Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Malam Renungan Jejak Pendaki Semeru

Kompas.com - 21/09/2019, 22:15 WIB
Wahyu Adityo Prodjo,
Ni Luh Made Pertiwi F.

Tim Redaksi

LUMAJANG, KOMPAS.com - Pencinta alam senior Indonesia, Herman Onesimus Lantang (79) hadir di acara Malam Renungan Jejak Pendaki Semeru yang diselenggarakan di tepi Ranu Regulo Gunung Semeru, Jawa Timur, Jumat (20/9/2019) malam sekitar pukul 21.30 WIB.

Herman Lantang datang bersama anggota senior organisasi Young Pioneer (Yepe), Bina Yuanita, menggunakan mobil dari rumah Pak Tumari. Tumari merupakan salah satu sesepuh Desa Ranupani, Kecamatan Senduro, Lumajang, Jawa Timur.

Baca juga: Mendaki Semeru, Mengenang Soe Hok-Gie dan Rudy Badil

“Saya sangat menghargai dan mengapresiasi acara ini (Malam Renungan Jejak Pendaki Semeru). Saya sempatkan hadir meskipun dilarang istri saya,” kata Herman Lantang kepada Kompas.com, Jumat (20/9/2019) malam.

Herman datang dengan dipapah secara bergantian rekan-rekan pencinta alam
dari Jakarta, Malang. Herman Lantang sempat duduk di kursi yang disiapkan di pinggir api unggun.

Dalam acara Malam Renungan Jejak Pendaki Semeru, ada juga penampilan lagu-lagu yang ditampilkan oleh tim Komunitas Gimbal Alas menggunakan gitar.

Malam Renungan Jejak Pendaki Semeru 2019Kompas.com/Wahyu Adityo Prodjo Malam Renungan Jejak Pendaki Semeru 2019

Ada pula pembacaan puisi karangan Soe Hok-Gie berjudul Mandalawangi Pangrango. Para peserta juga melakukan acara doa bersama untuk Soe Hok-Gie, Rudy Badil, Idhan Lubis dan pencinta alam yang telah meninggal dunia.

Pantauan Kompas.com, peserta Malam Renungan Jejak Pendaki Semeru tampak sangat menikmati acara. Para peserta tampak riang bernyanyi sambil menikmati suguhan kambing guling.

Baca juga: Lewat Jalur Ranupani, Jejak Pendaki Semeru Mulai Naik ke Kalimati

Ketua Kerabat Pencinta Alam, Tjahjo Sasmojo mengatakan dalam acara Malam Renungan Jejak Pendaki Semeru dilakukan untuk mendoakan wafatnya Soe Hok-Gie, Idhan Lubis, dan Rudy Badil.

“Mari kita doakan semoga alam kuburnya diberikan yang terindah dan arwahnya diterima di sisi-Nya,” ujar Yoyok dalam kata sambutannya.

Anggota Mapala UI dipotret saat melakukan kegiatan pemasangan plakat In Memoriam Soe Hok-Gie di Gunung Semeru, Jawa Timur pada tahun 1971. Soe Hok-Gie, anggota Mapala UI dengan nomor M-007-UI meninggal di Gunung Semeru pada tanggal 16 Desember 1969. Mapala UI sebagai salah satu pelopor pencinta alam di Indonesia, memiliki foto-foto yang menjadi bagian sejarah kepencintaalaman di Indonesia.Dokumentasi Mapala UI Anggota Mapala UI dipotret saat melakukan kegiatan pemasangan plakat In Memoriam Soe Hok-Gie di Gunung Semeru, Jawa Timur pada tahun 1971. Soe Hok-Gie, anggota Mapala UI dengan nomor M-007-UI meninggal di Gunung Semeru pada tanggal 16 Desember 1969. Mapala UI sebagai salah satu pelopor pencinta alam di Indonesia, memiliki foto-foto yang menjadi bagian sejarah kepencintaalaman di Indonesia.

Soe Hok Gie

Herman Lantang merupakan sahabat Soe Hok Gie. Aktivis sekaligus penulis Soe Hok Gie lahir di Jakarta, 17 Desember 1942. Ia bersekolah di SMA Kolese Kanisius.

Kemudian melanjutkan kuliah di Universitas Indonesia (UI) pada tahun 1962 sebagai mahasiswa Fakultas Sastra di jurusan Sejarah sampai tahun 1969.

Baca juga: Soe Hok Gie dan Perannya yang Unik Saat Pendakian Gunung

Setelah itu, ia melanjutkan berkarya di UI sebagai dosen. Hok Gie terkenal sebagai seorang aktivis yang menyampaikan kritik-kritik pada masa pemerintahan Presiden Soekarno dan Soeharto.

Hok Gie naik gunung untuk terakhir kali pada 1969. Di Gunung Semeru, dia tutup usia pada 16 Desember 1969 pada usia 26 tahun, satu hari sebelum ulang tahun ke-27.

Jejak Pendaki Semeru

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com