Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengunjungi Lembah Raksasa Grand Canyon

Kompas.com - 08/03/2017, 20:15 WIB
Wisnubrata

Penulis

Sementara pernik-pernik yang harganya tidak terlalu tinggi, ternyata “Made in China”. Dan nyaris semua cindera mata di Vegas maupun di tempat wisata lain adalah buatan China.

Nah, lalu apakah yang masih asli di lokasi ini? Jawabannya adalah makanan dan suasana bersantap ala koboi.

Bangunan utama di Hualapai Ranch adalah restoran dengan pintu kupu-kupu seperti dalam film wild west. Dindingnya dihiasi senapan-senapan kuno, panah, serta tomahawk atau kapak perang suku Indian.

Di restoran ini menunya menyesuaikan kebiasaan setempat. Kita bisa memilih kentang atau sup kacang, dengan lauk ayam panggang atau daging. Sayurannya sama, wortel, buncis, dan brokoli. Sebagai makanan penutup ada roti jagung manis.

Kami mengantre di depan dapur. Di sana ada tulisan peringatan bahwa makanan ini diproses dengan cara setempat, dan pengunjung dipersilakan mempertimbangkan sendiri apakah mau menyantapnya atau tidak.

Petugas akan menanyakan apa pilihan kita, lalu menuangkan makanan ke piring. Benar-benar seperti kehidupan di wild west yang liar.

Saya dan Erry Rahmantyo, rekan lain dari Lenovo Indonesia, segera menyantap makanan itu. Rasanya tidak seburuk dugaan, bahkan terasa enak di lidah kami. “Ngelih je (lapar je),” ujar Erry dalam bahasa Jawa.

Saat makan, kami tiba-tiba dikejutkan oleh letusan pistol dari luar restoran. Ternyata di halaman ranch sedang ada adu tembak antar dua koboi. Mereka sebenarnya turis yang diberi topi dan ikat pinggang berisi pistol. Keduanya adu cepat menembak. Tentu saja pistol itu tidak berisi peluru asli, meski suaranya sangat keras.

Kompas.com/Wisnubrata Peringatan adanya ular di hualapai ranch
Permainan duel pistol ini dipandu oleh petugas yang berbicara keras dengan logat wild west, seperti sambil mengunyah tembakau. Mereka menjelaskan aturan permainan, di mana peserta hanya boleh mencabut pistol setelah hitungan ketiga. Lalu ‘duaaar’ letusan keras diikuti tawa terbahak-bahak para peserta terdengar.

Selain duel pistol, wisatawan bisa juga mengendarai kuda atau kereta di dalam ranch. Ada juga permainan rodeo meskipun tidak menggunakan banteng sungguhan, namun hanya robot banteng.

Bagi mereka yang ingin bermalam di dalam ranch, disediakan lodge yang bersih dan nyaman. Meski begitu, pengunjung diperingatkan untuk hati-hati berjalan-jalan di sekitar ranch karena di daerah itu masih banyak ular derik atau rattle snake yang gigitannya bisa membuat seseorang kehilangan nyawa.

Elang Grand Canyon

Keluar dari ranch, masih banyak lokasi indah di Grand Canyon. Kami pun menunggu bus sambil menghangatkan badan di dekat tungku api yang tersedia. Tak lama, bus tiba untuk membawa kami ke tujuan berikutnya: Eagle Point.

Kompas.com/Wisnubrata Eagle Point di Grand Canyon. Diberi nama demikian karena bentuk batu di tengah, saat disinari matahari dengan sudut tertentu akan berbentuk seperti burung elang yang mengepakkan sayapnya.
Eagle Point merupakan titik yang dianggap istimewa oleh suku Hualapai. Di sini kita bisa menyaksikan dinding batu yang berbentuk seperti elang raksasa mengepakkan sayapnya. Di titik inilah, orang Hualapai menyebutnya sebagai pertemuan antara surga dengan bumi.

Jurang di Eagle Point sangat curam, sehingga pengunjung diminta berhati-hati untuk tidak berada terlalu dekat dengan bibir tebing.

“Bebatuan di sini bisa lepas. Jadi jangan terlalu ke pinggir. Bila ada barang yang terjatuh, relakan saja, tidak usah berusaha mengambilnya karena tidak ada yang selamat bila jatuh dari sini,” ujar Peter.

Meski diminta berhati-hati, namun pesona Eagle Point membuat banyak pengunjung rela menempuh resiko. Banyak yang berfoto di tepinya, demi mendapatkan latar belakang sang elang, dan jurang dalam di bawahnya.

Patricia, salah seorang pemandu yang mendampingi rombongan kami, mendekati saya dan menunjukkan titik di mana kita bisa mengambil foto dengan latar belakang keren.

Salah satunya adalah sebuah batu yang menonjol, di mana kita bisa duduk dan mendapatkan background jurang dengan Rio Colorado di bawahnya.

Kompas.com/Wisnubrata Titik foto yang banyak dipakai oleh pemgunjung Grand Canyon.
Saat saya menuju batu itu, beberapa rekan berteriak agar saya berhati-hati. Maka saya pun duduk dan merangkak maju untuk mencapai tepinya. Patricia mengambil foto dan hasilnya membuat saya puas.

Titik lain yang ditunjukkan Patricia adalah lokasi dengan latar belakang platform kaca Grand Canyon Skywalk di mana orang bisa berjalan di atasnya untuk melihat ke dasar jurang sedalam 1,3 kilometer.

Di titik itu, Patricia meminta saya seolah mengangkat platform dengan tangan. “Naikkan dikit, ya berhenti di situ,” ujarnya.

Belum selesai menikmati pemandangan Eagle Point, kami sudah diminta berkumpul untuk menuju Guano Point. Di tempat yang juga disebut sebagai “home of the Hualapai” ini terdapat bukit di mana kita bisa melihat pemandangan 360 derajat dari Grand Canyon.

Puncak bukit itu tidak sulit untuk didaki, meski kita harus berhati-hati melangkah karena ada batu-batu yang bisa terlepas dari tempatnya.

Saya dan Son, wartawan dari Vietnam sempat kesulitan naik ke bukit karena keliru memilih jalan setapak. Kami mendorong dan menarik satu sama lain untk mencapai puncak.

Begitu sampai puncak, kami baru sadar bahwa ada jalan setapak yang jauh lebih mudah dilalui. Sementara tidak ada orang lain yang melalui jalur kami.

Lenovo/Erry Rahmantyo Bangunan yang disebut home of the Hualapai di Guano Point, Grand Canyon
Guano Point diberi nama demikian karena dahulu ada perusahaan US Guano Corp yang menambang guano atau kotoran kelelawar sebagai pupuk. Mereka menambangnya di gua-gua di bawah tebing Grand Canyon.

Dahulu ada jalur tram untuk membawa guano ke atas. Namun guano yang ditambang ternyata tidak sebesar perkiraan, sehingga penambangan dihentikan.

Kini tempat itu menjadi titik wisata menarik untuk memandang Grand Canyon. Di situ pengunjung bisa bersantai dan menyantap makanan yang disediakan suku Hualapai.

Di rumah orang-orang Hualapai itulah kami mengakhiri petualangan di Grand Canyon. Dalam perjalanan pulang menuju Las Vegas, keindahan Grand Canyon, wangi kaktus dan tumbuhan gurun, serta dinginnya angin lembah terbawa dalam mimpi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Terkini Lainnya

Kapal Wisata Terbakar di Labuan Bajo, Wisatawan Diimbau Hati-hati Pilih Kapal

Kapal Wisata Terbakar di Labuan Bajo, Wisatawan Diimbau Hati-hati Pilih Kapal

Travel Update
5 Tips Traveling Saat Heatwave, Apa Saja yang Harus Disiapkan

5 Tips Traveling Saat Heatwave, Apa Saja yang Harus Disiapkan

Travel Tips
Penerbangan Bertambah, Sandiaga: Tiket Pesawat Mahal Sudah Mulai Tertangani

Penerbangan Bertambah, Sandiaga: Tiket Pesawat Mahal Sudah Mulai Tertangani

Travel Update
Pencabutan Status Bandara Internasional Tidak Pengaruhi Kunjungan Turis Asing

Pencabutan Status Bandara Internasional Tidak Pengaruhi Kunjungan Turis Asing

Travel Update
Bagaimana Cara agar Tetap Dingin Selama Heatwave

Bagaimana Cara agar Tetap Dingin Selama Heatwave

Travel Tips
Gedung Pakuan di Bandung: Lokasi, Jam Buka, dan Tiket Masuk

Gedung Pakuan di Bandung: Lokasi, Jam Buka, dan Tiket Masuk

Travel Update
Jogging with View di Waduk Tandon Wonogiri yang Berlatar Perbukitan

Jogging with View di Waduk Tandon Wonogiri yang Berlatar Perbukitan

Jalan Jalan
7 Tips Berkemah di Pantai agar Tidak Kepanasan, Jangan Pakai Tenda di Gunung

7 Tips Berkemah di Pantai agar Tidak Kepanasan, Jangan Pakai Tenda di Gunung

Travel Tips
Berlibur ke Bangkok, Pilih Musim Terbaik untuk Perjalanan Anda

Berlibur ke Bangkok, Pilih Musim Terbaik untuk Perjalanan Anda

Travel Tips
Cuaca Panas Ekstrem, Thailand Siapkan Wisata Pagi dan Malam

Cuaca Panas Ekstrem, Thailand Siapkan Wisata Pagi dan Malam

Travel Update
Pantai Kembar Terpadu di Kebumen, Tempat Wisata Edukasi Konservasi Penyu Tanpa Biaya Masuk

Pantai Kembar Terpadu di Kebumen, Tempat Wisata Edukasi Konservasi Penyu Tanpa Biaya Masuk

Travel Update
Siaga Suhu Panas, Petugas Patroli di Pantai Bangka Belitung

Siaga Suhu Panas, Petugas Patroli di Pantai Bangka Belitung

Travel Update
Cara ke Museum Batik Indonesia Naik Transjakarta dan LRT

Cara ke Museum Batik Indonesia Naik Transjakarta dan LRT

Travel Tips
Layanan Shower and Locker Dekat Malioboro, Personelnya Bakal Ditambah Saat 'Long Weekend'

Layanan Shower and Locker Dekat Malioboro, Personelnya Bakal Ditambah Saat "Long Weekend"

Travel Update
Museum Batik Indonesia: Lokasi, Jam Buka, dan Harga Tiket Masuk 2024

Museum Batik Indonesia: Lokasi, Jam Buka, dan Harga Tiket Masuk 2024

Hotel Story
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com