JAKARTA, KOMPAS.com - Sejumlah harapan dan tantangan dari pelaku pariwisata bermunculan setelah Wishnutama Kusubandio resmi menjabat Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.
Wishnutama mengaku sendiri belum banyak tahu tentang pariwisata tetapi ingin tahu banyak tentang pariwisata.
Wakil Ketua Asosiasi Perusahaan Penjual Tiket Penerbangan Indonesia (Astindo), Rudiana mengatakan Wishnutama diharapkan bisa menembus kebijakan lintas sektoral seperti mengatur tiket pesawat. Tiket pesawat sendiri merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi minat orang untuk berlibur.
"Kami harap dengan kepiawaiannya harus lebih banyak berhubungan misalnya dengan Kementerian Perhubungan," kata Rudiana saat dihubungi Kompas.com.
Baca juga: Sederet Pekerjaan Rumah untuk Wishnutama
Rudiana juga mengusulkan agar Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif agar mengadakan rembuk nasional bersama pelaku pariwisata. Dalam rembuk nasional, unsur-unsur seperti asosiasi, industri, akademisi, wartawan, komunitas, dan lainnya perlu diundang.
"Ya, untuk memperjelas outline atau roadmap pariwisata 2020-2024 itu mau bikin apa. Buat roadmap yang jelas, jangan setiap menteri buat program baru," ujar Rudiana.
Ia meminta juga adanya juru bicara untuk menjembatani komunikasi dengan para pelaku industri parwiisata. Program coffee morning setiap tiga bulan sekali juga diharapkan dijalankan sebagai bagian komunikasi dengan pelaku pariwisata.
"Intinya mau mendengar, kalau tidak kita nanti malah jalan sendiri-sendiri," tambah Rudiana.
Mantan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif periode 2011-2014, Mari Elka Pangestu menyebutkan tantangan yang dihadapi Wishnutama adalah memikirkan struktur Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif agar bisa melaksanakan program-program yang direncanakan.
Baca juga: Jokowi Minta Wishnutama Kembangkan Restoran Indonesia di Luar Negeri
Ia juga mengatakan focus group discussion (FGD) juga penting untuk dilakukan bersama seperti komunitas ekonomi kreatif.
"Ada tujuh isu strategis yang perlu diupdate. kalau saya bisa sarankan perlu diadakan FGD komunitas, di mana masalahnya, untuk cari program yang tepat," ujar Mari saat dihubungi Kompas.com.
Adapun tujuh isu strategis tersebut yaitu sumber daya manusia, akses teknologi, akses modal, menumbuhkan industri kreatif sebagai bisnis, akses ke bahan baku, infrastruktur seni pertunjukan, dan kebijakan pemerintah.
"Saya melihat sinergi antara pariwsata dan ekonomi kreatif itu sangat baik. Saling mengisi dan mendukung. Mengembalikannya bagus untuk dua-duanya," tambah Mari.
Sekretaris Jenderal Indonesia National Air Carrier Association, Tengku Burhanuddin mengatakan pendekatan dengan maskapai, hotel, dan operator tur inbound sangat diperlukan. Sementara, konsep pengembangan destinasi wisata cukup berfokus ke beberapa kota besar.
"Contoh Bali dan beyond, Medan dan beyond, Makassar dan beyond dan seterusnya. Jadi terarah dengan baik. Selama ini terlalu banyak international airport," kata Tengku Burhadnuddin saat dihubungi Kompas.com.
Kualitas destinasi wisata juga perlu ditingkatkan kualitasnya dengan cara mengembangkan obyek wisata unggulan. Keunggulan kreatif di sebuah destinasi wisata, lanjut Tengku, juga perlu diciptakan.
"Agar destinasi perlu ditingkatkan kualitasnya sehingga salable (mudah) untuk dijual dan promosi akan bisa lebih berhasil," tambahnya.
Baca juga: Tantangan Wishnutama, Menyelaraskan Pariwisata dengan Ekonomi Kreatif
Menurut Dosen MICE (Meeting Incentive Conference Exhibition) Politeknik Negeri Jakarta Christina L. Rudatin, adanya ekonomi kreatif tergabung dengan Pariwisata bisa saling menguatkan.
Apalagi sebelumnya Kementerian Pariwisata memang pernah bernama Kemenparekraf sehingga bukan hal yang sulit untuk bisa bersinergi.
"Jadi secara keseluruhan Kemenparekraf bisa fokus pada tiga hal yaitu pengembangan wisata Bisnis (MICE), wisata Leisure dan Ekonomi Kreatif. Masing-masing memiliki tingkat kepentingan yang setara yang perlu ditangani dalam unit organisasi setingkat Direktorat Jenderal," kata Christina dalam keterangan tertulis kepada Kompas.com.
Sementara, Direktur Utama AirAsia Indonesia, Dendy Kurniawan berharap dengan pengalaman Wishnutama bisa membawa industri pariwisata menjadi tulang punggung penerimaan devisa. Ia juga berharap semakin banyak rute penerbangan internasional yang dibuka.
“Mendatangkan turis adalah pekerjaan berat. Tapi lebih berat lagi membuat turis yang datang membelanjakan banyak uang di negara kita,” kata Dendy saat dihubungi Kompas.com.
Seperti diketahui, Wishnutama Kusubandio dilantik Presiden Joko Widodo sebagai Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (23/10/2019) pukul 10.30 WIB.
Baca juga: Detik-detik Wishnutama Resmi Jadi Menteri Pariwisata, Penuh Tawa dan Haru
Presiden Jokowi saat mengumumkan nama-nama menteri dalam Kabinet Indonesia Maju, Jokowi menyebut tugas Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif adalah mengurus 10 destinasi wisata baru. Selain itu, urusan ekonomi kreatif juga menjadi tugas Wishnutama.
“Wishnutama, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, urusan pariwisata 10 destinasi wisata baru, ekonomi kreatif jadi urusan Wisnutama,” kata Jokowi saat membacakan susunan kabinet menteri Jokowi periode 2019-2024 di Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (23/10/2019).
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.