Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Masjid Kobe, Masjid Pertama dan Tertua di Jepang yang Selamat dari Perang Dunia II

Kompas.com - 29/04/2020, 03:07 WIB
Nabilla Ramadhian,
Silvita Agmasari

Tim Redaksi

KOMPAS.comMasjid Kobe, juga disebut dengan Masjid Muslim Kobe, merupakan masjid pertama dan tertua di Jepang yang dibangun pada 1935.

Mengutip Japan Travel, masjid tersebut berlokasi di Nakayamate Dori di Chuo-ku. Tepatnya 10 menit perjalanan dari stasiun Motomachi, Kobe, Jepang.

Masjid tersebut dibangun melalui donasi yang dikumpulkan oleh Islamic Committee of Kobe dari tahun 1928 hingga 1935.

Baca juga: Yuk, Virtual Traveling ke 4 Masjid dengan Akulturasi Budaya di Jawa

Menurut The Sun, Donasi tersebut berasal dari para muslim India, Tatar, dan Turki yang tinggal di sekitarnya.

Walaupun bangunan tersebut sempat disita oleh Angkatan Laut Kekaisaran Jepang pada 1943, tetapi Masjid Kobe masih berfungsi sebagai tempat beribadah hingga kini.

Gaya arsitektur Masjid Kobe

Gaya arsitektur masjid pertama dan tertua di Jepang tersebut terbilang cukup unik. Masjid Kobe dibangun dengan gaya tradisional India oleh arsitek asal Ceko bernama Jan Josef Svagr.

Dia juga dikenal karena membangun beberapa bangunan keagamaan lain di Jepang.

Bagian luar masjid tersebut mungkin akan mengingatkanmu pada menara masjid (minaret) tua dan tradisional.

Baca juga: Menyusuri Sejarah Islam di Taiwan lewat Masjid Agung Taipei

Ilustrasi Masjid Kobe di Jepang.SHUTTERSTOCK Ilustrasi Masjid Kobe di Jepang.

Sementara bagian dalam masjid pun tidak kalah indahnya. Kamu akan dikelilingi oleh dinding marmer putih dan lukisan-lukisan emas.

Masjid Kobe merupakan masjid tiga tingkat yang dibangun dengan cara asitektur yang terdiri dari bagian dasar, poros, dan sebuah galeri.

Baca juga: Menengok Masjid Shah Cheragh di Iran yang Jadi Tempat Produksi Masker Virus Corona

Bagian dasar masjid tersebut digunakan sebagai ruang salat pria di lantai pertama. Sementara poros bangunan adalah lantai dua yang digunakan untuk ruang sholat perempuan.

Untuk galeri sendiri biasa digunakan sebagai tempat muazin (orang yang menyuarakan azan) untuk mengumandangkan azan (panggilan beribadah).

Dijadikan sebagai tempat berlindung selama Perang Dunia II

Selama Perang Dunia II Kota Kobe sempat dibom. Akan tetapi, masjid masih tetap berdiri tegak. Sementara bangunan-bangunan di sekitarnya benar-benar hancur.

Ilustrasi bagian dalam Masjid Kobe di Jepang.SHUTTERSTOCK Ilustrasi bagian dalam Masjid Kobe di Jepang.

Masjid tersebut hanya memiliki beberapa retakan di di dinding bagian luar dan kaca jendela yang pecah.

Struktur dan ruang bawah tanah Masjid Kobe membuat bangunan tersebut selamat dari serangan utama yang menghancurkan kota tersebut pada 1945.

Masjid Kobe juga terkenal sebagai tempat berlindung selama perang. Konon, tentara yang berada di ruang bawah tanah masjid adalah mereka yang selamat dari peristiwa pemboman.

Baca juga: Sejarah Masjid Istiqlal, Masjid Terbesar di Asia Tenggara

Masjid tersebut kemudian digunakan sebagai tempat pengungsian bagi para korban perang.

Selama gempa bumi Great Hanshin pada 1995 yang tercatat sebagai salah satu gempa bumi terdahsyat di Jepang, Kobe hancur kembali.

Kendati gempa bumi tersebut menyebabkan kerusakan yang besar pada Kobe, namun Masjid Kobe masih berdiri tegak hingga saat ini.

Masjid ini samai sekarang masih dibuka untuk umum dan menjadi destinasi wisata halal unggulan di Jepang. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Serunya Wisata Kolam Renang di Balong Geulis Sumedang

Serunya Wisata Kolam Renang di Balong Geulis Sumedang

Jalan Jalan
Nekat Sulut 'Flare' atau Kembang Api di Gunung Andong, Ini Sanksinya

Nekat Sulut "Flare" atau Kembang Api di Gunung Andong, Ini Sanksinya

Travel Update
Dua Bandara di Jateng Tak Lagi Berstatus Internasional, Kunjungan Wisata Tidak Terpengaruh

Dua Bandara di Jateng Tak Lagi Berstatus Internasional, Kunjungan Wisata Tidak Terpengaruh

Travel Update
Batal Liburan, Bisa Refund 100 Persen dari Tiket.com

Batal Liburan, Bisa Refund 100 Persen dari Tiket.com

Travel Update
Emirates Ajak Terbang Anak-anak Autisme, Wujud Layanan kepada Orang Berkebutuhan Khusus

Emirates Ajak Terbang Anak-anak Autisme, Wujud Layanan kepada Orang Berkebutuhan Khusus

Travel Update
Harga Tiket Masuk Terbaru di Scientia Square Park Tangerang

Harga Tiket Masuk Terbaru di Scientia Square Park Tangerang

Jalan Jalan
Ada 16 Aktivitas Seru di Scientia Square Park untuk Anak-anak

Ada 16 Aktivitas Seru di Scientia Square Park untuk Anak-anak

Jalan Jalan
Sungailiat Triathlon 2024 Diikuti 195 Peserta, Renang Tertunda dan 7 Peserta Sempat Dievakuasi

Sungailiat Triathlon 2024 Diikuti 195 Peserta, Renang Tertunda dan 7 Peserta Sempat Dievakuasi

Travel Update
Cara Akses Menuju ke Pendopo Ciherang Sentul

Cara Akses Menuju ke Pendopo Ciherang Sentul

Jalan Jalan
YIA Bandara Internasional Satu-satunya di Jateng-DIY, Diharapkan Ada Rute ke Bangkok

YIA Bandara Internasional Satu-satunya di Jateng-DIY, Diharapkan Ada Rute ke Bangkok

Travel Update
Harga Tiket Masuk dan Menginap di Pendopo Ciherang Sentul Bogor

Harga Tiket Masuk dan Menginap di Pendopo Ciherang Sentul Bogor

Jalan Jalan
Pendopo Ciherang, Restoran Tepi Sungai dengan Penginapan

Pendopo Ciherang, Restoran Tepi Sungai dengan Penginapan

Jalan Jalan
Cara Urus Visa Turis ke Arab Saudi, Lengkapi Syaratnya

Cara Urus Visa Turis ke Arab Saudi, Lengkapi Syaratnya

Travel Update
Pendaki Penyulut 'Flare' di Gunung Andong Terancam Di-'blacklist' Seumur Hidup

Pendaki Penyulut "Flare" di Gunung Andong Terancam Di-"blacklist" Seumur Hidup

Travel Update
10 Tempat Wisata Indoor di Jakarta, Cocok Dikunjungi Saat Cuaca Panas

10 Tempat Wisata Indoor di Jakarta, Cocok Dikunjungi Saat Cuaca Panas

Jalan Jalan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com