Rumah bergaya art deco
Bangunan dua lantai bergaya arsitektur art deco tersebut dirancang oleh seorang arsitek Belanda bernama J.F.L Blankenberg.
Dulunya, bangunan seluas 1.138 meter persegi yang berdiri di tanah seluas 3.914 meter persegi.
Baca juga: Pertempuran di Bekas Rumah Laksamana Maeda, Sebuah Reka Ulang
Lantai pertama, terbujur meja dan kursi tamu tempat Maeda menerima Soekarno, Hatta, dan Ahmad Soebardjo, yang tiba dari Rengasdengklok pada 16 Agustus 1945 pukul 22.00 WIB.
Di sebelah ruang pertemuan, ada meja makan tempat dirumuskannya naskah Proklamasi.
Ada tiga patung lilin tiruan sosok Soekarno, Hatta dan Ahmad Soebardjo tengah berembuk merumuskan naskah Proklamasi.
Masih di ruang tengah, ada replika naskah Proklamasi tulisan Soekarno dalam ukuran jumbo, yang dibingkai kaca tebal dan dipajang di dinding.
Terletak sejajar dengan pintu masuk, ada satu ruangan kecil di bawah tangga. Inilah tempat Sayuti Melik ditemani BM Diah mengetik naskah Proklamasi yang sudah disetujui oleh para hadirin perumus naskah.
Baca juga: Liburan ke Museum Perumusan Naskah Proklamasi, Ada Mesin Tik Milik Perwira Nazi
Di sebelah kirinya, ada tangga menuju ke lantai dua.
Kesan vintage begitu kental terkesan di bekas rumah Laksamana Maeda.
Salah satu hal yang paling membedakan adalah lantai yang masih tegel berwarna abu-abu. Kontras dengan lantai keramik yang biasa digunakan pada saat ini.