Perkampungan penduduk ini dihuni oleh 230 Kepala Keluarga (KK) dengan jumlah penduduk lebih dari 800 jiwa.
Mata pencaharian penduduk, mayoritas adalah petani kebun dengan produksi utama kopi robusta.
Selain menjadi petani kebun penghasil kopi, mayoritas penduduk juga berprofesi sebagai peternak.
Di Kampung Adat Segunung, kata Giri, setiap penduduk adalah guide sekaligus pelayan bagi wisatawan yang berkunjung ke Dusun tersebut.
Untuk menerima kunjungan para wisatawan, gazebo berbahan kayu sudah disiapkan di beberapa halaman rumah warga.
Adapun sebagai menu jamuan, para pengunjung akan mendapatkan suguhan kopi robusta atau minuman lain yang bahannya berasal dari perkampungan itu.
"Kami siapkan kopi dari sini (kopi robusta), tetapi kalau sedang musim durian, suguhan kita beri alternatif kolak durian," ungkap Giri.
Dikatakan Giri Winarko, selain bisa menikmati kopi robusta di rumah yang dikunjungi, para pengunjung juga bisa menikmati hidangan kopi di tempat khusus yang diberi nama 'Omah Kopi'.
Menurut Giri, tempat itu sengaja disiapkan pihak pengelola kampung adat untuk pengunjung yang hanya ingin menikmati beragam jenis kopi dengan beberapa alternatif penyajian.
Selain menyajikan menu khas pedesaan yang dikerjakan oleh warga setempat, Kampung Adat Segunung juga menyajikan keramahan warga, serta pemandangan asri khas pedesaan.
Kampung Adat Segunung di Wonosalam, Kabupaten Jombang, kata Giri Winarko, juga menyediakan tempat menginap bagi wisatawan yang ingin menikmati suasana tinggal di pedesaan di lereng gunung.
Saat ini, ujar dia, terdapat 18 kamar yang disewa untuk tempat menginap. Belasan kamar itu tersebar di sejumlah rumah penduduk Dusun Segunung.
Kampung Adat Segunung, kata Giri, berdekatan dengan beberapa destinasi wisata alam yang ada di Desa Carang Wulung, maupun di desa-desa lainnya yang ada di Kecamatan Wonosalam.
Tak jauh dari Kampung Adat Segunung, terdapat lokasi wisata De Durian Park, berjarak sekitar 1 kilometer, serta Kebun Si Mbok pada kisaran jarak yang sama.