Setelah itu, kedelai dimasukkan pada mesin pengiling. Dalam proses ini kedelai digiling dengan mesin dan memakan waktu dua jam.
“Lalu masuk proses pengilingan. Kalau proses penggilingan cepat mengunakan mesin. Diproses penggilingan dipisahkan, mana kulit dan mana biji kedelainya,” jelas Stefany.
Baca juga: Apa Jadinya Ketika Soto dicampur Tauco?
Kemudian, masuk pada proses perebusan. Kedelai direbus selama lima sampai enam jam. Kedelai yang sudah terpisah dengan kulitnya ini direbus api dari kayu bakar.
“Setelah perebusan kita proses penjemuran, kacang kedelai disebar ke tampah-tampah agar kering terkena sinar matahari lalu lanjut ke proses peyem, peyeman kalau orang sini bilang,” kata Stefany.
Peyeman adalah proses kedelai didiamkan selama tiga hari tiga malam sampai berjamur. Proses ini membiarkan kedelai menjamur di dalam ruangan dengan suhu tertentu.
Setelah jamur dari kedelai keluar, kedelain ini kemudian dimasukan ke dalam gentong. Bentuk gentong kecil dan pendek.
Uniknya gentong-gentong ini sudah berusia lebih dari 100 tahun. Di dalam gentong dilakukan proses asinan yaitu mencampurkan kedelai dengan air garam.
“Kedelai dimasukan ke dalam kendi-kendi itu diasinkan selama satu bulan, didiamkan sampai airnya susut (kering). Kalau misalnya tidak ada matahari, prosesnya bisa lama. Paling lama bisa satu minggu dua minggu. Pokoknya harus sampai kering,” jelas Stefani.