Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Doyan Makan Manis tapi Tetap Ingin Sehat? Dessert Vegan Bisa Jadi Pilihan

Kompas.com - 14/02/2020, 15:03 WIB
Syifa Nuri Khairunnisa,
Silvita Agmasari

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com - Dessert atau makanan manis telah lama jadi “arena bermain” bagi para pembuatnya. Banyak kreasi dessert yang bisa dicoba.

Makanan yang identik dengan rasa manis ini bisa dikombinasikan dengan berbagai bahan untuk menciptakan rasa dan penampilan yang unik.

Gaya hidup sehat beberapa waktu ini sedang jadi tren. Tren gaya hidup sehat ini kemudian merambah ke dessert. Kini banyak dessert yang menggunakan bahan-bahan vegan atau plant based saja.

Cukup banyak perusahaan dan industri rumahan yang akhirnya merambah ke ranah ini. Salah satunya adalah Belle’s Munchies. Produsen makanan manis ini mempromosikan makanannya lewat Instagram.

Owner Belle’s Munchies Selviana Sutanto mengaku bahwa ia mulai membuat dessert vegan karena berangkat dari kesukaannya terhadap makanan khususnya dessert. Namun ia merasa bahwa dessert selama ini identik sebagai makanan manis yang tidak sehat.

“Ingin sekali punya makanan terutama dessert yang bisa dinikmati tapi ada nutrisi yang bisa kita ambil. Makanya pilih dessert vegan atau saya lebih enak menyebutnya plant based ya,” jelas Selviana pada Kompas.com.

Dessert vegan atau plant based ini adalah dessert yang menggunakan bahan dasar nabati. Dalam komposisi dessert yang ia buat, Selviana sama sekali tidak menggunakan produk hewani. Seperti susu, mentega, keju, telur, dan sebagainya.

Penggantian bahan hewani juga bisa jadi alternatif baru bagi pecinta dessert yang punya alergi khusus atau intoleransi terhadap bahan-bahan hewani tertentu.

“Banyak yang cari karena mereka intoleran. Misalnya alergi telur dan susu sapi. Sekarang banyak juga yang gluten intoleran. Makan cake terus kembung. Ini bisa jadi alternatif mereka tetap bisa menikmati cake,” tutur Selviana.

Selviana memulai usaha ini sejak 2016 lalu. Pada saat itu ia belum membuat dessert yang rumit. Ia hanya mengolah granola karena produk tersebut sedang tren. Setelah penjualan granola yang memuaskan, ia pun mulai merambah ke produksi selai.

“Saya bikin selai kacang dari almond dan cashew (kacang mede). Baru di 2018 mungkin ya nambah ke varian lain. Mulai ada cokelat, truffles, terus terakhir saya bikin produk cake dan sweet bread juga banana bread.”

Selviana mengaku memang semuanya ia lakukan sendiri. Ia tak memiliki latar belakang sekolah kuliner sama sekali. Ia menggunakan metode trial and error dalam mengembangkan varian dessert Belle’s Munchies.

Nut butter atau selai kacang yang jadi salah satu produk pertama Belles MunchiesDok. Belles Munchies Nut butter atau selai kacang yang jadi salah satu produk pertama Belles Munchies

Awalnya ia sering membuat dessert untuk dimakan sendiri dan bersama keluarga. Pasalnya, ia sering merasa tak cocok dengan rasa dessert di pasaran. Terkadang rasanya terlalu manis dan bahannya kurang sehat.

“Lama kelamaan berkembang dari situ dan permintaan pelanggan. Pertama saya ciptakan tart saja. Mereka kasih input, misalnya mereka ingin cake gitu. Mereka suka kasih ide, misalnya banana bread tapi mau yang vegan,” tutur Selviana.

Hingga kini, Selviana telah memiliki sekitar sembilan macam dessert di Belle’s Munchies. Sebagian besarnya menggunakan cokelat. Mulai dari truffles, kue cokelat, sweet potato brownies, hingga raw cake.

Ia mengaku pemesanan yang ia terima bisa tak tentu jumlahnya. Namun jika sudah menjelang hari raya seperti Natal, Imlek, atau Idul Fitri. Pasalnya, banyak orang yang ingin mulai memberikan kue sehat pada kerabatnya.

“Ada juga orang yang mau kasih cake untuk orang gluten intoleran atau alergi telur dan enggak bisa minum susu sapi. Bukan hanya tren sih jadinya, kebutuhan juga karena alergi yang semakin banyak.”

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

6 Taman untuk Piknik di Jakarta, Liburan Hemat Bujet

6 Taman untuk Piknik di Jakarta, Liburan Hemat Bujet

Jalan Jalan
7 Taman Gratis di Yogyakarta, Datang Sore Hari Saat Tidak Terik

7 Taman Gratis di Yogyakarta, Datang Sore Hari Saat Tidak Terik

Jalan Jalan
Istana Kepresidenan Yogyakarta Dibuka untuk Umum, Simak Caranya

Istana Kepresidenan Yogyakarta Dibuka untuk Umum, Simak Caranya

Travel Update
Jadwal Kereta Cepat Whoosh Mei 2024

Jadwal Kereta Cepat Whoosh Mei 2024

Travel Update
Cara Berkunjung ke Museum Batik Indonesia, Masuknya Gratis

Cara Berkunjung ke Museum Batik Indonesia, Masuknya Gratis

Travel Tips
Amsterdam Ambil Langkah Tegas untuk Atasi Dampak Negatif Overtourism

Amsterdam Ambil Langkah Tegas untuk Atasi Dampak Negatif Overtourism

Travel Update
Perayaan Hari Tri Suci Waisak 2024 di Borobudur, Ada Bhikku Thudong hingga Pelepasan Lampion

Perayaan Hari Tri Suci Waisak 2024 di Borobudur, Ada Bhikku Thudong hingga Pelepasan Lampion

Travel Update
Destinasi Wisata Rawan Copet di Eropa, Ternyata Ada Italia

Destinasi Wisata Rawan Copet di Eropa, Ternyata Ada Italia

Jalan Jalan
Kenaikan Okupansi Hotel di Kota Batu Tidak Signifikan Saat Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus

Kenaikan Okupansi Hotel di Kota Batu Tidak Signifikan Saat Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus

Travel Update
KA Bandara YIA Tambah 8 Perjalanan Saat Long Weekend Kenaikan Yesus Kristus, Simak Jadwalnya

KA Bandara YIA Tambah 8 Perjalanan Saat Long Weekend Kenaikan Yesus Kristus, Simak Jadwalnya

Travel Update
Kekeringan Parah Ancam Sejumlah Destinasi Wisata Populer di Thailand

Kekeringan Parah Ancam Sejumlah Destinasi Wisata Populer di Thailand

Travel Update
Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus, Kunjungan Wisatawan ke Kota Batu Naik

Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus, Kunjungan Wisatawan ke Kota Batu Naik

Travel Update
Bangka Bonsai Festival Digelar Sepekan di Museum Timah Indonesia

Bangka Bonsai Festival Digelar Sepekan di Museum Timah Indonesia

Travel Update
Cara ke Tebing Keraton Bandung Pakai Angkot, Turun di Tahura

Cara ke Tebing Keraton Bandung Pakai Angkot, Turun di Tahura

Jalan Jalan
Kemenparekraf Dorong Parekraf di Bogor Lewat FIFTY, Ada Bantuan Modal

Kemenparekraf Dorong Parekraf di Bogor Lewat FIFTY, Ada Bantuan Modal

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com