Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sebagian Besar Wisman ke Kota Malang Menyukai Wisata Heritage

Kompas.com - 31/10/2017, 19:12 WIB
Andi Hartik

Penulis

MALANG, KOMPAS.com - Kota Malang merupakan salah satu daerah di Jawa Timur yang menjadi tujuan wisatawan. Bukan hanya karena alamnya yang memesona, kawasan heritage yang ada di "Kota Bunga" itu juga andil dalam menarik jumlah wisatawan, khusus wisatawan mancanegara (wisman).

Kepala Seksi Promosi Pariwista pada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Malang, Agung H Buana mengatakan, sebanyak 65 persen wisman yang ke Kota Malang mengunjungi kawasan-kawasan heritage.

"65 persen wisatawan asing mencari culture dan heritage," katanya, Senin (30/10/2017) di Museum Mpu Purwa Kota Malang.

(Baca juga : Kota Malang Fokus Kembangkan Wisata Kampung)

Menurutnya, terdapat sejumlah bangunan di berbagai kawasan di Kota Malang yang keasliannya masih terjaga. Seperti bangunan yang ada Kawasan Ijen yang merupakan kawasan elit di masa penjajahan Belanda, Kawasan Kayu Tangan, Kawasan Celaket, Kawasan Kanjuruhan dan Pecinan.

Tiga dari 200 penari saat memperingati Hari Tari Sedunia di Kampung Warna - warni Kota Malang, Sabtu (29/4/2017)KOMPAS.COM/ANDI HARTIK Tiga dari 200 penari saat memperingati Hari Tari Sedunia di Kampung Warna - warni Kota Malang, Sabtu (29/4/2017)
Kawasan-kawasan itu banyak dikunjungi oleh wisatawan dari Eropa, di antaranya dari Perancis, Jerman, Belgia, Belanda dan sejumlah negara di Eropa Timur.

"Wisatawan asal Belanda dan Belgia kebanyakan untuk mencari jejak-jejak leluhur mereka. Baik orang tua maupun kakek neneknya. Mereka ingin melihat dari dekat kehidupan leluhur mereka," jelasnya.

(Baca juga : Setahun, Kota Malang Dikunjungi 5.000 Wisman)

Apalagi, data kependudukan warga yang tinggal di Kota Malang sejak masa penjajahan masih tersimpan di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Malang. "Sejak tahun 1890-an sudah punya data kependudukan. Sudah teregister," katanya.

Tidak hanya itu, komplek Pemakaman Sukun juga tidak luput dari kunjungan wisman, karena di komplek itu banyak ditemui makam-makam kuno.

Di lokasi itu terdeteksi makam tertua adalah makam yang ada pada periode tahun 1898, meski penataan komplek makam dilakukan pada tahun 1910.

Salah satu prasasti dengan latar belakang instalasi yang ada di Museum Mpu Purwa, Kota Malang, Jawa Timur, Sabtu (12/11/2016).KOMPAS.com/ANDI HARTIK Salah satu prasasti dengan latar belakang instalasi yang ada di Museum Mpu Purwa, Kota Malang, Jawa Timur, Sabtu (12/11/2016).
Makam itu juga menjadi komplek pemakaman orang-orang Belanda yang ada di sekitar Malang. Seperti orang-orang Belanda yang ada di Blitar, Tulungagung, Kediri dan Pasuruan. Bahkan, makam salah satu Administratur Pabrik Gula Panggungrejo, Kota Pasuruan juga ada di komplek tersebut.

Selama ini, rata-rata kunjungan wisman ke Kota Malang sebanyak 10.000 orang per tahun. Tahun ini, kunjungan wisman ke Kota Malang ditargetkan sebanyak 15.000 orang.

"Sampai saat ini sudah 12.000 wisatawan asing, Target 15.000 yang ke Kota Malang. Untuk menunjang target Kementerian Pariwisata," kata Agung.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

8 Penginapan di Ciwidey dengan Kolam Air Panas, Cocok untuk Relaksasi

8 Penginapan di Ciwidey dengan Kolam Air Panas, Cocok untuk Relaksasi

Hotel Story
Capaian Timnas U-23 di Piala Asia Bawa Dampak Pariwisata untuk Indonesia

Capaian Timnas U-23 di Piala Asia Bawa Dampak Pariwisata untuk Indonesia

Travel Update
Harga Tiket Masuk Taman Safari Prigen 2024 dan Cara Pesan via Online

Harga Tiket Masuk Taman Safari Prigen 2024 dan Cara Pesan via Online

Travel Tips
3 Promo BCA Australia Travel Fair 2024, Ada Cashback hingga Rp 2 Juta

3 Promo BCA Australia Travel Fair 2024, Ada Cashback hingga Rp 2 Juta

Travel Update
4 Promo Tiket Pesawat dan Tur BCA Australia Travel Fair, Rp 7 Juta ke Perth PP

4 Promo Tiket Pesawat dan Tur BCA Australia Travel Fair, Rp 7 Juta ke Perth PP

Travel Update
Hari Ini, BCA Australia Travel Fair 2024 Digelar di Gandaria City

Hari Ini, BCA Australia Travel Fair 2024 Digelar di Gandaria City

Travel Update
10 Tips Wisata Saat Cuaca Panas, Pakai Tabir Surya dan Bawa Topi

10 Tips Wisata Saat Cuaca Panas, Pakai Tabir Surya dan Bawa Topi

Travel Tips
5 Wisata di Palangka Raya, Ada Wisata Petik Buah

5 Wisata di Palangka Raya, Ada Wisata Petik Buah

Jalan Jalan
5 Tips ke Museum iMuseum IMERI FKUI di Jakarta, Reservasi Dulu

5 Tips ke Museum iMuseum IMERI FKUI di Jakarta, Reservasi Dulu

Travel Tips
Cara Menuju ke Bukit Tangkiling Kalimantan Tengah

Cara Menuju ke Bukit Tangkiling Kalimantan Tengah

Jalan Jalan
Bukit Tangkiling Palangka Raya untuk Pencinta Alam dan Petualangan

Bukit Tangkiling Palangka Raya untuk Pencinta Alam dan Petualangan

Jalan Jalan
Rute Menuju ke Jungwok Blue Ocean Gunungkidul, Yogyakarta

Rute Menuju ke Jungwok Blue Ocean Gunungkidul, Yogyakarta

Jalan Jalan
Segara Kerthi Diperkenalkan ke Delegasi World Water Forum di Bali, Apa Itu?

Segara Kerthi Diperkenalkan ke Delegasi World Water Forum di Bali, Apa Itu?

Travel Update
Sederet Aktivitas Seru di Jungwok Blue Ocean, Tak Hanya Bisa Foto

Sederet Aktivitas Seru di Jungwok Blue Ocean, Tak Hanya Bisa Foto

Jalan Jalan
Kering sejak Maret 2024, Waduk Rajui Jadi Spot Instagramable di Aceh

Kering sejak Maret 2024, Waduk Rajui Jadi Spot Instagramable di Aceh

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com