KUTA, KOMPAS.com - Berawal dari sebuah bungalow mungil dengan 4 kamar sederhana pada tahun 1970-an di Pantai Kuta Bali, kini bangunan di lokasi tersebut berganti wajah menjadi Yan's House Hotel Bali dengan menyediakan 78 kamar.
"Berbekal restu orangtua saya meneruskan bisnis keluarga dari Yan's Beach Bungalow menjadi Yan's House Hotel Bali," tutur I Kadek Agus Sudira (33), CEO yang juga penggagas Yan's House Hotel Bali kepada KompasTravel, di Kuta, Kamis (18/5/2017).
Menurut Agus, sengaja bangunan hotel, kamar dan furnitur yang ada mengadopsi gaya Victorian agar tamu nyaman beristirahat. Namun pelayanan tetap mengutamakan pelayanan khas Bali.
(BACA: Berita Foto: Wow... Uniknya Kamar di Yans House Hotel!)
Makanan dan minuman yang disajikan oleh Code Grafiti Restaurant selalu mengangkat makanan khas Bali yang dipadukan dengan selera kekinian. Buah-buahan khas Bali seperti jeruk kintamani dan salak bali dikemas menjadi lebih menarik dan sudah pasti lezat disantap.
Menyediakan 11 kamar tematik, lanjut Agus, maka siapa pun tamu yang menginap di Yan's House mulai dari backpacker sampai keluarga akan mendapatkan pelayanan yang sama.
Keluarga Agus di Tabanan mengelola Toko Nyoman yang fokus menggarap sektor konveksi. Sementara ayahnya, Wayan Mertha sudah menyerahkan pengelolaan hotel ke pundak Agus.
(BACA: Ini Yans House, Rumahnya Pak Wayan...)
"Kami keluarga pedagang. Ibu saya mengelola Toko Nyoman di Kediri, Tabanan, sebuah perusahaan konveksi keluarga yang saat ini menyediakan pakaian sekolah, pakaian pegawai dan pakaian adat Bali," kata laki-laki yang masih lajang ini.
"Tak menginap tak masalah, kita tetap berikan minuman. Paling tidak dia memberi doa kepada kami agar usaha ini berjalan lancar. Itu sudah cukup buat kami," katanya.
Untuk urusan makanan, Agus mengajak temannya Bondan yang memiliki pengalaman lebih dari 20 tahun di bidang professional cooking dan kitchen management ini sebagai chef di Code Grafiti Restaurant.
Pesan orangtua selalu dipegang Agus yakni selalu berusaha atau berbisnis dengan modal yang ada dan ikut memajukan serta tumbuh bersama pebisnis lokal di Bali.
"Ego merupakan musuh utama orang Bali dalam berbisnis. Maunya langsung besar dan berhasil tanpa mau bersusah-susah dahulu. Kerja harus jujur dan tak boleh sombong," ujarnya mengenang nasihat bapak-ibunya.
Itulah sebabnya Agus menawarkan tamunya paket berjalan-jalan di pantai Kuta pada sore hari untuk menikmati matahari terbenam (sunset). Tamu Yan's House diajak berjalan kaki menuju pantai Kuta dengan melewati toko-toko suvenir yang berderet sepanjang jalan ke arah pantai.
Selain itu, Agus juga berencana untuk memajukan pariwisata di Tabanan dengan menyiapkan paket ke desa wisata di Tabanan dan Jatiluwih.
"Satu lagi ada paket ke Jatiluwih. Jalan-jalan melihat persawahan dengan padi yang menguning. Tujuan kami ingin maju bersama-sama dengan keluarga pengelola desa wisata di Bali dalam penjualan paket ini," sambungnya.
Oh ya, jangan heran kalau di depan Yan's House Hotel Bali parkir mobil tua. "Itu mobil Ford milik saya. Meskipun tua, mobil tersebut masih bisa bolak-balik Kuta-Tabanan," kata Agus yang juga bendahara di Perhimpunan Pengemar Mobil Kuno Indonesia (PPMKI) Bali itu.
"Kalau ada pelayanan kami yang kurang, sampaikan ke saya. Kalau Anda merasa puas, sampaikan hal itu kepada orang lain," tambah Agus menegaskan prinsip kerjanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.