KENDAL, KOMPAS.com - Di Kabupaten Kendal, Jawa Tengah, ada Kopi Liberika. Kopi yang berasal dari Liberia dan Afrika Barat yang dibawa oleh orang Belanda ini, tumbuh subur di Kendal daerah atas, seperti Patean, Sukorejo, Plantungan dan Pageruyung.
Kopi ini, mempunyai aroma khas, yaitu buah nangka. Tumbuhan kopi liberika tersebut, tingginya bisa mencapai 9 meter. Batang pohonnya juga besar.
Baca juga : Kafe Ini Sajikan Kopi dengan Cara Dibakar
Nah, di Wonokerso RT 02 RW 06 Desa Tirto Mulyo, Kecamatan Plantungan, ada warga yang memproduksi kopi liberika, dengan cara tradisional. Orang itu, bernama Nur Abidin (33). Lelaki desa ini, mengaku tidak menggunakan mesin pengering atau mesin untuk menggiling kopi.
“Saya membuat kopi masih menggunakan sistem jemur, menggoreng dan kemudian menumbuk serta menyaring,” kata Nur, Minggu (15/4/2018).
“Kuncinya digoreng dan tumbuk. Kalau menggorengnya kurang matang atau gosong, tentu rasanya beda. Demikian juga kalau numbuknya kurang lembut,” ujarnya.
Baca juga : Belajar Seluk-beluk Biji Kopi dalam Spilling the Beans
Menurut Nur, dalam sehari dirinya bisa memproduksi 30 kilogram kopi tumbuk liberika. Satu kilogram kopinya dijual Rp 75.000.
“Kalau ada pesenan, baru kami akan memproduksi lebih banyak. Harus kerja nglembur, karena proses gorengnya, untuk 3 kilogram kopi, memakan waktu sekitar 4 jam,” katanya.
Rosyid, penyuka kopi asal Semarang, mengaku rasa kopi tumbuk Liberika lebih mantap. Rasa pahit kopinya terasa. Kopinya juga lembut, meskipun ditumbuk.
“Aromanya lain, karena ini jenis kopi liberika. Mantap,” ujar Rosyid sambil tersenyum.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.