Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cara Menghindari Penipuan Berkedok Open Trip dan Tour Leader

Kompas.com - 15/07/2018, 10:00 WIB
Silvita Agmasari,
Wahyu Adityo Prodjo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com -  Beberapa kasus penipuan di dunia wisata berkedok sebagai operator open trip atau tour leader penyelenggara wisata.

Untuk terhindar dari operator open trip dan tour leader bermasalah, ada berbagai upaya pencegahan yang dapat dilakukan.

"Untuk open trip, bisa mencari referensi dari teman yang sudah pernah menggunakan jasa open trip itu, biasanya memang dari word of mouth (kabar langsung dari orang dekat)," kata CEO Triptrus.com, platform marketplace digital yang menaungi operator tur independen, Bramantyo Sakti dihubungi KompasTravel, Sabtu (14/7/2018).

Wisatawan yang rajin juga biasanya akan melakukan cek terhadap situs, media sosial, komentar para pengguna jasa operator open trip.

(Baca juga: Mau Jadi Tour Leader? Simak Dulu Tips Penting Ini)

Bram menyebutkan, operator open trip yang memiliki jejak buruk, biasanya akan dibicarakan di forum wisatawan online. Bisnis open trip dengan jejak buruk bisnisnya juga akan lesu dan tak digunakan lagi.

Sayangnya masih ada beberapa oknum yang akhirnya hanya mengganti nama operatornya. Inilah yang patut diwaspadai. 

Tour leader Panorama membawa tamu Eropa di salah satu obyek wisata Tanah Air.ARSIP PANORAMA Tour leader Panorama membawa tamu Eropa di salah satu obyek wisata Tanah Air.
Selain operator open trip, perorangan yakni tour leader juga dapat membuka jasa perjalanan wisata.

Untuk menghindari kasus penipuan berkedok tour leader, Ketua Dewan Penasehat Asosiasi Tour Leader Indonesia, Rudiana mengatakan ada berbagai upaya pencegahan.

(Baca juga: Viral, Turis Indonesia Ditinggal Tour Leader saat Wisata di Maroko)

"Jangan gunakan jasa tour leader dari travel agent abal-abal," kata Rudiana dihubungi KompasTravel, Sabtu (14/7/2018).

Jika pada akhirnya memilih menggunakan jasa tour leader yang tidak bernaung dalam agen perjalanan, Rudiana menyarankan agar wisatawan melihat jejak kerja sang tour leader.

"Bisa tanya rekomendasi orang-orang, minimal sudah bawa 10 kali dan kualitasnya memang bagus," jelas Rudiana.

Silahturahim para trip leader dari Jakarta dan Banten di Warunk Upnormal Tebet, Rabu (21/3/2018).

Dok Open Trip Silahturahim para trip leader dari Jakarta dan Banten di Warunk Upnormal Tebet, Rabu (21/3/2018).

Alternatif lain adalah melihat apakah tour leader tersebut termasuk dalam Asosiasi Tour Leader Indonesia.

(Baca juga: Jadi Tour Leader, Cara Keliling Dunia Gratis)

Tour leader yang tergabung dalam asosiasi menurut Rudiana biasanya telah memenuhi Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia. Selain itu, akan lebih mudah jika ada pengaduan atas kerja tour leader yang kurang memuaskan.

"Teliti sebelum membeli. Artinya jangan mudah percaya untuk penawaran open trip yang sumbernya tidak jelas, apalagi tanpa menggunakan travel agent yang terpercaya, fatal akibatnya," jelas Rudiana. 

Baru-baru ini terjadi kasus tour leader meninggalkan sekelompok turis Indonesia saat berwisata di Maroko. Sekelompok turis Indonesia ditinggalkan saat ingin menyeberang dari Maroko ke Spanyol.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com