Wayan merasakan, tingkat kunjungan akhir-akhir ini lumayan meningkat. Dalam sehari, umat yang datang bisa mencapai 4 keluarga. Mereka datang bisa melalui Wayan atau datang langsung mengandalkan petunjuk penduduk setempat.
Umat yang datang selalu disertai dengan barang bawaan berupa sarana persembahyangan, seperti canang, banten atau banten pejati yang dipandang sebagai banten yang utama.
Setelah mengaturkan sarana-sarana pelengkap lainnya, pengunjung bisa melakukan persembahyangan.
"Bagi umat yang datang, tidak ada batasan sarana banten untuk harus dibawa. Namun, alangkah baiknya disertai dengan canang pejati. Selanjutnya bisa menggunakan sumber air ini untuk dibawa pulang atau digunakan langsung oleh si anak dengan cara membasuh mukanya disertai keyakinan yang tulus," papar Wayan seraya mengatakan bahwa sudah banyak orang yang terbukti merasakan khasiat dari sumber air ini.
Wisata keluarga
Kehadiran sumber air yang keluar dari dalam lubang batu ini dianggap sebagian warga sangat unik. Keberadaannya sudah diketahui sejak lama.
Bahkan, salah seorang warga yang juga selaku Kepala Dusun Desa Pengiangan Kawan, Wayan Brana beranggapan bahwa Pancuran Yeh Mampeh telah ada dari buyutnya masih hidup.
"Dari dulu sudah ada dan biarkan begitu saja tanpa ada yang menghiraukan manfaatnya, dari nenek moyang mungkin sudah dibilang Yeh Mampeh. Bahkan orang tua saya dulu juga percaya Yeh Mampeh ada sejak lama," ungkap Wayan Brana.
Untuk menjangkau lokasi ini dibutuhkan sedikit perjuangan karena harus melewati jalan setapak sesaat Anda memarkir kendaraan di ruas jalan desa yang sempit.
Setelah merampungkan jalan kaki sepanjang 500 meter dari ruas jalan desa, Anda akan disuguhi suasana teduh berkat naungan pepohonan rindang. Tetesan air dirangkai suasana sepi akan jelas terasa.
Keberadaan pancuran Yeh Mampeh yang diapit dua lereng perkebunan ini teraliri sungai kecil yang memiliki sumber air melimpah dan jernih.
Masyarakat setempat memanfaatkan keberadaan air ini untuk memenuhi ketersediaan air bersih menuju rumah-rumah dengan membuat instalasi pipa. Saluran air menuju warga ditopang mesin turbin sebagai penggerak.
Sementara Pancuran Yeh Mampeh yang ada di sekitarnya dibiarkan apa adanya. Di sekelilingnya sudah nampak dipagari besi agar ternetralisasi dari kawasan luar yang bukan area suci.
Saat ini Yeh Mampeh terbuka untuk umum dan sudah mendatangkan kunjungan dari wilayah Bali yang tersebar dari daerah lain.
Bagaimanapun, keberadaan Yeh Mampeh namanya melejit melalui media sosial bisa sebagai alternatif tujuan wisata untuk menapaki alur-alur setapak menjadi petualang kecil. (BTcom)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.