JAKARTA, KOMPAS.com - Hidangan yang digemari masyarakat Korea Selatan ini berasal dari kriris pangan yang diakibatkan perang Korea.
Budae jjigae lahir dari tangan masyakarat Korea Selatan saat itu yang memunguti makanan sisa dari tentara Amerika.
Baca juga: Selain Ramdon di Film Parasite, Ini 5 Makanan Campur ala Korea
Digambarkan sebagai "lelucon kuliner dan simbol ikon imperialisme A.S." oleh sosiolog Grace M. Cho, budae jjigae memiliki arti 'sup pangkalan militer'.
Sebab isinya adalah makanan dari tentara Amerika yang berlebihan, lalu dipungut oleh warga Korea Selatan.
Dilansir dari Atlas Obscura, selama Perang Korea, warga berjuang melewati masa kelangkaan makanan. Bahkan toko jarang menjual daging.
Berada di sebelah utara ibu kota Korea Selatan, Seoul, terdapat pangkalan militer A.S. yang dipenuhi dengan banyak makanan Amerika. Seperti daging kaleng dan ham.
Mereka berbondong-bondong membeli sisa makanan tersebut bahkan tidak sedikit yang menggali tempat sampah dan menemukan makanan sisa yang sudah tercampur dengan puntung rokok maupun potongan sampah lain.
Dari makanan sisa itu mereka menambahkan kimchi, bawang putih, sayuran, sambal, dan mi instan khas Korea. Lalu dicampur dengan kacang kaleng, keju olahan, Spam, hotdog, dan ham.
Baca juga: Daftar 10 Mi Instan Korea Paling Enak, Cocok Jadi Oleh-oleh
Sup yang dihasilkan ternyata menjadi sajian yang layak makan. Hidangan ini terdiri dari campuran daging pedas, keju, dan sayuran yang gurih.
Makanan ini secara tidak sengaja merupakan makanan yang mencampurkan cita rasa Amerika Serikat dan Korea Selatan.
Bagaimana tidak, dalam panci budae jjigae terdapat keju, spam serta gochujang yang masak dan dihidangkan bersamaan.
Para warga yang selamat dan yang kelaparan akhirnya banyak yang mengembangkan cita rasa dari budae jjigae. Sajian ini pun terkenal di Negeri Gingseng.
Baca juga: Pengalaman Tour Leader Indonesia di Tengah Kebiasaan Orang Jepang, China, Korea Pakai Masker
Melihat hidangan ini naik daun pemerintah Korea Selatan memilih untuk mengesahkan undang-undang impor yang mencegah orang Korea membeli produk-produk Amerika.
Sementara spam, salah satu bahan budae jjigae merupakan merek daging babi kalengan dari Amerika Serikat.
Sebab dilarang oleh pemerintah menggunakan produk impor, hal ini mendorong terciptanya pasar gelap untuk hidangan itu.
Toko eceran untuk tentara Amerika yang ditempatkan di Korea, dikenal sebagai "pos pertukaran".
Toko itu menjadi situs untuk perdagangan ilegal, difasilitasi oleh wanita Korea yang terlibat dengan tentara Amerika.
Spam tidak menjadi legal di Korea Selatan, sampai perusahaan Korea mulai memproduksinya sendiri pada 1980-an.
Sampai perang selesai masyarakat tetap dan terus menyajikan hidangan ini. Ketika larangan produk Amerika dicabut, budae jjigae berevolusi menjadi makanan yang populer dan bukan sebagai alat untuk bertahan hidup lagi.
Sekarang sudah umum ditemukan di restoran Korea Selatan, terutama di lingkungan kampus.
Spam menjadi primadona di hidangan yang berbumbu gochujang yang pedas dan disajikan dalam panci besar.
Kini, budae jjigae menjadi sangat populer. Baik sebagai sajian di rumah maupun restoran.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.