusuri

Turis Asing Diduga Bikin Sekte Sesat di Bali, Sandiaga: Sedang Ditelusuri

Travel Update
Ada Pembangunan Eskalator di Stasiun Pasar Senen, Penumpang Bisa Berangkat dari Stasiun Jatinegara

Ada Pembangunan Eskalator di Stasiun Pasar Senen, Penumpang Bisa Berangkat dari Stasiun Jatinegara

Travel Update
Hotel Ibis Styles Serpong BSD CIty Resmi Dibuka di Tangerang

Hotel Ibis Styles Serpong BSD CIty Resmi Dibuka di Tangerang

Hotel Story
10 Mal di Thailand untuk Belanja dan Hindari Cuaca Panas

10 Mal di Thailand untuk Belanja dan Hindari Cuaca Panas

Jalan Jalan
Menparekraf Susun Peta Wisata Berbasis Storytelling di Yogyakarta, Solo, dan Semarang

Menparekraf Susun Peta Wisata Berbasis Storytelling di Yogyakarta, Solo, dan Semarang

Travel Update
Waisak 2024, Menparekraf Targetkan Gaet hingga 300.000 Wisatawan

Waisak 2024, Menparekraf Targetkan Gaet hingga 300.000 Wisatawan

Travel Update
3 Bulan Lagi, Penerbangan Langsung Thailand-Yogyakarta Akan Dibuka

3 Bulan Lagi, Penerbangan Langsung Thailand-Yogyakarta Akan Dibuka

Travel Update
Jelang Waisak 2024, Okupansi Hotel di Area Borobudur Terisi Penuh

Jelang Waisak 2024, Okupansi Hotel di Area Borobudur Terisi Penuh

Hotel Story
iMuseum IMERI FKUI Terima Kunjungan Individu dengan Pemandu

iMuseum IMERI FKUI Terima Kunjungan Individu dengan Pemandu

Travel Update
9 Wisata Malam di Jakarta, dari Taman hingga Aquarium

9 Wisata Malam di Jakarta, dari Taman hingga Aquarium

Jalan Jalan
Jangan Sembarangan Ambil Pasir di Pulau Sardinia, Ini Alasannya

Jangan Sembarangan Ambil Pasir di Pulau Sardinia, Ini Alasannya

Travel Update
6 Cara Cegah Kehilangan Koper di Bandara, Simak Sebelum Naik Pesawat

6 Cara Cegah Kehilangan Koper di Bandara, Simak Sebelum Naik Pesawat

Travel Tips
Maskapai Penerbangan di Australia Didenda Rp 1,1 Miliar karena Penerbangan Hantu

Maskapai Penerbangan di Australia Didenda Rp 1,1 Miliar karena Penerbangan Hantu

Travel Update
China Terapkan Bebas Visa untuk 11 Negara di Eropa dan Malaysia

China Terapkan Bebas Visa untuk 11 Negara di Eropa dan Malaysia

Travel Update
Pelepasan 40 Bhikku Thudong untuk Waisak 2024 Digelar di TMII

Pelepasan 40 Bhikku Thudong untuk Waisak 2024 Digelar di TMII

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com