SLEMAN, KOMPAS.com - Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) terkenal dengan banyaknya lokasi wisata yang dapat dikunjungi, mulai dari wisata alam sampai dengan budaya.
Namun, ada yang berbeda dengan konsep wisata yang letaknya di Simping, Janturan,Tirtonadi, Mlati, Sleman, yakni wisata berkuda. Konsep wisata ini terhitung baru pertama kali ada di Daerah Istimewa Yogyakarta.
"Wisata berkuda ini saya mulai sekitar akhir Desember 2016. Konsep ini baru yang pertama di Yogyakarta, setahu saya," ujar Agung Ginting Saputra (38) pemilik Bale Kuda Stable saat ditemui KompasTravel, Minggu (26/2/2017).
Konsep wisata ini tidak hanya sekadar wisatawan menunggangi kuda. Namun lebih dari itu, wisatawan akan merasakan sensasi petualangan di alam yang masih asri dengan menunggang kuda.
Adrenalin pengunjung sudah dipacu ketika awal memasuki "gerbang" petualangan. Di mana dengan menunggang kuda, pengunjung akan menuruni jalan setapak berkelok menuju Sungai Nglarang yang jernih dan berarus tenang.
Pengunjung lantas diajak menyusuri sepanjang sungai dengan menunggang kuda. Kedalaman sungai pun bervariasi, mulai dari 30 cm sampai dengan setengah meter.
Selama perjalanan, pengunjung seakan diajak memasuki suasana ruang dan waktu yang berbeda. Gemericik air dan rimbunnya pepohonan di kanan dan kiri sungai menemani sepanjang perjalanan.
"Konsepnya wisata berkuda. Tetapi berkuda di alam dengan menyusuri sungai," ucapnya.
Usai menyusuri sungai, pengunjung akan naik kembali dan berkuda melewati jalan-jalan pedesaan di daerah Janturan,Tirtonadi, Mlati, Sleman. Selain itu, juga akan melintasi pinggiran Selokan Mataram yang terkenal dan bersejarah.
"Jalur terpanjang itu ditempuh sekitar 45 menit sampai 1 jam. Yang pemula atau anak-anak hanya ingin belajar dan cukup berkeliling di Bale Kuda Stable juga bisa," urainya.
"Kita akan pegangi dan pandu sepanjang perjalanan (untuk pemula dan anak-anak). Untuk keselamatan mengenakan helm, kita juga sudah siapkan topi gaya koboi kalau nanti untuk foto-foto," katanya.
Biaya paket wisata berkuda di alam bervariasi mulai dari Rp 20.000 hingga Rp 250.000. Paket itu menyesuaikan dengan rute yang dipilih oleh wisatawan. Total ada enam paket yang disuguhkan bagi wisatawan.
Selain berkuda, Agung juga memberikan bonus menikmati aliran sungai yang jernih dengan menggunakan ban (tubing). Disediakan pula untuk wisatawan yang hendak bermain tubing perlengkapan berupa pelampung dan ban.
"Bonusnya bermain tubing. Kalau mau mandi setelah berkuda atau main tubing, kita ada kamar mandi," tuturnya
Sejak dibuka Desember 2016, respon wisatawan sangat baik. Wisatawan yang datang pun tidak hanya dari DIY, tetapi juga dari luar Pulau Jawa.
Diakuinya pada hari libur atau Sabtu, Minggu pengunjung yang datang lumayan ramai. Mereka biasanya datang sekeluarga beserta anak-anak.
"Dari luar kota juga banyak, kemarin ada wisatawan dari Jakarta, lalu Kalimantan Barat. Kalau bisa pesan dulu. Soalnya kita juga melihat cuaca, kalau tidak mendukung kita infokan ke pemesan," tegasnya.
Ide awal konsep wisata berkuda di alam ini berawal saat dirinya berkunjung ke sebuah peternakan kuda di Salatiga, Jawa Tengah.
"Bule perempuan itu memegang tali dan berjalan mengantar tamu. Saya kepikiran wong bule saja mau kenapa kita gak, lalu ya bikin konsep yang berbeda di sini," jelasnya.
Wisata berkuda di alam ini, lanjut Agung, harapanya bisa membantu pariwisata di Kabupaten Sleman khususnya untuk desa wisata.
Selain itu juga mampu menggeliatkan perekonomian masyarakat di Simping, Janturan,Tirtonadi, Mlati, Sleman. "Kita masih akan terus kembangkan untuk wisata berkuda di alam ini," pungkasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.