Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mau Tahu Daya Tarik Yeh Mampeh? Pancuran Air Penuh Khasiat

Kompas.com - 02/03/2017, 12:17 WIB

Wayan merasakan, tingkat kunjungan akhir-akhir ini lumayan meningkat. Dalam sehari, umat yang datang bisa mencapai 4 keluarga. Mereka datang bisa melalui Wayan atau datang langsung mengandalkan petunjuk penduduk setempat.

Umat yang datang selalu disertai dengan barang bawaan berupa sarana persembahyangan, seperti canang, banten atau banten pejati yang dipandang sebagai banten yang utama.

Setelah mengaturkan sarana-sarana pelengkap lainnya, pengunjung bisa melakukan persembahyangan.

"Bagi umat yang datang, tidak ada batasan sarana banten untuk harus dibawa. Namun, alangkah baiknya disertai dengan canang pejati. Selanjutnya bisa menggunakan sumber air ini untuk dibawa pulang atau digunakan langsung oleh si anak dengan cara membasuh mukanya disertai keyakinan yang tulus," papar Wayan seraya mengatakan bahwa sudah banyak orang yang terbukti merasakan khasiat dari sumber air ini.

Wisata keluarga

Kehadiran sumber air yang keluar dari dalam lubang batu ini dianggap sebagian warga sangat unik. Keberadaannya sudah diketahui sejak lama.

Bahkan, salah seorang warga yang juga selaku Kepala Dusun Desa Pengiangan Kawan, Wayan Brana beranggapan bahwa Pancuran Yeh Mampeh telah ada dari buyutnya masih hidup.

"Dari dulu sudah ada dan biarkan begitu saja tanpa ada yang menghiraukan manfaatnya, dari nenek moyang mungkin sudah dibilang Yeh Mampeh. Bahkan orang tua saya dulu juga percaya Yeh Mampeh ada sejak lama," ungkap Wayan Brana.

Untuk menjangkau lokasi ini dibutuhkan sedikit perjuangan karena harus melewati jalan setapak sesaat Anda memarkir kendaraan di ruas jalan desa yang sempit.

ARSIP BALITERKINI.COM Trek atau jalur setapak yang harus dilalui menuju Yeh Mampeh yang terletak di Kecamatan Susut, Kabupaten Bangli, Bali.
Ruas jalan setapak akan diwarnai tanjakan dan turunan. Sebagian jalan yang dilalui merupakan perkebunan warga yang ditumbuhi vegetasi alami di daerah tegalan.

Setelah merampungkan jalan kaki sepanjang 500 meter dari ruas jalan desa, Anda akan disuguhi suasana teduh berkat naungan pepohonan rindang. Tetesan air dirangkai suasana sepi akan jelas terasa.

Keberadaan pancuran Yeh Mampeh yang diapit dua lereng perkebunan ini teraliri sungai kecil yang memiliki sumber air melimpah dan jernih.

Masyarakat setempat memanfaatkan keberadaan air ini untuk memenuhi ketersediaan air bersih menuju rumah-rumah dengan membuat instalasi pipa. Saluran air menuju warga ditopang mesin turbin sebagai penggerak.

Sementara Pancuran Yeh Mampeh yang ada di sekitarnya dibiarkan apa adanya. Di sekelilingnya sudah nampak dipagari besi agar ternetralisasi dari kawasan luar yang bukan area suci.

ARSIP BALITERKINI.COM Wayan Purnayasa secara aktif memberikan informasi kepada pengunjung mengenai keberadaan Yeh Mampeh di Kecamatan Susut, Kabupaten Bangli, Bali.
"Ke depan sudah ada rencana dari desa membikin Yeh Mampeh sebagai wisata desa. Sekarang karena terbentur dana, maka dibiarkan apa adanya untuk tempat pengambilan air suci sebagai pengobatan," papar Wayan Brana.

Saat ini Yeh Mampeh terbuka untuk umum dan sudah mendatangkan kunjungan dari wilayah Bali yang tersebar dari daerah lain.

Bagaimanapun, keberadaan Yeh Mampeh namanya melejit melalui media sosial bisa sebagai alternatif tujuan wisata untuk menapaki alur-alur setapak menjadi petualang kecil. (BTcom)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Taman Air Tlatar Boyolali: Daya Tarik, Tiket Masuk, dan Jam Buka

Taman Air Tlatar Boyolali: Daya Tarik, Tiket Masuk, dan Jam Buka

Jalan Jalan
10 Destinasi Wisata Global Paling Menarik Selama Setahun, Ada Bali

10 Destinasi Wisata Global Paling Menarik Selama Setahun, Ada Bali

Travel Update
4 Tips Hindari Lelah karena Cuaca Panas Saat Mendaki

4 Tips Hindari Lelah karena Cuaca Panas Saat Mendaki

Travel Tips
65 Persen Turis Indonesia Gemar Belanja Saat Berlibur ke Luar Negeri

65 Persen Turis Indonesia Gemar Belanja Saat Berlibur ke Luar Negeri

Travel Update
5 Destinasi Wisata di Asia Pasifik Paling Populer, Ada Indonesia

5 Destinasi Wisata di Asia Pasifik Paling Populer, Ada Indonesia

Travel Update
Minimarket dengan Panorama Gunung Fuji di Jepang Akan Dipasang Layar Gelap pada 21 Mei 2024

Minimarket dengan Panorama Gunung Fuji di Jepang Akan Dipasang Layar Gelap pada 21 Mei 2024

Travel Update
Mampir ke Galeri K-Pop di Seoul, Bisa Foto-foto ala Video Klip

Mampir ke Galeri K-Pop di Seoul, Bisa Foto-foto ala Video Klip

Jalan Jalan
Syarat Mendaki Gunung Fuji di Jepang Tahun 2024, Bayar Rp 206.000

Syarat Mendaki Gunung Fuji di Jepang Tahun 2024, Bayar Rp 206.000

Travel Update
10 Bandara Terbersih 2024, Tokyo Masih Memimpin

10 Bandara Terbersih 2024, Tokyo Masih Memimpin

Travel Update
Larangan Study Tour ke Luar Provinsi Disesalkan Pelaku Wisata di Bantul

Larangan Study Tour ke Luar Provinsi Disesalkan Pelaku Wisata di Bantul

Travel Update
5 Wisata Alam di Purwokerto, Terdapat Kolam Alami di Tengah Hutan

5 Wisata Alam di Purwokerto, Terdapat Kolam Alami di Tengah Hutan

Jalan Jalan
5 Hotel Sekitar Dago Bakery Punclut Bandung, mulai Rp 190.000

5 Hotel Sekitar Dago Bakery Punclut Bandung, mulai Rp 190.000

Hotel Story
Makoya Pandaan: Daya Tarik, Tiket Masuk, dan Jam Buka

Makoya Pandaan: Daya Tarik, Tiket Masuk, dan Jam Buka

Jalan Jalan
5 Peralatan yang Harus Dibawa Saat Camping di Pantai

5 Peralatan yang Harus Dibawa Saat Camping di Pantai

Travel Tips
Kemendikbudristek Luncurkan Indonesian Heritage Agency, Kelola Museum dan Cagar Budaya

Kemendikbudristek Luncurkan Indonesian Heritage Agency, Kelola Museum dan Cagar Budaya

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com