Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 10/11/2017, 19:06 WIB
Anggita Muslimah Maulidya Prahara Senja

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com – Siapa yang tak kenal Malioboro? Jalan paling ikonik di Yogyakarta ini menjadi magnet wisatawan yang berkunjung ke Kota Gudeg. Berjalan kaki di Malioboro, berwisata belanja hingga kuliner, serta window shopping menjadi aktivitas favorit di sini.

Namun adanya beberapa kasus seperti mahalnya makanan menjadikan nama Malioboro sedikit tercoreng. Salah satu contohnya adalah postingan seorang mahasiswa di Yogyakarta yang menilai bahwa harga nasi goreng kaki lima di Malioboro relatif mahal.

Baca juga : Viral, Warganet Keluhkan Mahalnya Nasi Goreng Kaki Lima di Yogyakarta 

Lantas, bagaimana tanggapan dari warga asli Yogya soal santapan di sana?

Salah satu warga Jogja, Hanifa (24) mengatakan tidak mau membeli makanan di wilayah Malioboro. Sebab, makanan yang tourist-oriented di Malioboro terkenal mahal.

Nggak mau makan di sana, karena memang di sana terkenal buat turis dan terkenal mahal. Kalau nggak bisa bahasa Jawa atau nggak medok, nanti bisa dibohongin,” ujar Hanifa saat dihubungi KompasTravel, Jumat (10/11/2017).

Hanifa menjelaskan di Yogya sendiri memang sangat kurang dalam hal transportasi umum. Sehingga, kebanyakan wisatawan hanya bisa datang ke Malioboro dan mau tidak mau bersantap di sana.

Baca juga : Akhir Pekan di Yogyakarta, Cicipi 6 Gudeg Legendaris Ini

Hanifa sendiri mengaku tidak pernah membawa temannya yang berasal dari luar kota Yogyakarta untuk makan di Malioboro. Sebab bagi dia, banyak tempat lain di Yogya yang menjual makanan dengan menu yang sama namun harganya lebih murah.

“Kalau orang Yogya kan udah tau harganya, jadi nggak ke sana. Kayak gini, kalau makan ayam sama nasi biasanya itu harganya Rp 10.000 sampai Rp 15.000 sudah sama minum. Tapi kalau harganya udah Rp 25.000 sampai Rp 40.000 sudah terhitung mahal di sini,” kata Hanifa.

Warga lainnya yang asli Yogyakarta lainnya, Satria (28) memiliki pendapat yang sama, dan mengaku jarang ke Malioboro.

“Jarang sih kalau ke Malioboro. Karena kan butuh waktu juga ke sana. Belum lagi macet, dan susah cari parkir. Di sana juga buat saya kurang nikmat untuk makan, karena terlalu ramai,” ujar Satria.

Baca juga : Yuk, Cicipi 3 Bakmi Jawa Legendaris di Yogyakarta

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Makna Batik Parang Udan yang Dipakai Jokowi, Simbol Kepemimpinan

Makna Batik Parang Udan yang Dipakai Jokowi, Simbol Kepemimpinan

Travel Update
Harga Tiket Pesawat di NTT Meroket, Kupang-Ruteng Capai Rp 1,9 Juta

Harga Tiket Pesawat di NTT Meroket, Kupang-Ruteng Capai Rp 1,9 Juta

Travel Update
Harga Wahana Wisata di Pantai Senggigi Lombok

Harga Wahana Wisata di Pantai Senggigi Lombok

Travel Update
Festival Golo Curu di Ruteng NTT, Sajikan Keindahan dan Keunikan Budaya Manggarai

Festival Golo Curu di Ruteng NTT, Sajikan Keindahan dan Keunikan Budaya Manggarai

Travel Update
Selain Bali, 4 Kota di Dunia Ini Juga Akan Terapkan Pajak Turis

Selain Bali, 4 Kota di Dunia Ini Juga Akan Terapkan Pajak Turis

Travel Update
Lokasi Monumen Soerjo, Tepat di Samping Jalan Utama Solo-Ngawi

Lokasi Monumen Soerjo, Tepat di Samping Jalan Utama Solo-Ngawi

Travel Tips
Hotel Penuh Jelang MotoGP Mandalika 2023, Wisatawan Bisa Manfaatkan Homestay

Hotel Penuh Jelang MotoGP Mandalika 2023, Wisatawan Bisa Manfaatkan Homestay

Travel Update
Pameran Pembangunan Terbesar Tahunan di Kulon Progo Digelar 13-28 Oktober 2023

Pameran Pembangunan Terbesar Tahunan di Kulon Progo Digelar 13-28 Oktober 2023

Travel Update
Jadwal Kereta Cepat Whoosh Rute Halim-Padalarang-Tegalluar PP

Jadwal Kereta Cepat Whoosh Rute Halim-Padalarang-Tegalluar PP

Travel Update
Face Recognition di Imigrasi Bandara Soekarno-Hatta Berlaku Hari Ini

Face Recognition di Imigrasi Bandara Soekarno-Hatta Berlaku Hari Ini

Travel Update
Cara Naik Kereta Cepat Whoosh, Gratis sampai 7 Oktober 2023

Cara Naik Kereta Cepat Whoosh, Gratis sampai 7 Oktober 2023

Travel Tips
Batik Banyak Dikenakan Tokoh Dunia, Diharapkan Bisa Tingkatkan Ekspor

Batik Banyak Dikenakan Tokoh Dunia, Diharapkan Bisa Tingkatkan Ekspor

Travel Update
Ekspor Batik Belum Signifikan, Menparekraf Dorong Peningkatan 30 Persen

Ekspor Batik Belum Signifikan, Menparekraf Dorong Peningkatan 30 Persen

Travel Update
Rumah Batik Palbatu di Tebet: Lokasi, Jam Buka, dan Tarif Workshop

Rumah Batik Palbatu di Tebet: Lokasi, Jam Buka, dan Tarif Workshop

Travel Tips
5 Tips Berkunjung ke Museum Tekstil di Jakarta, Datang Lebih Awal

5 Tips Berkunjung ke Museum Tekstil di Jakarta, Datang Lebih Awal

Travel Tips
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com