Di Desa ini, jenazah tidak dikubur atau pun dibakar.
Tradisi unik yang mereka lakukan sejak turun temurun adalah membaringkan jenazah di atas tanah yang disebut Sema Wayah.
Jenazah dibiarkan hingga membusuk di permukaan tanah dangkal berbentuk cekungan panjang.
Posisi jenazah berjejer bersanding dengan yang lainnya, lengkap dengan pembungkus kain sebagai pelindung tubuh di waktu prosesi dan hanya menampakkan bagian muka dari celah bambu "Ancak Saji".
Ancak Saji merupakan anyaman bambu segitiga sama kaki yang berfungsi untuk melindungi jenazah dari serangan binatang buas.
Kampung Pitu Nglanggeran, Gunungkidul , Yogyakarta, tergolong unik karena di kampung ini hanya terdapat 7 kepala keluarga.
Inilah yang membuat kampung ini berjuluk Kampung Pitu.
Kampung Pitu Nglanggeran hanya berjumlah 7 kepala keluarga karena ada kepercayaan bahwa setiap lebih dari 7 kepala keluarga, akan terjadi bencana atau peristiwa yang mengakibatkan jumlah KK kembali ke angka 7.
Hal inilah yang membuat masyarakat setempat percaya bahwa jumlah KK di Kampung Pitu harus berjumlah 7.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.