David Makes berharap, pariwisata Bondowoso memiliki tagline sendiri. Tagline yang tidak boleh sama dengan daerah lain.
Ia mengimbau pula Bondowoso harus mengelola dengan baik atraksi wisata yang direncanakan akan dikembangkan sehingga tidak tumpang tindih dengan daerah lain.
Dengan demikian bisa melahirkan sinergitas dengan tetangga wilayah administratif Bondowoso, salah satunya Banyuwangi.
Sementara itu, perwakilan Bapeda Bondowoso, Sigit Dwiwahyu Banendro yang juga hadir dalam FGD menambahkan, salah satu permasalahan di daerahnya adalah akses. Terlebih Kabupaten Bondowoso tidak memiliki jalan nasional.
"Adanya jalan provinsi. Kami sedang mengusulkan dan sedang menunggu jawaban. Susah buat berharap orang akan lewat Bondowoso kalau tidak ada jalan nasional,” paparnya.
Padahal, kata dia, Bondowoso memiliki keunggulan. Salah satunya memiliki sejumlah daerah dengan ketinggian di atas 1000 Mdpl. Hal inilah yang harusnya dimanfaatkan.
Adapun terkait pelaksanaan FGD, Kadispar Bondowoso Harry Patriantono berharap FGD yang digelar Kemenpar bisa ditindaklanjuti. Caranya dengan terus berkoordinasi dan konsolidasi dengan Asita, komunitas ekowisata, juga stakeholder lainnya.
“Buat Bondowoso, FGD yang adakan Kemenpar ini adalah peluang yang bagus. Sebab, target kami sangat muluk. Menjadikan pariwisata Bondowoso menuju dunia,” tuturnya.
Sementara itu, di tempat terpisah Menteri Pariwisata Arief Yahya berharap, Bondowoso tidak ragu untuk menjadikan sektor pariwisata sebagai unggulan. Ini karena banyak daerah yang sukses setelah menjadikan pariwisata sebagai sektor unggulan.
"Namun hal itu bisa terwujud bisa didukung oleh komitmen dari kepala daerah. Karena arah kebijakan berada di tangan kepala daerah. Tapi yakinlah potensi Bondowoso sangat luar biasa,” paparnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.