Jadi ritual tempang pitak adalah ritual membersihkan segala kotoran yang masih melekat dalam diri keluarga baru di dalam sistem adat istiadat Uku (Suku) Besi Wajur-Kolang maupun Uku (Suku) dari pihak sang istri.
Tua adat Kampung Wajur, Desa Wajur, Kecamatan Kuwus Barat, Daniel Juhu meritualkan tempang pitak sambil memegang seekor ayam. Tempang Pitak merupakan puncak dari tradisi Gerep Rugha Manuk di rumah adat Uku Besi dan Uku (suku) lainnya di kawasan hamente Kolang.
Saat ritual dilangsungkan, Juhu memohon kepada leluhur Uku Besi dan Uku Saghe bersatu untuk menjaga keluarga ini dalam kehidupan selanjutnya. Saat itu juga disebutkan pantangan-pantangan yang tak boleh dimakan oleh sang istri sesuai dengan adat istiadat Uku (Suku) Besi Wajur.
Benediktus Nehe dan Nobertus Manggut kepada Kompas.com, Kamis (11/7/2019) menjelaskan, sebelum seorang istri melaksanakan Gerep Rugha Manuk (injak telur), pertama-tama, seorang istri bersama suaminya disambut di Paang, pintu gerbang kampung.
Kedua, tua-tua adat bersama dengan kaum perempuan mengantar pengantin adat memasuki Natah (halaman) kampung. Ketiga, pengantin adat berdiri di depan Pa’ra, pintu rumah adat untuk dilangsungkan Gerep Rugha Manuk, injak telur ayam kampung.
Seorang tua adat diberikan kepercayaan untuk memegang dan menaruh telur itu di depan rumah adat. Selanjutnya sang istri menginjaknya dengan kaki kiri, diikuti oleh suaminya.