Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bikin Terenyuh, Begini Sepinya Pesawat yang Tetap Terbang meski Penumpang Sedikit

Kompas.com - 22/04/2020, 17:09 WIB
Nabilla Ramadhian,
Yuharrani Aisyah

Tim Redaksi

Sumber Insider

KOMPAS.com – Seorang awak pesawat Alaska Airlines bernama Molly Choma mendokumentasikan sepinya kabin pesawat di tengah pandemi corona (Covid-19).

Choma merupakan salah satu dari awak kabin pesawat yang masih bekerja. Pesawat Choma yang hampir kosong tersebut hanya membawa para tenaga medis ke rumah sakit dan anggota keluarga ke orang yang mereka cintai.

Baca juga: Kisah Satu-satunya Penumpang di Pesawat yang Akhirnya Dipindahkan ke First Class

Mengutip Insider, Selasa (21/4/2020), virus corona secara drastis telah mengurangi penerbangan.

Di Amerika Serikat (AS), menurut APM Research Lab, pelancong yang disaring oleh Transportation Security Administration (TSA) telah menurun lebih dari 96 persen.

Sementara di seluruh dunia, diperkirakan terdapat 40 persen lebih sedikit penerbangan pada akhir Maret 2020 dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 

PDX - SEA. Who is still flying? This is a story from my sweet friend, Deb. “You couldn’t help but notice them as they boarded the nearly empty aircraft. They both looked as though there was years of hard living under those skins, and they were carrying a heavy load between them. They were assigned two seats near the rear of the aircraft. One of them was carrying his acoustic guitar case, trying to navigate the aisle while he also juggled his backpack and other bags. I could see he was struggling a bit, so I offered to carry the guitar case for him, with the stipulation that, if we were delayed, he would serenade us with a live concert. “Only if you like Led Zeppelin!” was his quick response, which brought a smile to my face after his quick wink. They seemed grateful to be able to settle into their seats. These two genuinely likeable brothers were characters - one headed home to Seattle, the other one on his first leg before catching the redeye home to Florida. All of a sudden, they started praising Alaska Airlines and our flight crews. They both had flown into Portland on a moment’s notice to bid their final farewell to their mom, whose health was declining rapidly. With the burden of one of heaviest of deeds in life behind them, it was time for them to head back home. They were grateful to be able to fly.. and they praised our crew for all of our love and support. This is why we are still flying.” . . . . . ?? #theessentials #iamalaska #thesecretlifeofvirgins . . . . . . #aviation #stayhome #covid19 #selfportrait #portrait #flightattendant #crew #crewlife #avgeeks #photooftheday #instagood #safetyfirst #lulyyang #alaskaair #alaska #postthepeople #photographer #chasinglight #justgoshoot #coronavirus #sonyalpha #sonyalphafemale

A post shared by molly choma (@mollychoma) on Apr 9, 2020 at 4:55pm PDT

Choma membawa kamera Nikon milik ibunya ke bandara 11 tahun lalu. Kini, awak pesawat berusia 33 tahun tersebut juga bekerja sebagai fotografer. Dalam waktu senggangnya, Choma mengambil foto rekan kerjanya.

Awak pesawat Alaska Airlines tersebut percaya bahwa foto-foto yang dia ambil selama pandemi akan membantu menciptakan arsip mengenai seperti apa kehidupan yang dialami dirinya dan rekan kerjanya.

“Pola ketahanan manusia luar biasa. Namun sangat penting untuk memiliki waktu-waktu seperti ini dalam sebuah catatan,” kata Choma kepada Insider.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 

LAS - SEA. 22 passengers. It wasn’t long ago that this was the only mask we were worried about. After this flight, @mallorymarie92 went on to work SEA-KTN with 7 passengers and wrote these beautiful words about her experience: “A lot of people have been wondering why we are still flying, and I would be lying if I were to say I haven’t questioned that a couple of times.. Last night I flew from Seattle to Ketchikan. We may have only transported 7 people, but in the cargo we had tons of supplies necessary for this small town to survive. Groceries, medical supplies and normal every day necessities. We are transporting nurses and doctors to where they need to be to help fight this virus. This is a weird time for everyone. The empty planes and airports are eerie. I worry every time I step onto a plane if this could possibly be my last flight before I am furloughed, but we are clinging on to every little bit of hope there is. I’m having more in depth and meaningful conversations with every crew I work with and I’m not taking for granted the fact that I am still able to come to work every day and do what I love to do. Even if that means doing the safety demo for one passenger ♥? Thanks @mollychoma for documenting this weird time so beautifully for all of us to remember. ♥? If you’re home, stay home, and wash your damn hands ♥?” . . . . . #theessentials #iamalaska #thesecretlifeofvirgins . . . . #alaskaairlines #aviation #alaskaair #avgeek #postthepeople #portrait #sonyalpha #sonyalphafemale #stayhome #photooftheday #instagood #postthepeople #flight #flightattendant #crew #crewlife #travelgram #id90 #emptyplane #stayingsafe @lulyyangcouture

A post shared by molly choma (@mollychoma) on Apr 1, 2020 at 12:59am PDT

“Dan sangat penting untuk menjadi lebih menghargai saat pada akhirnya ekonomi kembali pulih,” imbuhnya.

Saat Choma menggambarkan penerbangannya baru-baru ini, kata-kata seperti “berat”, “surealis”, dan “terbebani” kerap diucapkan.

Penerbangan rata-rata Choma memiliki 8 – 12 orang. Penumpangnya sering kali adalah tenaga medis, atau mereka yang terbang untuk mengucapkan selamat tinggal kepada orang yang dicintai.

Walaupun Choma hanya mengambil foto para awak kabin, dia menuturkan bahwa dia mencoba untuk menangkap perasaan para penumpang melalui foto-foto tersebut.

“Saya mencoba untuk memproses apa yang sedang terjadi. Namun melakukannya dengan cara yang akan memberikan suara bagi pesawat-pesawat kosong ini,” tutur Choma.

Kendati pesawat mungkin lebih kosong, namun Choma menjelaskan bahwa suasanya terasa lebih berat.

“Selalu ada pelancong esensial di pesawat. Namun mereka selalu tertutupi oleh pelancong bisnis dan liburan,” kata Choma.

Namun saat sekarang pelancong non-esensial menghilang, penerbangan memiliki rasa yang berbeda. Rasa kebosanan dan kelelahan tersampaikan melalui foto-foto Choma.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 

DCA - SFO. 17 passengers. This was my last scheduled flight as the remainder of my April schedule is TBD. It’s been 11 years since I’ve been in reserve but that’s ok, I’m grateful to have a job. Last week someone asked me what I do on these no-service empty flights. I spend some time sitting in the back and minding my own business. I spend other time washing my hands and managing PPE. Sometimes I just sit, looking out a window and sifting through all the possible outcomes of this strange, strange time. Certainly, I’m more grateful for my work family than I’ve ever been before. You guys are the best and I don’t know what I’d do without you. . . . . . ?? #theessentials #iamalaska #thesecretlifeofvirgins #vxforever . . . . . . #aviation #stayhome #covid19 #selfportrait #portrait #flightattendant #crew #crewlife #avgeeks #photooftheday #instagood #safetyfirst #lulyyang #alaskaair #alaska #postthepeople #photographer #chasinglight #justgoshoot #coronavirus #sonyalpha #sonyalphafemale

A post shared by molly choma (@mollychoma) on Apr 11, 2020 at 8:56pm PDT

Sebelumnya, Choma hampir setiap hari selalu berada di pesawat pada bulan Maret. Namun kini dia dalam keadaan siaga (standby) sementara sebagian besar jadwal penerbangannya dibatalkan.

“Keputusan saya untuk tetap bekerja hanyalah didasarkan pada orang-orang yang saya lihat tengah melakukan penerbangan,” kata Choma.

Interaksinya dengan penumpang dan kebutuhan mereka untuk pergi dari satu tempat ke tempat lain telah membantunya dalam memahami peran penting penerbangan.

“Walaupun sudah tidak ada banyak penerbangan lagi, namun beberapa penerbangan yang masih tersisa sangat penting bagi mereka yang bisa dan ingin terus bekerja,” ujar Choma.

Dahulu, ibu Choma merupakan awak pesawat. Sejak kecil, Choma sadar akan bahaya yang ada saat berada dan bekerja dalam pesawat.

Choma mengatakan bahwa dia telah menerima risiko tersebut.

“Saya lebih muda, sehat, dan tidak punya anak. Saya tidak memiliki keluarga atau siapa pun yang bergantung secara finansial pada saya,” tuturnya.

Oleh karena itu, dia memilih untuk terus terbang. Namun dia menambahkan bahwa terdapat kewaspadaan yang lebih tinggi akan bahaya.

“Namun bagian dari pekerjaan saya adalah untuk selalu waspada setiap saat,” katanya.

Teman-teman Choma mendorongnya untuk mulai mengambil foto penerbangan lagi. Sebelumnya, dia mendokumentasikan Virgin Airlines saat perusahaan tersebut bergabung dengan Alaska Airlines.

Foto-foto Choma membantu mepertahankan sejarah Virgin Airlines.

“Itu merupakan pertama kalinya di maskapai penerbangan dimana saya mencoba untuk mencari tahu bagaimana perasaan saya akan sesuatu. Itu sangat membantu untuk memprosesnya melalui fotografi,” kata Choma.

Saat berbincang dengan temannya mengenai virus corona dan dampaknya terhadap penerbangan, Choma berpikir bahwa fotografi dapat membantunya memproses situasi tersebut.

Setelah berbincang dengan rekan kerjanya, banyak dari mereka yang ingin membantunya menciptakan pandangan tersebut.

Selama waktu senggang sebelum, saat, atau sesudah penerbangan, Choma mengeluarkan kameranya dan memotret rekannya yang setuju untuk difoto. Dia tidak pernah memotret penumpang.

Choma mengatakan bahwa dia sering mencoba untuk menciptakan kembali adegan di mana dia melihat para awak kabin bekerja.

Di media sosial dan di berita, terdapat kisah-kisah menyenangkan yang menjadi viral seputar bagaimana para awak kabin menangani situasi virus corona.

Walaupun Choma mengakui bahwa video-video menyenangkan tersebut penting, tetapi dia juga ingin menunjukkan sisi yang lebih berat dan lebih sulit.

Salah satu hasil dari situasi saat ini adalah terciptanya jaringan dukungan yang lebih kuat seperti grup Facebook baru, utas pesan singkat, dan percakapan untuk saling mendukung.

Choma menggambarkan industri penerbangan sebagai satu keluarga besar yang saat ini menjadi terlihat dengan jelas.

“Ini semacam membuka gerbang komunikasi,” tutur Choma.

Fotografi memungkinkan rekan kerjanya untuk beristirahat. Dengan mengalihkan fokus mereka pada sebuah foto atau menciptakan kembali adegan, hal tersebut membantu mereka berhenti memikirkan keadaan yang belum pasti.

Sementara ribuan awak pesawat telah berhenti terbang, foto-foto Choma memberi gambaran secara sekilas akan gambaran pekerjaan tersebut saat ini.

“Saya sedang berkomunikasi dengan rekan kerja saya mengenai bagaimana rasanya di sini, dan mungkin juga menegaskan bahwa mereka telah membuat pilihan yang tepat,” kata Choma.

Sementara penerbangan penuh sebelumnya terasa sangat sibuk, namun itulah yang dirindukan oleh Choma dan sebagian besar rekan kerjanya.

“Saya hanya memikirkan bagaimana untuk berada di sana untuk orang-orang saat kamu tidak punya apa-apa untuk diberikan kecuali mengarahkan mereka dari titik A ke B,” kata Choma.

Dia berharap bahwa penumpangnya dapat merasakan kedamaian saat naik ke pesawat. Jika mereka lelah, Choma mendorong mereka untuk tidur. Jika mereka diam, dia memastikan untuk tetap diam.

Choma mengatakan bahwa dia dapat merasakan beban emosional yang dibawa oleh para penumpang ke dalam pesawat.

“Mungkin saya bisa membawa sedikit beban tersebut untuk mereka,” kata Choma.

Dia mengatakan bahwa setiap pekerjaan dan setiap pekerja sedang melalui sesuatu yang tidak pernah dilalui sebelumnya.

Dunia akan terlihat berbeda setelah ini. Namun, Choma percaya bahwa orang-orang akan terus terbang.

“Saya bersemangat untuk hari ketika sudah aman untuk melakukan penerbangan,” tuturnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Travel Update
Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Travel Update
Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Travel Update
4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

Jalan Jalan
3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

Hotel Story
Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Jalan Jalan
Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Jalan Jalan
Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Travel Tips
4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

Jalan Jalan
Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Jalan Jalan
Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Jalan Jalan
Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Travel Tips
8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

Travel Tips
Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Travel Update
8 Tips Hindari Barang Bawaan Tertinggal, Gunakan Label yang Mencolok

8 Tips Hindari Barang Bawaan Tertinggal, Gunakan Label yang Mencolok

Travel Tips
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com