JAKARTA, KOMPAS.com - Lasem secara administratif merupakan sebuah kecamatan di Kabupaten Rembang, Jawa Tengah. Namun siapa sangka, Lasem sempat berjaya dalam era perdagangan candu di Pulau Jawa pada abad ke-19.
Lasem sebagai kota kecil di pesisir utara Jawa memiliki sejarah panjang dalam menjaga dan mengelola keragaman budaya dan etnis. Setidaknya terdapat 241 rumah kuno di kawasan pecinan Lasem.
Sejarah panjang dalam mengelola keragaman budaya dan etnis serta perdagangan candu adalah sederet daya tarik wisata Lasem. Ada pula makanan khas dan segala keramahan warga setempat.
Salah satu pilihan transportasi yang bisa digunakan adalah kereta api. Titik keberangkatan bisa dari Stasiun Pasar Senen maupun Gambir.
Dari Stasiun Semarang, perjalanan mesti dilanjutkan ke Terminal Terboyo. Opsi tercepat untuk menuju Terminal Terboyo adalah menggunakan taksi dengan total biaya argo mulai dari Rp 30.000.
Sampai di Terminal Terboyo, kendaraan selanjutnya adalah bus. Pilihlah bus jurusan Surabaya seperti bus Widi, PO Jaya Utama, Indonesia, dan lainnya.
Baca: Liburan ke Lasem? Ini Panduan Transportasinya...
Bicara tentang obyek wisata di Lasem, ada beberapa tempat yang mesti dikunjungi. Ada Desa Karang Turi, Klenteng Cu Ang Kiong, Klenteng Po An Bio, Klenteng Gie Yong Bio, Pantai Caruban, tambak garam Desa Dasun, dan wisata lain.
Berkunjung ke klenteng-klenteng di Lasem, wisatawan bisa melihat arsitektur bangunan yang unik. Salah satunya adalah dinding-dinding klenteng yang memiliki gambar kisah komik.
Di Desa Karangturi, wisatawan bisa melihat berbagai bangunan bergaya India Cina. Bangunan tersebut terlihat dari arsitektur atap berbentuk ekor walet dan tiang-tiang penyangga bangunan besar.
Baca: Yuk, Berburu Foto "Instagramable" di Lasem
Banyak rumah dengan gaya Cina India tersebar di Lasem. Ada yang masih ditempati, ada juga yang sudah tak berpenghuni.
Saat masuk ke Desa Karangturi, mata langsung dimanjakan oleh tembok rumah setinggi sekitar tiga meter. Pintu rumah berbahan kayu penuh ukiran bisa ditemukan di setiap rumah.
Setidaknya ada dua rumah bergaya Cina India yang bisa diinapi tepatnya di Desa Karangturi, Kecamatan Lasem. Adalah Homestay Tiongkok Kecil Heritage dan Guest House Nyah Lasem yang bisa dijadikan tempat singgah selama berwisata di Lasem.
Baca: Menginap di Bangunan China-Hindia Lasem, Mau?
Masalah kuliner di Lasem, ada beberapa makanan dan minuman yang wajib dicicipi. Dua di antaranya dalah Lontong Tuyuhan dan sirup kawista.
Lontong Tuyuhan adalah makanan berkuah dengan rasa gurih pedas. Ada potongan ayam kampung yang telah direbus sehingga lunak.
Lontong Tuyuhan di Desa Tuyuhan berada di Jalan Raya Lasem - Pandan. Ada lebih dari lima penjual Lontong Tuyuhan di sentra kuliner Lontong Tuyuhan.
Ada pula minuman yang bercita rasa seperti Coca-cola. Minuman itu berasal dari buah kawista. Wisatawan bisa menemukan minuman itu, juga dengan merek Kawista.
Baca: Nikmatnya Rasa Gurih dan Pedas Lontong Tuyuhan
Waktu terbaik berlibur ke Lasem adalah sepanjang tahun. Namun, setiap bulan punya kelebihan masing-masing seperti pemandangan yang didapatkan.
Bila ingin mencari momen-momen matahari terbenam di Lasem, wisatawan bisa datang pada bulan Mei-Juni. Namun, bila ingin pemandangan pepohonan yang meranggas, bisa datang bulan September-Oktober.
Yang tak kalah meriahnya adalah pada saat Imlek maupun Cap Go Meh. Beberapa klenteng akan menampilkan acara seperti barongsai dan gamelan.
(Baca: Kapan Waktu Terbaik Berlibur ke Lasem?)
Salah satu gerai yang menjual oleh-oleh khas Lasem adalah Toko Purnama. Pemilik Toko Purnama, Yucca, mengatakan bahwa makanan ringan yang bisa dibeli di Lasem adalah kacang atom, kacang entis, emping jagung, dan yopia.
Kacang entis terbuat dari kacang tolo yang bercita rasa asin. Kacang entis diolah bersama garam, bawang putih, dan bumbu penyedap.
Oleh-oleh khas Lasem bisa ditemukan di sekitar Alun-Alun Lasem. Selain itu, oleh-oleh juga bisa ditemukan di Jalan Jatirogo.
Baca: Sirup Kawista sampai Yopia, Aneka Oleh-oleh Wajib dari Lasem