Tahun 2011 oleh romo Paroki Wonosari Rm Sp Bambang Ponco Santosa SJ, patung Bunda Maria diganti berbahan batu hitam dan diberkati oleh Mgr Yoh Pujasumarta yang saat itu menjabat sebagai Uskup Agung Semarang dan diberi nama 'Maria Perantara Wahyu'.
"Di sini paling ramai pada bulan Mei (bulan Maria menurut kalender Umat Katolik)," kata Puji.
Tidak Hanya Digunakan Umat Katolik
Bidang Kerasulan Kemasyarakatan, Paroki Santo Petrus Wonosari FX Endro Tri Guntoro mengatakan sekitar tahun 2014, Uskup Agung Semarang Mgr Yoh. Pujasumarta SJ menanam ribuan pohon bersama tokoh lintas iman di Gunungkidul.
"Waktu itu simbolisnya tanaman kelor, yang ditanam bersama tokoh agama lain yang berasal dari seluruh perwakilan pemuka agama dari Gunungkidul," katanya.
Menurut dia, melalui romo Paroki saat itu, Rm Sp Bambang Ponco Santosa SJ ingin mendesain ulang Goa Maria agar tidak hanya untuk umat Katolik, tetapi umat agama lain bisa memanfaatkan lokasi tersebut untuk kegiatan positif lainnya.
"Tujuannya agar semua masyarakat Gunungkidul bisa merasa handarbeni atau memiliki Goa Maria Tritis. Sampai saat ini romo Ponco meski tidak lagi menjadi pastur paroki di sini, masih ikut mengembangkan Goa Maria Tritis," ujarnya.
Salah satu pengunjung Goa Maria Tritis, asal kota Yogyakarta, Maria Amelia Agustina mengaku senang berkunjung ke lokasi. Di samping sepi, keindahan goa alami untuk beribadah memberikan suasana berbeda. "Senang di sini adem, bisa berdoa dengan lebih khusuk," ucapnya.
Bagi para pengunjung yang lelah berjalan, tak perlu takut. Sebab, di sana ada penjaja makanan hingga kelapa muda. Makanan yang dijual pun unik mulai dari gaplek hingga pecel yang itu sulit ditemukan di daerah lainnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.