Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tradisi Kolo Kabe di Kampung Mesi Flores

Kompas.com - 25/10/2018, 14:16 WIB
Markus Makur,
I Made Asdhiana

Tim Redaksi

Guru Muatan Lokal di SDI Mesi sekaligus anggota Suku Lenang, Wenseslaus Seong kepada Kompas.com, Senin (22/10/2018) di kediamannya menjelaskan, kalender nasional dan kalender global dimulai dari Januari-Desember, sementara kalendar adat orang Manggarai Timur dalam kalender pertanian di mulai September dan berakhir di Februari tahun berikutnya.

Menurut Wenseslaus, tradisi Kolo Kabe merupakan sebuah tradisi pertanian orang Manggarai Timur untuk menghormati alam semesta, Sang Pencipta alam semesta dan leluhur yang sudah meninggal dunia.

Tradisi ini sekaligus memohon berkat dari Sang Pencipta dan leluhur untuk memberkati alam semesta serta tanaman-tanaman pertanian yang ditanam warga petani agar membuahkan hasil yang berlimpah dalam setahun masa tanam tersebut.

Wenseslaus menjelaskan, Sabtu (20/10/2018), lima suku di lima rumah gendang di wilayah tanah ulayat Suku Sulit melaksanakan Kolo Kabe di pusat kampung Mesi yang diikuti oleh ratusan anggota Suku dari lima rumah gendang tersebut.

“Biasanya kalender pertanian orang Manggarai Timur dimulai September dalam tahun berjalan dan sebelum bulan itu dilaksanakan Kolo Kabe, namun kali agak sedikit terlambat sesuai dengan kondisi alam yang saat ini kurang menentu antara musim hujan dan kemarau, karena hingga saat ini belum juga turun hujan. Barangkali ini tanda-tanda pemanasan global,” jelasnya.

Gotong Royong Secara Adat

Saat melaksanakan tradisi Kolo Kabe, Sabtu (20/10/2018), lima anggota rumah gendang di wilayah tanah ulayat Suku Sulit secara gotong royong mengumpulkan beras 2 kg dan uang Rp 20.000 yang dikumpulkan oleh 133 orang yang memiliki lahan di wilayah tanah ulayat Suku Sulit. Ini juga bagian dari persaudaraan dan rasa kekeluargaan yang diikatkan oleh tradisi dan adat.

Hingga saat ini kebiasaan gotong royong masih terpelihara dengan baik di kampung-kampung dalam meringankan beban bagi sesama, baik dalam ritual adat maupun upacara lainnya. Gotong royong sangat nampak di kehidupan sosial kemasyarakatan di kampung-kampung.

Tegakkan Aturan Adat

Saat dilangsungkan tradisi Kolo Kabe, Tua Teno Suku Sulit mengumumkan aturan-aturan adat yang harus ditaati oleh seluruh anggota suku dari lima gendang serta warga dari suku lain yang memiliki lahan di tanah ulayat Suku Sulit.

Aturan-aturan adat itu seperti dilarang mencuri dan lain sebagainya. Jika warga melanggar aturan adat ini maka didenda secara adat. Dilarang bunyi meriam bambu dan petasan di tengah kampung, kecuali di tempat umum di luar wilayah tanah ulayat Suku Sulit. Bunyi-bunyian ini berbahaya kaum perempuan yang sedang mengandung.

Selain itu, setelah tradisi Kolo Kabe, warga dilarang menanam jenis tanaman seperti padi dan jagung di ladangnya. Saat mulai tanam, pertama-tama dilaksanakan oleh tua Teno Suku Sulit, baru sesudah itu diikuti oleh warga anggota suku lainnya.

Aturan ini tidak boleh dilanggar oleh seluruh anggota suku dari lima rumah gendang dan warga suku lain yang ada lahan di wilayah tanah ulayat Suku Sulit.

Kolo Kabe di SDI Mesi

Wenseslaus menjelaskan, setiap tahun, siswa dan siswi kelas VI yang mempersiapkan ujian nasional terlebih dahulu dilaksanakan Kolo Kabe di halaman sekolah pada bulan Maret agar anak-anak kelas VI yang mengikuti ujian bisa berhasil.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Fenomena Pemesanan Hotel 2024, Website Vs OTA

Fenomena Pemesanan Hotel 2024, Website Vs OTA

Travel Update
6 Tips Menginap Hemat di Hotel, Nyaman di Kantong dan Pikiran

6 Tips Menginap Hemat di Hotel, Nyaman di Kantong dan Pikiran

Travel Tips
Tren Pariwisata Domestik 2024, Hidden Gems Jadi Primadona

Tren Pariwisata Domestik 2024, Hidden Gems Jadi Primadona

Travel Update
8 Tips Berwisata Alam di Air Terjun Saat Musim Hujan

8 Tips Berwisata Alam di Air Terjun Saat Musim Hujan

Travel Tips
Jakarta Tourist Pass Dirilis Juni 2024, Bisa Naik Kendaraan Umum Gratis

Jakarta Tourist Pass Dirilis Juni 2024, Bisa Naik Kendaraan Umum Gratis

Travel Update
Daftar 17 Bandara di Indonesia yang Dicabut Status Internasionalnya

Daftar 17 Bandara di Indonesia yang Dicabut Status Internasionalnya

Travel Update
Meski Mahal, Transportasi Mewah Berpotensi Dorong Sektor Pariwisata

Meski Mahal, Transportasi Mewah Berpotensi Dorong Sektor Pariwisata

Travel Update
Jakarta Tetap Jadi Pusat MICE meski Tak Lagi Jadi Ibu Kota

Jakarta Tetap Jadi Pusat MICE meski Tak Lagi Jadi Ibu Kota

Travel Update
Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Travel Update
Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Travel Update
Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Travel Update
Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Travel Update
4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

Jalan Jalan
3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

Hotel Story
Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Jalan Jalan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com