Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hindari Pencopetan di Pesawat, Kenali Situasi dan Karakter Si Pelaku

Kompas.com - 20/08/2018, 09:50 WIB
Muhammad Irzal Adiakurnia,
I Made Asdhiana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Melakukan perjalanan udara bukan berarti bebas aksi pencurian. Belum lama ini kasus pencurian di kabin pesawat kembali terjadi di penerbangan Asia.

Kondisi pencurian atau pencopetan di atas penerbangan pesawat tentu sangat berbeda dengan di angkutan umum lainnya. Dari beberapa kasus yang diamati pengamat, terlihat pencuri cukup rapi dalam beraksi.

Alvin Lie salah satu Pengamat Penerbangan, berbagi hasil pengamatannya terkait kasus "maling terbang" kepada KompasTravel. Menurutnya pengunjung wajib tahu dan menghindari situasi rawan pencurian, dan tahu karakter si pelaku.

"Mereka beroperasi pada penerbangan jarak menegah antara dua sampai dengan empat jam," tutur Alvin Lie, selaku Pengamat Penerbangan yang dihubungi KompasTravel, Minggu (19/8/2018).

Baca juga: Hati-hati Sindikat Copet di Pesawat, Ini Tips agar Barang Aman

Aksi pencurian tersebut memang cukup memakan waktu dalam menunggu saat
penumpang lengah. Dalam kondisi itu kemungkinan besar penumpang akan tidur walau sebentar.

Alvin membenarkan meyoritas kasus pencurian, terjadi saat penumpang tidur. "Betul. (saat penumpang tidur). Mereka biasanya pilih penerbangan malam. Beroperasi ketika pencahayaan kabin diredupkan," tutur Alvin Lie.

Baca juga: Ini yang Harus Anda Lakukan ketika Bagasi Hilang Saat Penerbangan...

Menurutnya dalam penerbangan siang yang cenderung terang, akan mempersulit aksi pencuri. Selain itu juga siang bukan merupakan jam tidur kebanyakan orang, meski sangat tidak menutup kemungkinan.

Perlu diwaspadai, pencuri tersebut tidaklah sendiri, beberapa yang berhasil ditangkap berjumlah tiga sampai empat orang.

"Biasanya mereka beroperasi dalam kelompok, tiga-lima orang dalam satu penerbangan tapi duduknya berpencar. Persis seperti copet di bus dan kereta," kata Alvin.

Gerombolan tersebut berkerumun menutupi rekannya yang beroperasi, menggerayangi tas penumpang di kabin. Mereka menyasar uang tunai dan perhiasan yang telah disasar saat dari bandara.

Pencurian di dalam kabin pesawat terjadi saat korban tidur atau ke toilet.Flickr.com/Ibtimes Pencurian di dalam kabin pesawat terjadi saat korban tidur atau ke toilet.
Untuk mengelabui penumpang, pencuri di pesawat rela membeli penerbangan kelas bisnis, dan berpenampilan rapi bahkan mewah.

"Biasanya maling berpenampilan meyakinkan, necis, rapi, perlente, dan juga cantik untuk mengelabui penumpang dan awak kabin. Maka kita jangan mudah terkecoh penampilan 'wah'," terang Alvin.

Kasus-kasus pencurian dalam peerbangan ini kerap terjadi di Asia juga Australia. Mereka mengincar mangsa sejak di bandara.

Kasus terbaru, terjadi di penerbangan Ho Chi Minh City ke Kuala Lumpur, Malaysia, Rabu (15/8/2018). Sebelum lepas ladas tertangkap pencuri yang sedang mengambil uang cash dari tas pemilik yang ditaruh tepat di kabin atasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pengalaman ke Pasar Kreatif Jawa Barat, Tempat Nongkrong di Bandung

Pengalaman ke Pasar Kreatif Jawa Barat, Tempat Nongkrong di Bandung

Jalan Jalan
Libur Panjang Waisak 2024, KAI Operasikan 20 Kereta Api Tambahan

Libur Panjang Waisak 2024, KAI Operasikan 20 Kereta Api Tambahan

Travel Update
Pasar Kreatif Jawa Barat: Daya Tarik, Jam Buka, dan Tiket Masuk

Pasar Kreatif Jawa Barat: Daya Tarik, Jam Buka, dan Tiket Masuk

Travel Update
Berkunjung ke Pantai Nangasule di Sikka, NTT, Ada Taman Baca Mini

Berkunjung ke Pantai Nangasule di Sikka, NTT, Ada Taman Baca Mini

Jalan Jalan
10 Wisata Malam di Semarang, Ada yang 24 Jam

10 Wisata Malam di Semarang, Ada yang 24 Jam

Jalan Jalan
Tanggapi Larangan 'Study Tour', Menparekraf: Boleh asal Tersertifikasi

Tanggapi Larangan "Study Tour", Menparekraf: Boleh asal Tersertifikasi

Travel Update
Ada Rencana Kenaikan Biaya Visa Schengen 12 Persen per 11 Juni

Ada Rencana Kenaikan Biaya Visa Schengen 12 Persen per 11 Juni

Travel Update
Kasus Covid-19 di Singapura Naik, Tidak ada Larangan Wisata ke Indonesia

Kasus Covid-19 di Singapura Naik, Tidak ada Larangan Wisata ke Indonesia

Travel Update
Museum Kebangkitan Nasional, Saksi Bisu Semangat Pelajar STOVIA

Museum Kebangkitan Nasional, Saksi Bisu Semangat Pelajar STOVIA

Travel Update
World Water Forum 2024 Diharapkan Dorong Percepatan Target Wisatawan 2024

World Water Forum 2024 Diharapkan Dorong Percepatan Target Wisatawan 2024

Travel Update
Tebing di Bali Dikeruk untuk Bangun Hotel, Sandiaga: Dihentikan Sementara

Tebing di Bali Dikeruk untuk Bangun Hotel, Sandiaga: Dihentikan Sementara

Travel Update
Garuda Indonesia dan Singapore Airlines Kerja Sama untuk Program Frequent Flyer

Garuda Indonesia dan Singapore Airlines Kerja Sama untuk Program Frequent Flyer

Travel Update
5 Alasan Pantai Sanglen di Gunungkidul Wajib Dikunjungi

5 Alasan Pantai Sanglen di Gunungkidul Wajib Dikunjungi

Jalan Jalan
Pantai Lakey, Surga Wisata Terbengkalai di Kabupaten Dompu

Pantai Lakey, Surga Wisata Terbengkalai di Kabupaten Dompu

Travel Update
Bali yang Pas untuk Pencinta Liburan Slow Travel

Bali yang Pas untuk Pencinta Liburan Slow Travel

Travel Tips
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com