Kecuali jika pengunjung bisa mendapatkan ikan langsung dari para nelayan, tentu saja harga bisa lebih murah.
Para tengkulak biasanya langsung membawa ikan-ikan segar ke pasar umum dan sebagian lainnya disiapkan untuk pengiriman luar daerah.
Sementara untuk jenis teri, saat musim panen melimpah diolah terlebih dahulu oleh masyarakat setempat. Maka tidak mengherankan jika di Desa Batu Belubang banyak ditemukan lapangan untuk menjemur ikan.
Terdengar sedikit menyeramkan. Namun inilah pantai yang menjadi destinasi unggulan Desa Batu Belubang.
Kawasan pantai berpasir putih ini telah dilengkapi gazebo untuk istirahat para pengunjung. Pepohonan cemara, pinus dan bakau yang tumbuh di sepanjang pantai membuat suasana terasa lebih menyegarkan.
Masyarakat setempat meyakini, Pantai Tapak Hantu berasal dari anggapan bahwa kawasan itu dulunya banyak dihuni makhluk gaib.
Anggapan ini diyakini karena dulunya kawasan Pantai Tapak Hantu merupakan daearah rawa yang ditumbuhi semak belukar.
"Ada yang menyebut Tapak Hantu dan ada juga menyebut Tapak Dewa. Sejak dulu itu namanya," ujar Andi, petugas jaga pantai.
Baru sejak beberapa tahun terakhir, masyarakat setempat yang tergabung dalam kelompok sadar wisata dan Karang Taruna melakukan pembukaan lahan.
Secara bertahap gazebo dan MCK mulai dibangun. Berbagai kelompok masyarakat dan instansi juga kerap menjadikan kawasan pantai sebagai lokasi penghijauan.
Keseriusan pemerintah daerah dibutuhkan dalam menyokong pengembangan pariwisata Pantai Tapak Hantu.
Salah satunya perlu diupayakan pembangunan jalan aspal karena akses sepanjang 2 kilometer menuju pantai masih jalan tanah yang dihiasi lubang menganga bercampur lumpur.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.