Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 05/04/2020, 13:40 WIB

KOMPAS.com – Dalam rangka pencegahan penyebaran virus corona (Covid-19), pemerintah Australia mengimbau 2,17 juta WNA dari berbagai negara untuk kembali ke negara masing-masing secepat mungkin.

Mengutip South China Morning Post, Minggu (4/4/2020), Pemerintah Australia mengimbau agar mereka kembali ke negara masing-masing di tengah penurunan ekonomi dan hilangnya pekerjaan sebagian masyarakatnya yang disebabkan oleh pandemi virus corona.

Baca juga: Ada Pembatasan karena Corona, Ribuan WN Australia Tetap Pergi ke Luar Negeri

Saat ini, Australia memiliki 2,17 juta WNA dengan berbagai macam visa sementara.

“Mereka sangat berharga bagi ekonomi dan kehidupan Australia," kata Acting Immigration Minister Alan Tudge pada Sabtu (3/4/2020) dikutip South China Morning Post.

"Namun pemegang visa sementara yang tidak bisa menunjang diri sendiri dalam pengaturan ini hingga 6 bulan ke depan sangat dianjurkan untuk kembali ke rumah," lanjutnya.

Ia menambahkan, "Bagi orang-orang tersebut, inilah saatnya untuk pulang. Mereka harus mengatur kepulangan secepat mungkin."

Kendati demikian, anjuran tersebut tidak berlaku pada penghuni tetap.

Baca juga: Akibat Lockdown, Kanal Air di Venesia Terlihat Jernih

Tudge mengatakan, 203 ribu wisatawan di Australia harus segera kembali ke negara masing-masing.

Terdapat setidaknya 118 ribu backpacker dan pengunjung lain yang memegang Working Holiday visa. Tudge mengatakan, visa tersebut memberikan hak kerja bersyarat.

Para pemegang visa tersebut akan dibebaskan dari batasan pekerjaan. Mereka juga dapat memperpanjang visa jika mereka bekerja di beberapa sektor tertentu.

 

Supermarket Woolworths di Double Bay, Sydney, New South Wales, Australia.DAN HIMBRECHTS/EPA-EFE Supermarket Woolworths di Double Bay, Sydney, New South Wales, Australia.

Adapun beberapa sektor yang dimaksud adalah perawatan kesehatan, perawatan lanjut usia dan penyandang disabilitas, perawatan anak, pertanian, dan pemrosesan makanan.

"Jika mereka tidak memiliki kepercayaan diri untuk menunjang diri sendiri hingga 6 bulan ke depan, maka mereka harus tinggalkan negara ini," kata Tudge.

Baca juga: Emirates dan Etihad Mulai Buka Pemesanan Penerbangan Repatriasi

Banyak backpacker yang mengeluhkan pembatasan ketat tersebut yang membuat mereka tidak dapat mencari pekerjaan dan menunjang diri sendiri.

Banyak juga yang telah dihentikan agar tidak bepergian mengelilingi Australia di tengah pembatasan akibat virus corona.

Sementara itu, kondisi di beberapa hostel dan rumah singgah juga mengalami penurunan akibat aturan jarak sosial.

Saat ini, sebanyak 565.000 pelajar internasional di Australia menyumbang 19,4 miliar dolar AS pada ekonomi negara tersebut. Angka tersebut setara dengan Rp 317 triliun.

Hal ini membuat sektor tersebut menjadi sektor ekspor terbesar ketiga setelah besi dan batubara, serta mendukung lebih kurang 250.000 pekerjaan.

Baca juga: Sempat Ditangguhkan, Penerbangan Emirates akan Beroperasi Kembali

Mereka dianjurkan untuk bergantung pada dukungan keluarga, pekerjaan paruh waktu saat tersedia, dan tabungan mereka sendiri untuk bertahan di Australia selama krisis ekonomi akibat virus corona.

Pelajar yang berada dalam kesulitan keuangan dapat mengakses dana pensiun mereka. Sementara beberapa dari mereka akan mendapatkan dukungan keuangan dari penyedia pendidikan internasional.

Kemudian sebagian lagi akan memiliki beberapa fleksibilitas dalam kondisi visa mereka seperti menghadiri kelas.

 

Warga Perancis memasuki Bandara Internasional Sydney untuk dipulangkan ke negara asalnya, Kamis (2/4/2020).AFP Warga Perancis memasuki Bandara Internasional Sydney untuk dipulangkan ke negara asalnya, Kamis (2/4/2020).
Pelajar internasional yang bekerja di perawatan lansia, sebagai perawat, dan di supermarket besar dapat memperpanjang jam kerja apabila diizinkan.

Seorang mahasiswa di Sydney, Suvash Pokharel, mengatakan, dia belum bisa mendapatkan pekerjaan setelah diberhentikan pada Maret lalu.

"Saya datang ke Australia karena di sini memungkinkan untuk bekerja dan bersekolah. Saya sangat khawatir terhadap masa depan saya, namun saya juga tidak bisa segera kembali ke Nepal," kata Pokharel.

Baca juga: Wishnutama Tertarik Ide Garap MICE Online Usai Virus Corona, Apa Tanggapan Industri MICE?

Sementara itu, senator partai politik Australian Greens, Mehreen Faruqi, mengkritisi pemerintah.

Menurutnya, mereka telah melepaskan pelajar internasional pada risiko kemiskinan dan tunawisma selama pandemi berlangsung.

"Ratusan pelajar internasional telah menghubungi saya beberapa hari terakhir untuk menceritakan kisah mereka. Cerita tidak adanya pekerjaan, tekanan keuangan, dan situasi hidup yang genting,” kata Faruqi melalui sebuah pernyataan.

"Sekarang pemerintah sudah mengonfirmasi bahwa mereka tidak akan mengulurkan bantuan untuk menunjang ratusan dari ribuan pelajar yang kita sambut ke negara kita, serta uang dan pekerjaan yang kita semua dapatkan manfaatnya," tambahnya.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Sumber SCMP
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Air di Venesia Mendadak Berubah Warna Jadi Hijau Neon

Air di Venesia Mendadak Berubah Warna Jadi Hijau Neon

Travel Update
Garuda Indonesia Akan Luncurkan Pesawat Pikachu dari Pokemon

Garuda Indonesia Akan Luncurkan Pesawat Pikachu dari Pokemon

Travel Update
5 Tips Berkunjung ke Krakatau Park Lampung, Bisa Dapat Diskon Tiket 

5 Tips Berkunjung ke Krakatau Park Lampung, Bisa Dapat Diskon Tiket 

Jalan Jalan
Melihat Koleksi Museum Multatuli, Ada Buku Asli 'Max Havelaar'

Melihat Koleksi Museum Multatuli, Ada Buku Asli "Max Havelaar"

Jalan Jalan
Kursi Kereta Ekonomi Tak Lagi Tegak, Kapan Bisa Dicoba Penumpang?

Kursi Kereta Ekonomi Tak Lagi Tegak, Kapan Bisa Dicoba Penumpang?

Travel Update
Tak Cuma Baca Buku, Ini 5 Aktivitas Seru di Perpustakaan Nasional

Tak Cuma Baca Buku, Ini 5 Aktivitas Seru di Perpustakaan Nasional

Jalan Jalan
Embun Upas Muncul di Gunung Bromo, Suhu Capai 5 Derajat Celsius

Embun Upas Muncul di Gunung Bromo, Suhu Capai 5 Derajat Celsius

Travel Update
Video Viral Singa di Faunaland Ancol Tampak Sakit, Ini Kata Pengelola

Video Viral Singa di Faunaland Ancol Tampak Sakit, Ini Kata Pengelola

Travel Update
DAMRI Operasikan 178 Armada untuk Layani 157.000 Calon Jemaah Haji

DAMRI Operasikan 178 Armada untuk Layani 157.000 Calon Jemaah Haji

Travel Update
Apakah Paspor Biasa Bisa Digunakan untuk Umrah dan Haji?

Apakah Paspor Biasa Bisa Digunakan untuk Umrah dan Haji?

Travel Tips
5 Aktivitas di Krakatau Park Lampung, Bisa Main dan Belajar

5 Aktivitas di Krakatau Park Lampung, Bisa Main dan Belajar

Jalan Jalan
Pameran Seni Karakter Hantu Akan Digelar mulai 15 Juni di Jakarta

Pameran Seni Karakter Hantu Akan Digelar mulai 15 Juni di Jakarta

Travel Update
Indonesia Akan Usulkan Geopark Kebumen dan Geopark Meratus ke UNESCO

Indonesia Akan Usulkan Geopark Kebumen dan Geopark Meratus ke UNESCO

Travel Update
Pengalaman Naik ke Lantai 24 Perpusnas, Perpustakaan Tertinggi di Dunia

Pengalaman Naik ke Lantai 24 Perpusnas, Perpustakaan Tertinggi di Dunia

Hotel Story
Asiana Airline Tak Lagi Jual Kursi Dekat Pintu Darurat supaya Tidak Dibuka Sembarangan

Asiana Airline Tak Lagi Jual Kursi Dekat Pintu Darurat supaya Tidak Dibuka Sembarangan

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+