Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sipaha Lima, Ritual Sakral Agama Leluhur Suku Batak

Kompas.com - 10/07/2017, 12:04 WIB
Kontributor Medan, Mei Leandha

Penulis

Dia berharap, tidak hanya Parmalim tapi dunia yang matanya saat ini ke Danau Toba. Untuk itu, dia meminta pemerintah mempermudah dan mau bekerja sama agar bisa menghubungkan Parmalim dengan Danau Toba dan masuk dalam kalender pariwisata dan budaya nasional. Menurutnya, 65 persen kunjungan wisatawan adalah tempat-tempat ritual keagamaan.

"Kalau kami makmur, otomatis negara juga akan makmur, itu harapannya," pungkas Halasan.

Berdasarkan data 2015, warga Parmalim berjumlah 1.334 kepala keluarga (KK) atau 5.555 jiwa tersebar di 20 provinsi di Indonesia. Ada 6 KK tinggal di areal kompleks bale pasogit. Terdiri dari 48 punguan, di Kabupaten Toba Samosir terdapat 11 cabang atau 11 ulupunguan.

Di Medan, ada 373 jiwa penganut Parmalim yang tersebar di 10 kecamatan, yakni Medan Amplas, Patumbak, Medan Kota, Medan Denai, Medan Marelan, Tanjung Morawa, Medan Labuhan, Medan Belawan. Sebagian masuk wilayah Kabupaten Deli Serdang, yaitu Kecamatan Sunggal dan Percut Seituan.

Di luar Kota Medan, ruas Parmalim dapat ditemui di Kabupaten Simalungun, Samosir, Toba Samosir dan Tapanuli Utara. Di Jakarta, sebanyak 60 KK berdomisili di Jalan Malaka, Jakarta Timur. Ugamo Malim berisi ajaran-ajaran kebaikan dan sangat mencintai perdamaian. Ini terlihat dari doa dan perilaku ruas-nya.

Mereka lebih memilih diam ketika dipinggirkan, dihilangkan haknya untuk memilih agama dan kepercayaan yang mereka yakini oleh negara. Mereka tidak melawan saat hak-hak sebagai warga negara diabaikan, tak dipenuhi.

Parmalim adalah para penganut Ugamo Malim. Sebutan ini dinabalkan setelah Raja Sisingamangara ke XII mangkat. Sebelum pergi, dia menitahkan ajaran ini untuk diteruskan kepada Raja Mulia Naipospos. Ihutan Ugamo Malim, itulah gelar yang disandangnya. Sampai hari ini sudah tiga generasi menggantikan tugasnya. Agama ini awalnya berpusat di Huta Tinggi, ditandai dengan berdirinya bale pasogit yang tidak ada di daerah lain.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com