BANJARNEGARA, KOMPAS.com – Gelaran Dieng Culture Festival (DFC) memang selalu sukses menarik animo pengunjung yang besar setiap tahunnya. Pada DCF ke-10 atau 2019 pun masih dipadati banyak pengunjung.
Puncak kunjungan paling banyak Dieng Culture Festival adalah saat rangkaian acara Senandung Negeri di Atas Awan, Sabtu (3/8/2019). Sebanyak puluhan ribu orang memadati venue di Lapangan Pandawa, tempat acara itu berlangsung.
Baca juga: Lagu Tanah Airku Iringi Ribuan Lampion Dieng Culture Festival 2019
Banyaknya orang yang hadir membuat arus lalu-lintas orang begitu padat. Peserta yang ingin masuk ke lapangan harus mengantre dan berdesak-desakan. Hal itu tetap terjadi, meski panitia menyediakan beberapa pintu masuk.
Setelah acara usai, banyaknya orang juga membuat penonton yang ingin keluar harus berdesak-desakan satu sama lain. Menurut pengamatan KompasTravel yang ikut berdesak-desakan, hal itu terjadi karena ukuran akses keluar-masuk venue yang terlalu sempit.
Selain itu, banyaknya penonton tanpa tiket yang duduk di luar pagar venue Senandung Negeri di Atas Awan membuat akses masuk semakin terhalang.
Kemacetan parah usai Senandung Negeri di Atas Awan
Banyaknya orang tak hanya membuat arus lalu-lintas manusia menjadi padat. Usai acara Senandung Negeri di Atas Awan berakhit, kemacetan berpindah dari venue acara ke jalan di sekitar Dieng.
Tampak ratusan kendaraan, mulai dari sepeda motor hingga mobil atau minibus yang memadati jalan. Selain kembali ke penginapan, banyak juga pengunjung dari daerah lain seperti Kota Banjarnegara atau Wonosobo yang pulang usai acara selesai.
Baca juga: Kubro Siswo Tampil di Dieng Culture Festival 2019, Penonton Bisa Kesurupan
Banyaknya kendaraan yang memadati jalan pun membuat lalu-lintas di Dieng macet parah. Meski sudah diberlakukan jalan satu arah, strategi itu tidak berhasil membuat lalu-lintas kendaraan menjadi lancar.
KompasTravel pun sempat merasakan bagaimana parahnya kemacetan itu. Bahkan perjalanan dari Museum Aswatama hingga Terminal Suhuttle atau Pertigaan Aswatama yang jika normal ditempuh hanya dalam dua menit, malam itu bisa mencapai satu jam.
Semua kendaraan sempat berhenti sangat lama di jalan yang ada di depan Museum Kailasa. Kecepatan kendaraan pada malam itu bisa dibilang selambat lima meter per lima menit saking macetnya.
Selain karena jalan yang tidak terlalu lebar, banyaknya kendaraan yang keluar-masuk area parkir, hingga lalu-lalang manusia menjadi penyebab terjadinya kemacetan. Kendaraan yang nekat parkir di samping jalan pun semakin menambah parah kemacetan.
Baca juga: Pusakata Bikin Dieng Culture Festival 2019 Makin Syahdu
Menurut salah satu pedagang yang ditemui KompasTravel, kemacetan memang lazim terjadi saat penyelenggaraan Dieng Culture Festival setiap tahunnya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.