Awalnya, ia mengira guncangan yang terjadi bukan gempa, melainkan karena ia merasa pusing.
"Saya pikir saya pusing, lha kok goyang-goyang. Terus saya pegangan pohon edelweis, karena saya mau jatuh ke jurang," lanjut dia.
Gempa terasa beberapa kali
Ia mengatakan, gempa tidak hanya dirasakan satu kali.
"Gempanya besar, tidak hanya sekali. Terasa beberapa kali, selisihnya sebentar-sebentar," ujar dia.
Gempa susulan juga terasa beberapa kali.
"Gempa lagi, turun dikit gempa lagi, terus turun dikit gempa lagi. Gempa susulannya lumayan banyak," lanjut Rizky.
Baca juga: Gempa Lombok, 333 Pendaki Rinjani Terjebak di Danau Segara Anak
Gempa menyebabkan tebing gunung runtuh.
Tak hanya itu, jalur dari puncak menuju Pelawangan banyak yang retak dan longsor sehingga para pendaki yang turun dari puncak mencari jalan baru.
"Tebing gunung sebagian pada ambrol. Serem. Banyak jalur yang longsor. Yang turun dari summit pada nyari jalan sendiri (jalur baru) karena jalur lama pada retak dan ada yang longsor," kata Rizky.
Pendaki Panik
Sesaat setelah gempa pertama, banyak pendaki yang panik dan kemudian memutuskan untuk turun.
Panik. Yang sudah di puncak pada turun, yang mau naik ke puncak juga turun. Turun semua, bareng sama porter-porter yang lain," kata Rizky.
Baca juga: Satu Pendaki Asal Makassar yang Tewas di Rinjani Alami Luka di Kepala
Karena kepanikan tersebut, ada beberapa pendaki yang meninggalkan tendanya.