Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengintip Gereja Immanuel, Gereja Para Petinggi Era Kolonial Belanda

Kompas.com - 23/12/2019, 12:10 WIB
Yana Gabriella Wijaya,
Kahfi Dirga Cahya

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com - Pepohonan yang menjulang tinggi, suasana tenang dan pilar-pilar megah bergaya Eropa klasik menyambut siapa pun yang mengunjungi Gereja GPIB Immanuel.

Gereja yang dulu bernama Willemskerk ini merupakan warisan cagar budaya dari Belanda.

Nama Willemskerk ini diberikan untuk menghormati Raja Willem I, Raja Belanda pada periode 1813-1840.

Baca juga: Berkunjung ke Gereja Berusia 271 Tahun di Jakarta Utara, Gereja Tugu

Gereja ini mulai dibangun tahun 1834 dengan mengikuti hasil rancangan J.H. Horst. Pada 24 Agustus 1835, batu pertama diletakkan.

Semula, Gereja GPIB Immanuel hanya untuk para petinggi Hindia Belanda. 

"Dulu gereja ini dibangun atas tujuan memfasilitasi para petinggi Hindia Belanda untuk ibadah di kawasan ini, yang dulu disebut kota baru," jelas Ira, pemandu wisata dalam rangkaian tur Wisata Bhineka Spesial Natal, Jelajah Gereja Kuno, Sabtu, (20/12/2019).

Baca juga: Gereja Unik di Georgia, Terletak di Puncak Tebing Batu Curam

Ketua dari Komunitas Wisata Krestif Jakarta itu juga menceritakan, dulu, kawasan Batavia (Kota Tua) sudah padat, kumuh dan sesak.

Para elit Hindia Belanda pada saat itu akhirnya memutuskan untuk mencari lokasi baru yang tidak jauh dari Batavia dengan suasana tenang.

Organ pipa tua di Gereja Immanuel. Organ tersebut masih digunakan hingga kiniKompas.com / Gabriella Wijaya Organ pipa tua di Gereja Immanuel. Organ tersebut masih digunakan hingga kini
Mereka menjatuhkan pilihan pada kawasan Gambir untuk membangun kompleks para petinggi Hindia Belanda.

Adapun Gereja GPIB Immanuel dibangun untuk memenuhi kebutuhan rohani umat protestan dari Hindia Belanda yang tinggal di kawasan yang dulu disebut Kota Baru (kini Gambir).

Seiring berakhirnya kekuasan Hindia Belanda, aturan masuk itu tak lagi berlaku. Namun suasana bangunan kemegahan tempo dulu masih terasa.

Baca juga: Sejarah Notre Dame, Gereja di Paris yang Dilanda Kebakaran Hebat

Saat masuk ke gereja ini, pengunjung seakan dibawa kembali ke era khas klasik mewah tempo dulu.

Tempat ibadah umat Protestan itu memiliki atap berbentuk kubah. Di puncaknya ada menara bundar pendek berbentuk kubus, dihiasi plesteran bunga teratai dengan enam helai daun.

Bangunan ini dilengkapi dengan jendela besar khas bangunan Belanda.

Di bagian lantai dua juga terapat kursi kayu yang melingkar dan sebuah organ pipa tua buatan Jonathan Batz pada tahun 1843.

Hingga kini, organ pipa itu masih digunakan untuk mengiringi lagu pujian.

Baca juga: Yang Baru di Jakarta! Gereja Katedral Kini Punya Museum

Mimbar sound sistem di Gereja ImmanuelKompas.com / Gabriella Wijaya Mimbar sound sistem di Gereja Immanuel

Tepat di bawahnya terdapat mimbar yang digunakan tempat sound system.

Dulu, mimbar tersebut merupakan kursi VIP untuk raja, ratu atau keluarga anggota kerajaan Belanda yang datang berkunjung ke Gereja Immanuel.

Selain itu, di dalam gereja terdapat Kitab Suci (Staatenbijbel) cetakan tahun 1748 oleh N Goetzee di Belanda.

Baca juga: Menyingkap Misteri Gereja Ayam yang Konon Angker

Cagar budaya

Gereja Immanuel masih melayani umatnya dengan ibadah menggunakan bahasa Belanda, yaitu pada ibadah hari Minggu pukul 10.00 pagi dan ibadah Natal.

Gereja ini menyimpan banyak sejarah tentang perkembangan Kota Batavia di masa lampau.

Oleh karena itu, lewat Keputusan Gubernur DKI Jakarta Nomor 475 Tahun 1993 tanggal 29 Maret 1993 dan berdasarkan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2010, Gereja GPIB Immanuel ditetapkan sebagai bangunan cagar budaya.

Baca juga: Gereja Jakarta Ini Dulunya Hanya Khusus untuk Petinggi Hindia Belanda

Siswa-siswa sekolah menengah di Jakarta dan sekitarnya, Kamis (15/6/2017), mengikuti Wisata Rumah Ibadah. Mereka mengunjungi Masjid Istiqlal, Gereja Kristen Immanuel, Gereja Katolik Katedral, Pura Adhitya Jaya Rawamangun, dan Kuil Hoseji.KOMPAS.com/ANDREAS LUKAS ALTOBELI Siswa-siswa sekolah menengah di Jakarta dan sekitarnya, Kamis (15/6/2017), mengikuti Wisata Rumah Ibadah. Mereka mengunjungi Masjid Istiqlal, Gereja Kristen Immanuel, Gereja Katolik Katedral, Pura Adhitya Jaya Rawamangun, dan Kuil Hoseji.
Selain menikmati keindahan Gereja Immanuel, pengunjung juga dapat berwisata kuliner di kantin Gereja Immanuel.

Terdapat makanan dari Manado antara lain bubur Manado, ayam woku, pisang goreng sambal roa dan masih banyak lagi. Selain makan Manado juga ada makanan khas Batak.

Bila ingin datang mengunjungi Gereja Immanuel, kamu harus izin terlebih dahulu dengan pengurus gereja.

Setelah itu, kamu bisa berkeliling area gereja dan mengabadikan foto yang menarik.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Travel Update
Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Travel Update
4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

Jalan Jalan
3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

Hotel Story
Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Jalan Jalan
Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Jalan Jalan
Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Travel Tips
4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

Jalan Jalan
Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Jalan Jalan
Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Jalan Jalan
Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Travel Tips
8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

Travel Tips
Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Travel Update
8 Tips Hindari Barang Bawaan Tertinggal, Gunakan Label yang Mencolok

8 Tips Hindari Barang Bawaan Tertinggal, Gunakan Label yang Mencolok

Travel Tips
Sandiaga Harap Labuan Bajo Jadi Destinasi Wisata Hijau

Sandiaga Harap Labuan Bajo Jadi Destinasi Wisata Hijau

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com