Pesan orangtua selalu dipegang Agus yakni selalu berusaha atau berbisnis dengan modal yang ada dan ikut memajukan serta tumbuh bersama pebisnis lokal di Bali.
"Ego merupakan musuh utama orang Bali dalam berbisnis. Maunya langsung besar dan berhasil tanpa mau bersusah-susah dahulu. Kerja harus jujur dan tak boleh sombong," ujarnya mengenang nasihat bapak-ibunya.
Agus pun tak khawatir bila idenya mendirikan hotel bergaya Victorian akan ditiru oleh pesaingnya di Kuta yang rata-rata memiliki modal kuat.
Itulah sebabnya Agus menawarkan tamunya paket berjalan-jalan di pantai Kuta pada sore hari untuk menikmati matahari terbenam (sunset). Tamu Yan's House diajak berjalan kaki menuju pantai Kuta dengan melewati toko-toko suvenir yang berderet sepanjang jalan ke arah pantai.
Selain itu, Agus juga berencana untuk memajukan pariwisata di Tabanan dengan menyiapkan paket ke desa wisata di Tabanan dan Jatiluwih.
"Satu lagi ada paket ke Jatiluwih. Jalan-jalan melihat persawahan dengan padi yang menguning. Tujuan kami ingin maju bersama-sama dengan keluarga pengelola desa wisata di Bali dalam penjualan paket ini," sambungnya.
Oh ya, jangan heran kalau di depan Yan's House Hotel Bali parkir mobil tua. "Itu mobil Ford milik saya. Meskipun tua, mobil tersebut masih bisa bolak-balik Kuta-Tabanan," kata Agus yang juga bendahara di Perhimpunan Pengemar Mobil Kuno Indonesia (PPMKI) Bali itu.
"Kalau ada pelayanan kami yang kurang, sampaikan ke saya. Kalau Anda merasa puas, sampaikan hal itu kepada orang lain," tambah Agus menegaskan prinsip kerjanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.