"Ranukumbolo sebentar lagi, Mas. Semangat," kata seorang pendaki yang melintas turun.
Rasanya tak sabar tiba di Ranukumbolo. Untungnya, pendaki yang saya tak ketahui namanya itu benar. Sekitar 15 menit, panorama Ranukumbolo mulai terkuak.
Kolam air yang seluas 14 hektar itu serasa menyihir mata. Gradasi air berwarna hijau dan biru ditambah perbukitan serta pucuk Mahameru membuat berdecak kagum. Rasanya ingin berlari menuruni jalur yang bersebelahan dengan Ranukumbolo.
Ranukumbolo memang magnet bagi pendaki. Kebanyakan pendaki bermalam di Ranukumbolo untuk menikmati momen pagi hari dari pinggir danau. Begitu juga rencana saya dan tim Kompas.com dalam pendakian ini.
"Pendakian kita sampai di Ranukumbolo dulu. Tunggu informasi dari petugas tentang kondisi kebakaran di Arcopodo," kata porter kami.
Baca juga: Kebakaran di Arcopodo, Pendaki Dibatasi Hanya Sampai Ranu Kumbolo
Kondisi alam memang menjadi salah satu hal yang harus diperhatikan dalam mendaki gunung. Ancaman bahaya seperti kebakaran hutan juga tak boleh disepelekan dan memerlukan perlindungan asuransi. Saya bersama tim Kompas.com sudah dibekali asuransi dari FWD Life yang memberikan proteksi untuk kegiatan ekstrem seperti mendaki gunung.
Berdasarkan potensi bahaya itu, kami memutuskan untuk bermalam di Ranukumbolo sambil menunggu kabar terbaru. Sore hari sekitar pukul 15.00 WIB, kami tiba di area kemah Ranukumbolo.
Pendakian Jejak Pendaki Semeru dilanjutkan esok hari.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.