Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 04/03/2020, 21:03 WIB
Yana Gabriella Wijaya,
Yuharrani Aisyah

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Beberapa saat lalu Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Banyumas, Jawa Tengah, mengusulkan mendoan menjadi warisan budaya tak benda 2020.

Makanan khas Banyumas tersebut ternyata sudah ada sejak lebih dari satu abad lalu.

Baca juga: Tempe Mendoan Diusulkan Jadi Warisan Budaya Tak Benda

Deskart Sotyo Djatmiko, SH, MSi, Kabag Protokol dan Komunikasi Pimpinan Setda Kabupaten Banyumas menjabarkan bahwa tempe mendoan adalah makanan olahan dari fermentasi atau peragian dari kacang kedelai (soybean cake).

Lalu dilumuri dengan bumbu dan tepung, kemudian digoreng sebentar dalam minyak panas. Tempe mendoan disajikan panas-panas ditemani cabe rawit hijau dan atau sambal kecap manis.

Baca juga: Tempe Mendoan Bisa Ditemukan di Seluruh Area Purwokerto, Benarkah?

"Sebagaimana tempe yang cenderung menjadi lauk makan sementara mendoan lebih sebagai makanan ringan," jelas Sotyo Djatmiko saat dihubungi oleh Kompas.com, Selasa, (3/3/2020).

Hidangan ini berasal dari Banyumas, meskipun cita rasanya sama dengan tempe, tapi lebih tipis dengan ketebalan bahan mentah sekitar 3 inci. Berbeda dengan tempe lain, mendoan ini dimasak setengah matang.

Sepiring mendoan kriuk disajikan bersama sambal kecap.Kompas.com/Inadha Rahma Nidya Sepiring mendoan kriuk disajikan bersama sambal kecap.

Baca juga: Asal-usul Nama Tempe Mendoan

Nama mendoan juga berasal dari teknik masaknya. Dalam bahasa Jawa Banyumas mendo memiliki arti setengah matang.

Maka mendoan adalah asli Banyumas ditilik dari cara membuat dan memasaknya, serta penamaan bahasanya.

Mendoan digoreng setengah matang karena dulunya dibuat sebagai olahan cepat saji. Hal ini bertujuan untuk mempersingkat waktu pembuatan.

Mendoan muncul bersamaan dengan tempe yang merupakan makanan berbahan baku kedelai yang banyak tumbuh di seputar Asia Tengah wilayah China dan Indocina.

Lalu kedelai dibawa oleh masyarakat Asia Tengah ketika bermigrasi ke tenggara.

Makanan ini bukan sekadar kudapan nikmat untuk menemani minum teh, tetapi juga sebagai ujung tombak pariwisata Kabupaten Banyumas.

"Kalau sebagai makanan masyarakat umum sudah sejak lama, tapi mulai menjadi komuditas ekonomis dan dikelola secara komersial dalam dunia kepariwisataan sejak awal 1960 an," jelas Djatmiko.

Hal ini bersamaan dengan munculnya pusat oleh-oleh sawangan dan kripik Nyoya Sutrisno yang mengolah bentuk lain dari mendoan yang kering atau disebut dengan nama kripik.

Mendoan menjadi salah satu menu makanan yang dijajakan di Pasar Pinggir Alas, Desa Kebumen, Kecamatan Baturraden, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah.KOMPAS.COM/FADLAN MUKHTAR ZAIN Mendoan menjadi salah satu menu makanan yang dijajakan di Pasar Pinggir Alas, Desa Kebumen, Kecamatan Baturraden, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah.

Bahkan nama mendoan dan kripik sebagai makanan serumpun telah menjadi lambang semangat gerakan sosial masyarakat di Banyumas.

"Orang Banyumas bisa diumpamakan seperti mendoan yang lemas fleksibel mudah menyesuaikan diri. Namun, dalam keadaan yang mendesak bisa menjadi kaku seperti kripik yang bila diajak berselisih ibarat mau diajak remuk bersama," papar Djatmiko.

Ia mengaitkan jika orang Banyumas zaman dulu banyak yang menjadi tokoh di dunia diplomasi dan kemiliteran.

Seperti Jenderal Soedirman, Soesilo Soedarman, Soepardjo Reostam, dan lain-lain.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Daftar Promo pada KAI Expo 2023, Kereta Eksekutif Rp 150.000

Daftar Promo pada KAI Expo 2023, Kereta Eksekutif Rp 150.000

Travel Update
Wisata Sekitar Museum Petilasan Mbah Maridjan, Tampilkan Pesona Merapi

Wisata Sekitar Museum Petilasan Mbah Maridjan, Tampilkan Pesona Merapi

Jalan Jalan
Itinerary Pendakian Gunung Telomoyo via Arsal, Bisa Berangkat Sore

Itinerary Pendakian Gunung Telomoyo via Arsal, Bisa Berangkat Sore

Itinerary
Cerita Lansia 72 Tahun Antre 5 Jam Demi Promo Tiket Kereta di KAI Expo

Cerita Lansia 72 Tahun Antre 5 Jam Demi Promo Tiket Kereta di KAI Expo

Jalan Jalan
Koleksi di Museum Petilasan Mbah Maridjan, Ada Tulang Belulang

Koleksi di Museum Petilasan Mbah Maridjan, Ada Tulang Belulang

Travel Update
6 Tips Berburu Promo Tiket Kereta di KAI Expo 2023, Datang Pagi Hari

6 Tips Berburu Promo Tiket Kereta di KAI Expo 2023, Datang Pagi Hari

Travel Tips
Jogja Spoor Day Jadi Wisata Edukasi Anak-anak Soal Kereta Api

Jogja Spoor Day Jadi Wisata Edukasi Anak-anak Soal Kereta Api

Travel Update
Cara ke TMII Naik TransJakarta dari Tangerang, Lihat Baju Adat Jokowi

Cara ke TMII Naik TransJakarta dari Tangerang, Lihat Baju Adat Jokowi

Travel Tips
7 Tips Mendaki Gunung Penanggungan via Jolotundo, Awas Dehidrasi

7 Tips Mendaki Gunung Penanggungan via Jolotundo, Awas Dehidrasi

Travel Tips
5 Tempat Wisata Dekat Lapangan Banteng, Bisa Jalan Kaki

5 Tempat Wisata Dekat Lapangan Banteng, Bisa Jalan Kaki

Jalan Jalan
Pos Komando di Monumen Pancasila Sakti, Tempat Rapat Persiapan G-30-S

Pos Komando di Monumen Pancasila Sakti, Tempat Rapat Persiapan G-30-S

Jalan Jalan
Panduan ke KAI Expo 2023: Lokasi, Promo, dan Tiket Masuk

Panduan ke KAI Expo 2023: Lokasi, Promo, dan Tiket Masuk

Travel Tips
Festival Heley Mbay Hote Mbay, Pertahankan Tradisi Gerabah di Jayapura

Festival Heley Mbay Hote Mbay, Pertahankan Tradisi Gerabah di Jayapura

Travel Update
Tradisi Selamatan Maulid Nabi di Magetan, Gantikan Tumpeng dengan Pisang

Tradisi Selamatan Maulid Nabi di Magetan, Gantikan Tumpeng dengan Pisang

Travel Update
KAI Expo 2023 Digelar, Diskon Tiket Kereta Api mulai Rp 50.000

KAI Expo 2023 Digelar, Diskon Tiket Kereta Api mulai Rp 50.000

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com