Antara bau atau rasa, asap telah memiliki rekam panjang dalam sejarah. Asap pernah digunakan untuk membunuh bakteri yang berpotensi mematikan dan untuk mengawetkan makanan. Masa kini, asap makanan menjadi sebuah ilmu untuk pada juru masak masa depan.
Sekolah-sekolah kuliner terbaik mengajarkan para siswa cara mengasapi berbagai makanan, mulai dari daging yang keras hingga sup yang lembut.
"Saya takut jika anak-anak belajar membuat video saja, mereka tidak akan belajar dasar-dasarnya," kata Theo Roe, yang mengajar palungan garde (makanan dingin, termasuk charcuterie) di CIA.
Baca juga: Sate Kempleng hingga Tahu Bakso, Kuliner Khas di Rest Area Semarang
Dia mengatakan dia sangat terkejut bahwa siswa tampaknya tidak terlalu tertarik dengan sous vide yang trendi, di mana makanan yang disegel dalam kantong plastik perlahan-lahan direbus di bawah suhu yang terkendali ketat.
Sebagai gantinya, mereka lebih tertarik dengan makanan rumahan yang dipanggang diperapian rumah kakeknya.
Di restoran Washington Del Campo, koki Victor Albisu menunjukkan seberapa jauh asap telah muncul. Menggambar pada masakan Peru yang dia konsumsi semasa mudanya, dia akan mengasapi sirup sederhana untuk koktail dan es krim untuk hidangan penutup.
"Kami memperlakukan asap sama pentingnya dengan garam atau bawang putih atau bawang. Itu hanya bahan tambahan lain. Tanpanya, makanan selalu terasa sedikit kosong bagiku. Aku percaya pada asap sebagai komponen rasa,” tambahnya.
Albisu kemudian mengutarakan beberapa saat, mengomentari daya tarik asap, dari perannya dalam menyatukan orang-orang di sekitar api panggangan hingga kemampuannya menangkal pemangsa pada saat berkemah di luar ruangan.
"Saya hanya berpikir, ada hubungan anatara manusia dan asap," ucap Albisu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.