7 Buku Kisah Perjalanan yang Bisa Ditemukan di Big Bad Wolf 2019

JAKARTA, KOMPAS.com – Era digital membawa banyak perubahan dalam pencarian informasi. Ada kecenderungan jika buku mulai ditinggalkan lantaran pencarian informasi dapat dilakukan lebih mudah dan cepat melalui internet.

Tak terkecuali soal pencarian berkaitan dengan kegiatan wisata. Hal-hal seperti panduan, tips, dan kumpulan destinasi menarik tersebar begitu banyak di jagat maya.

Akan tetapi, sejumlah buku travellng yang dijual di Big Bad Wolf (BBW) Jakarta 2019 rupanya mengangkat sudut pandang yang unik. Dengan mudah, buku-buku ini menarik perhatian ketimbang buku-buku kumpulan tips dan destinasi terbitan National Geographic maupun Lonely Planet.

Apa saja buku-buku tersebut? Berikut beberapa di antaranya:

1. Footsteps – New York Times, Rp 70 ribu

Buku ini merupakan antologi kisah literary pilgrimage – semacam perjalanan menziarahi kota-kota tempat lahir dan wafatnya sastrawan-sastrawan besar. Antologi ini memuat kisah perjalanan ziarah menyusuri jejak-jejak Elena Ferrante di Naples, Italia sampai Dashiell Hammett di San Francisco, AS.

2. The Mammoth Book of Travel in Dangerous Places – John Keay (editor), Rp 80.000

Sama seperti Footsteps, buku ini pun merupakan antologi. Bedanya, buku ini memuat 40 kisah menegangkan perjalanan di tempat-tempat berbahaya di dunia, dari Kongo sampai Gunung Everest.

3. Atlas of Improbable Places – Travis Elborough & Alan Horsfield, Rp 155.000 (hard-cover)

Persis namanya, buku ini memang atlas. Isinya kumpulan 50 destinasi yang tak biasa, lengkap dengan petanya. Selain peta yang dilukis artistik, penulisnya juga menukil berbagai hal-hal aneh, kadang remeh-temeh, dari tempat-tempat yang memicu rasa ingin tahu pembaca.

Pembaca akan serasa mengalami petualangan di Parangaricutiro, San Juan, sebuah kota yang “terendam” dalam lava, sampai sensasi menggidikkan memasuki Leap Castle di Irlandia yang dikenal sebagai lokasi paling berhantu.

4. Mother Tongue – Chrstine Gilbert, Rp 80.000

Buku ini amat cocok bagi Anda yang doyan pelesir sekaligus menggemari bahasa. Dalam karyanya ini, penulis berkeliling Beijing, Beirut (Lebanon),  sampai Meksiko, serta kota-kota lainnya, hanya untuk memuaskan rasa dahaganya menguasai berbagai bahasa, seperti Mandarin, Arab, dan Spanyol.

Bukan sekadar pengalaman pribadi dalam menguasai bahasa, buku ini memuat kisah-kisah yang menarik tentang kegamangan penulis saat tercebur di tengah-tengah masyarakat yang ia tidak kuasai bahasanya.

5. Around The World in 50 Years – Albert Podell, Rp 80.000

Dari bekas pengacara sampai editor majalah Playboy, penulis membuat keputusan penting dalam hidupnya, yakni melakukan perjalanan keliling dunia selama puluhan tahun.

Selama perjalanan ini, ia berhasil mengalami dan melalui berbagai kisah, mulai dari kerusuhan, perang saudara, hingga bencana-bencana alam. Dalam melintasi batas negara, ia kerap menumpang kendaraan yang tak lazim, seperti pesawat kuno sampai mendayung perahu yang dijejali 60 hewan ternak.

6. Sacred Geographies – Paul Devereux, Rp 105.000

Penulis mengisahkan pengalamannya bekerja dari satu situs kuno ke situs kuno lainnya di berbagai belahan dunia. Istimewanya, setiap situs kuno memiliki mitosnya masing-masing, kadangkala dianggap suci oleh penduduk setempat.

Salah satu cerita yang memikat ialah pembabaran penulis mengenai suatu pantai di Kepulauan Fiji yang dianggap suci dan menguarkan aroma vanilla ketika dihampiri.

7. Driving Hungry – Laine Mosley, Rp 80.000

Dari permukaan kisahnya, buku memoar ini tampak mengenang perjalanan penulis ketika berwisata menggunakan taksi. Ia suka menanyakan pada sopir ihwal hidangan-hidangan nikmat di kota-kota yang ia sambangi, seperti Buenos Aires, Berlin, dan New York.

Namun, jika ditelisik lebih, pembaca akan menemukan bahwa “lapar” yang dimaksud penulis kerapkali memiliki makna yang dalam dan filosofis. Dalam kisah-kisah perjalanannya, penulis sering menyelipkan pernyataan maupun pertanyaan “eksistensial”.