Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Museum Benteng Heritage, Museum Tionghoa Pertama di Indonesia

Kompas.com - 19/09/2019, 09:00 WIB
Yana Gabriella Wijaya,
Silvita Agmasari

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com - Tidak banyak orang yang tau bahwa kaum Tionghoa di Tangerang sudah hadir sejak tahun 1407. Kaum Tionghoa hidup berdampingan dengan orang asli Tangerang selama berabad-abad hingga sekarang.

Baca juga: 8 Tips Mengunjungi Pasar Lama Tangerang

Rekan jejak kaum peranakan Tionghoa Tangerang dapat disimak di Museum Benteng Heritage merupakan hasil restorasi sebuah bangunan berasitektur tradisional Tionghoa yang menurut perkiraan dibangun pada pertengahan abad 17.

Bangunan ini merupakan salah satu bangunan tertua di Kota Tangerang. Bangunan ini terletak di Jalan Cilame No.20, Pasar Lama, Tangerang yang juga titik nol Kota Tangerang. Di sini cikal bakal pusat Kota Tangerang, yang dulunya disebut Kota Benteng.

Martin, salah satu pemandu wisata di Museum Benteng Heritage menjelaskan bahwa museum ini adalah museum Tionghoa pertama di Indonesia. Namun fokus dari museum ini adalah mengulik cerita dari kehidupan peranakan Tionghoa Tangerang atau disebut China Benteng.

"Ini museum pertama Tionghoa di Indonesia. Museum ini memperkenalkan budaya dan sejarah khususnya Tionghoa Tangerang. Agar ketika orang-orang datang ke sini (Museum Benteng Heritage) orang-orang bisa tau bahwa kaum Tionghoa sudah ada pada tahun 1407 di sini (Tangerang)" jelas martin kepada Kompas.com di Museum Benteng Heritage, Pasar lama, Tangerang, Sabtu (14/09/2019).

Rumah yang ditempati Museum Benteng Heritage, diperkirakan dibangun pada abad ke 17. Rumah ini sempat dijadikan markas bagi organisasi perdagangan Tionghoa di Tangerang.

Pada abad ke 19 rumah dibeli oleh satu keluarga bermaga Lao yang akhirnya dihuni. Rumah sempat dikontrakan sampai akhirnya dibeli oleh Udayana Halim pada 2009.

Baca juga: Mengintip Kemeriahan Imlek di Pasar Lama Tangerang

Udaya Halim, pendiri Museum Benteng Heritage, di ruangan pribadinya dengan ragam jenis kamera yang dimiliki, Minggu (31/1/2016).Kompas.com/Ersianty Peginusa Wardhani Udaya Halim, pendiri Museum Benteng Heritage, di ruangan pribadinya dengan ragam jenis kamera yang dimiliki, Minggu (31/1/2016).

Museum yang dibuka pada tanggal 11 Novermber tahun 2011 di jam 20.11 WIB ini dimiliki oleh Udayana Halim yang merupakan warga asli peranakan Tionghoa Tangerang. Ia lahir dan tumbuh besar dilingkungan Pasar Lama.

Ia ingin menghadirkan peninggalan nenek moyang China Benteng yang datang di Tangerang sejak tahun 1407 di Teluk Naga. Diduga rombong itu adalah merupakan romobongan dari Armada Cheng Ho seorang laksamana Tiongkok yang memeluk agaman Islam.

Asal Usul Nama China Benteng

Menyandang kata benteng dalam nama museum, tersimpan sejarah tersendiri bagi nama beteng tersebut. Peranakan Tionghoa Tangerang sering disebut sebagai China Benteng. Julukan itu menyimpan cerita sejarah dari kota Tangerang.

"Karena dulu ada benteng Belanda, jadi Belanda dulu menguasai wilayah Tangerang dan membangun benteng di Tangerang. Tangerang masih wilayah Banten, jadi kerajaan-kerajaan Banten sering menyerang markas-markas pertahanan Belanda, lalu Belanda membangun benteng sebagai pertahanan" jelas Martin

Martis mengatakan yang tinggal di sekitar benteng tersebut adalah peranakan Tionghoa Tangerang. Jadi dari sana asal usul Chinana benteng.

"Jadi kata benteng itu harus dipertahankan karena bagian dari sejarah kota Tangerang," kata Martin. 

Isi Museum Benteng Heritage

Bagian tengah bangunan Museum Benteng Heritage di Pasar Lama, Kota Tangerang, Banten.KOMPAS/RADITYA HELABUMI Bagian tengah bangunan Museum Benteng Heritage di Pasar Lama, Kota Tangerang, Banten.

Di lantai dua museum, terdapat berbagai barang-barang sejarah yang tersusun rapi, baik di dalam etalase maupun yang diletakkan di atas meja. Salah satu koleksi barang-barang antik pertama yang bisa ditemui adalah timbangan opium. Timbangan opium yang terdapat di museum ini berasal dari tiongkok, Jepang, Korea, Indonesia, Burma, dan Thailand.

Selain timbangan yang menjadi simbol perdangan di Pasar Lama, museum ini juga menyimpan koleksi botol kecap dan label kecap-kecap benteng yang terkenal sejak dulu di Tangerang. Ada koleksi label Ketjap Benteng Teng Giok Seng yang diproduksi di Benteng Tangerang.

Baca juga: Eksis sebelum Indonesia Merdeka, Ini 5 Pabrik Kecap Manis Tertua

Ada juga label dan cap Ketjap Siong Hin. Pabrik kecapnya masih ada sampai sekarang, pabriknya berada si beberapa titik kota Tangerang.

Sejumlah patung, guci dan benda berbahan keramik koleksi Museum Benteng Heritage di Pasar Lama, Kota Tangerang, Banten.KOMPAS/RADITYA HELABUMI Sejumlah patung, guci dan benda berbahan keramik koleksi Museum Benteng Heritage di Pasar Lama, Kota Tangerang, Banten.

Museum ini juga menyimpan koleksi barang-barang yang ditemukan pada saat restorasi museum dilakukan. Pada saat melakukan penggalian untuk mengecek pondasi bangunan museum, mereka menemukan barang-barang yang diduga sebagai peninggalan sejarah.

Ada pecahan keramik, kerang-kerang, gigi, paku buatan tangan yang terbuat dari besi, bahkan timah.

Banyak pernak-pernik peralatan judi orang Tionghoa pada masa lampau, radio, koleksi patung-patung dewa, perlengkapan perkawinan adat peranakan Tionghoa Tangerang.

Sayangnya pengunjung di Museum ini tidak boleh mengabadikan gambar dengan kamera apapun dan merekam video maupun suara. Museum Benteng Heritage buka mulai pukul 13.00 sampai 18.00.

Tur di Museum Benteng Heritage harus dengan perjanjian sebelum, yang berlangsung sekitar 45 menit dengan jumlah setiap rombongan dibatasi sampai 20 peserta.

Untuk bisa masuk ke museum dan melihat koleksi bersejarahnya, pengunjung dikenakan tarif. Untuk umum Rp 20.000, pelajar Rp 10.000, mahasiswa Rp 15.000, wisatawan asing Rp 50.000, dan tur khusus heritage walk Rp 50.000 untuk rombongan lebih dari 10 orang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tips Menuju ke Balong Geulis, Disuguhi Pemandangan Indah

Tips Menuju ke Balong Geulis, Disuguhi Pemandangan Indah

Travel Update
Serunya Wisata Kolam Renang di Balong Geulis Sumedang

Serunya Wisata Kolam Renang di Balong Geulis Sumedang

Jalan Jalan
Nekat Sulut 'Flare' atau Kembang Api di Gunung Andong, Ini Sanksinya

Nekat Sulut "Flare" atau Kembang Api di Gunung Andong, Ini Sanksinya

Travel Update
Dua Bandara di Jateng Tak Lagi Berstatus Internasional, Kunjungan Wisata Tidak Terpengaruh

Dua Bandara di Jateng Tak Lagi Berstatus Internasional, Kunjungan Wisata Tidak Terpengaruh

Travel Update
Batal Liburan, Bisa Refund 100 Persen dari Tiket.com

Batal Liburan, Bisa Refund 100 Persen dari Tiket.com

Travel Update
Emirates Ajak Terbang Anak-anak Autisme, Wujud Layanan kepada Orang Berkebutuhan Khusus

Emirates Ajak Terbang Anak-anak Autisme, Wujud Layanan kepada Orang Berkebutuhan Khusus

Travel Update
Harga Tiket Masuk Terbaru di Scientia Square Park Tangerang

Harga Tiket Masuk Terbaru di Scientia Square Park Tangerang

Jalan Jalan
Ada 16 Aktivitas Seru di Scientia Square Park untuk Anak-anak

Ada 16 Aktivitas Seru di Scientia Square Park untuk Anak-anak

Jalan Jalan
Sungailiat Triathlon 2024 Diikuti 195 Peserta, Renang Tertunda dan 7 Peserta Sempat Dievakuasi

Sungailiat Triathlon 2024 Diikuti 195 Peserta, Renang Tertunda dan 7 Peserta Sempat Dievakuasi

Travel Update
Cara Akses Menuju ke Pendopo Ciherang Sentul

Cara Akses Menuju ke Pendopo Ciherang Sentul

Jalan Jalan
YIA Bandara Internasional Satu-satunya di Jateng-DIY, Diharapkan Ada Rute ke Bangkok

YIA Bandara Internasional Satu-satunya di Jateng-DIY, Diharapkan Ada Rute ke Bangkok

Travel Update
Harga Tiket Masuk dan Menginap di Pendopo Ciherang Sentul Bogor

Harga Tiket Masuk dan Menginap di Pendopo Ciherang Sentul Bogor

Jalan Jalan
Pendopo Ciherang, Restoran Tepi Sungai dengan Penginapan

Pendopo Ciherang, Restoran Tepi Sungai dengan Penginapan

Jalan Jalan
Cara Urus Visa Turis ke Arab Saudi, Lengkapi Syaratnya

Cara Urus Visa Turis ke Arab Saudi, Lengkapi Syaratnya

Travel Update
Pendaki Penyulut 'Flare' di Gunung Andong Terancam Di-'blacklist' Seumur Hidup

Pendaki Penyulut "Flare" di Gunung Andong Terancam Di-"blacklist" Seumur Hidup

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com