Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 20/03/2019, 17:09 WIB

BOYOLALI, KOMPAS.com – Saat ini pemandian alami atau umbul menjadi salah satu obyek wisata andalan Kabupaten Boyolali. Banyak orang yang berkunjung ke wisata umbul itu, terutama ketika hari libur atau waktu tertentu seperti libur Lebaran.

Salah satu pemandian alami yang ada di Boyolali adalah Umbul Pengging. Total ada tiga kolam pemandian alami yang ada di Umbul Pengging, sementara satu kolam adalah pemandian buatan untuk anak-anak.

Baca juga: Umbul Pengging, Pemandian Bernuansa Kerajaan di Boyolali

Pemandian legendaris yang berada di Desa Dukuh, Kecamata Banyudono, Boyolali, Jawa Tengah ini tak hanya menawarkan kesegaran air langsung dari mata air, tetapi juga kisah legendanya.

Bahkan tiga kolam pemandian alami di Umbul Pengging mempunyai kisahnya masing-masing. Kompas.com bertemu dengan warga setempat bernama Bapak Wagimin pada Hari Sabut (16/03/2019) yang menceritakan kisah legenda dan sejarah Umbul Pengging.

Umbul Katunda

Pak Wagimin menjelaskan jika legenda dan sejarah Umbul Pengging didapatkan secara turun-temurun dari orang tua dan simbahnya. Menurut dia, dahulu hanya ada satu kolam di Umbul Pengging, yakni yang sekarang bernama Umbul Duda.

Legenda dimulai ketika terjadinya perang antara Keraton Prambanan melawan Keraton Pengging Wanasegara. Pasukan Keraton Prambanan dipimpin oleh Patih Gupala, sementara Pengging adalah Prabu Damar Maya atau ayah Bandung Bondowoso.

Baca juga: Jalan-jalan ke Boyolali, Nikmati Segarnya Es Dawet Durian

Suatu ketika Bandung Bondowoso diutus untuk pergi ke Keraton Prambanan oleh ayahnya. Namun ketika sampai lokasi yang sekarang menjadi Umbul Pengging, Bandung Bondowoso merasa haus dan lelah, tetapi tidak ada air di sana.

Ia pun akhirnya melubangi tanah dan akhirnya keluar mata air dan menjadi kolam atau kubangan. Umbul itu pun awalnya bernama Katunda, berasal dari perjalanan Bandung Bondowoso menuju Prambanan yang tertunda (katunda) karena rasa haus.

Bandung Bondowoso pun melanjutkan perjalanan ke Keraton Prambanan. Setelah itu, muncul dua mata air lain di sekitar Umbul Katunda yang sekarang menjadi Umbul Temanten dan Umbul Ngabean.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Naik KRL ke ICE BSD Bisa Lanjut Shuttle Bus Gratis, Catat Langkahnya

Naik KRL ke ICE BSD Bisa Lanjut Shuttle Bus Gratis, Catat Langkahnya

Travel Tips
Panduan Lengkap ke Museum Multatuli di Rangkasbitung

Panduan Lengkap ke Museum Multatuli di Rangkasbitung

Travel Tips
Desa Wisata Hargotirto, Punya Spot Terbaik Lihat Perbukitan Menoreh

Desa Wisata Hargotirto, Punya Spot Terbaik Lihat Perbukitan Menoreh

Jalan Jalan
Kampoeng Ketandan Yogyakarta Jadi Bagian dari Wisata Jalan Kaki

Kampoeng Ketandan Yogyakarta Jadi Bagian dari Wisata Jalan Kaki

Jalan Jalan
Cara ke Animalium BRIN Naik Kereta dan Kendaraan Pribadi

Cara ke Animalium BRIN Naik Kereta dan Kendaraan Pribadi

Travel Tips
Maskapai Vietjet Air Buka Penerbangan ke Jakarta Mulai 5 Agustus 2023

Maskapai Vietjet Air Buka Penerbangan ke Jakarta Mulai 5 Agustus 2023

Travel Update
5 Tips Berkunjung ke Big Bad Wolf, Bawa Kantong Sendiri

5 Tips Berkunjung ke Big Bad Wolf, Bawa Kantong Sendiri

Travel Tips
10 Tempat Liburan di Lembang Ramah Anak, Bisa Main Sambil Belajar

10 Tempat Liburan di Lembang Ramah Anak, Bisa Main Sambil Belajar

Jalan Jalan
Perpustakaan Unik di Tangerang OMAH Library, Banyak Dikunjungi Tamu Asing

Perpustakaan Unik di Tangerang OMAH Library, Banyak Dikunjungi Tamu Asing

Jalan Jalan
Museum Multatuli Rangkasbitung, Museum Anti Kolonialisme Pertama di Indonesia

Museum Multatuli Rangkasbitung, Museum Anti Kolonialisme Pertama di Indonesia

Jalan Jalan
Kuil Kuno di China Didigitalisasi, Wisatawan Bisa Lihat Bangunan Asli

Kuil Kuno di China Didigitalisasi, Wisatawan Bisa Lihat Bangunan Asli

Jalan Jalan
5 Tips Berkunjung ke OMAH Library, Reservasi Dulu

5 Tips Berkunjung ke OMAH Library, Reservasi Dulu

Travel Tips
Pesawat Penumpang Komersial Terbesar Dunia Milik Emirates Akan Mendarat di Bandara Ngurah Rai

Pesawat Penumpang Komersial Terbesar Dunia Milik Emirates Akan Mendarat di Bandara Ngurah Rai

Travel Update
Mengenal Apitan, Tradisi Jelang Idul Adha di Jawa Tengah

Mengenal Apitan, Tradisi Jelang Idul Adha di Jawa Tengah

Hotel Story
Kenapa Museum Multatuli Dibangun Di Rangkasbitung? Ini Penjelasannya

Kenapa Museum Multatuli Dibangun Di Rangkasbitung? Ini Penjelasannya

Jalan Jalan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+