Selain The Mulia Bali, hotel lain yang juga menawarkan voucer pre-paid ini adalah The Jayakarta SP Jakarta.
General Manager The Jayakarta, Rahadian Firmansyah mengatakan bahwa mereka merilis promo seperti ini karena hotel jadi salah satu industri yang paling terdampak corona.
“Sesuai dengan penjelasan dari pakar ekonomi, dibutuhkan waktu kurang lebih hingga dua tahun untuk pemulihan, "jelas Firman pada Kompas.com, Rabu (15/4/2020).
"Sehingga kita mengambil kebijakan yang sesuai, yaitu harga harus bersaing dan memberikan waktu hingga dua tahun untuk validitas (voucer),” lanjutnya.
Promo voucer yang dirilis sejak 1 April 2020 lalu bisa kamu beli hingga 30 Juni 2020 mendatang. Validitas voucer ini akan berlaku selama dua tahun ke depan, yakni 30 Desember 2022.
Harga voucer ini adalah Rp 400.000 nett per kamar per malam. Kamu juga akan mendapatkan diskon hingga 20 persen untuk makanan dan minuman.
Tamu yang membeli voucer ini akan mendapatkan kamar tipe Deluxe, yang biasanya memiliki tarif sekitar Rp 1,2 juta ++ per malam.
“Ada reaksi positif pastinya. Tapi pemesanan sejauh ini kebanyakan untuk periode menginap di akhir tahun 2020 dan pertengahan tahun 2021,” tutur Firman.
Untuk kamu yang ingin melakukan pemesanan voucer pre-paid dari The Jayakarta ini, bisa menghubungi nomor +62 816 339 126.
Baca juga: 1.266 Hotel Tutup karena Corona, Ini Usulan Asosiasi untuk Pemerintah
Kebijakan pre-paid voucer ini menurut Sekretaris Jenderal Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Maulana Yusran memang jadi salah satu strategi marketing hotel untuk tetap bertahan dalam menghadapi pandemi corona ini.
“Itu jadi bagian dari strategi mereka untuk tetap running the business, "ujar Maulana pada Kompas.com, Rabu (15/4/2020).
"Itu voucer (pre-paid) yang ditawarkan pasti jauh lebih murah dan masa berlakunya juga cukup panjang di mana kita menganggap waktu tersebut masa pandemi sudah berakhir,” lanjutnya.
Menurut Maulana, tujuan utama dari strategi ini adalah untuk menghasilkan cashflow pada hotel agar setidaknya mereka bisa menutupi operational cost yang sekarang. Apalagi jika opertional cost iterlampau besar dari revenue yang mereka dapatkan.
“Upayanya supaya ada cashflow. Terus cashflow ini kan banyak rangkaiannya. Termasuk operational cost dan buat gaji karyawan juga, " Kata Maulana.
"Tentu kita selalu berpikir bagaimana bisa membantu karyawan dengan berbagai macam cara. Pertama tentu saja untuk menutupi operational cost. Kalau sudah tertutupi dan ada lebih, pasti masuk untuk gaji karyawan,” lanjutnya.